Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bumi Pernah Dilanda Hujan Selama 2 Juta Tahun, Kok Bisa?

ilustrasi hujan (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Carnian Pluvial Event terjadi sekitar 232 juta tahun lalu, dengan hujan terus-menerus selama 1-2 juta tahun.
  • Perubahan iklim besar-besaran di era superkontinen Pangea memicu hujan deras yang mengubah ekosistem secara drastis.
  • Letusan besar gunung berapi di Wrangellia Large Igneous Province menjadi penyebab utama hujan berkepanjangan, memicu pemanasan global.

Kita hidup di era di mana cuaca seringkali tidak menentu. Hujan deras, kemarau panjang, atau bahkan badai ekstrem menjadi hal yang biasa kita alami. Namun, tahukah kamu bahwa pernah ada masa di mana cuaca ekstrem berlangsung jauh lebih lama dan lebih parah?

Sekitar 232 juta tahun lalu, Bumi mengalami periode hujan yang sangat panjang, mencapai jutaan tahun lamanya. Fenomena ini dikenal sebagai Carnian Pluvial Event. Nah, apa yang menyebabkan peristiwa ini terjadi? Maka dari itu, yuk kita bahas!

1. Hujan tersebut disebabkan oleh Carnian Pluvial Event

ilustrasi hujan (unsplash.com/Eutah Mizushima)

Carnian Pluvial Event adalah periode sekitar 232 juta tahun lalu ketika Bumi mengalami hujan terus-menerus selama 1 hingga 2 juta tahun. Dilansir Earth.com, bukti fenomena ini ditemukan melalui lapisan sedimen unik di batuan kuno di berbagai belahan dunia​.

Fenomena ini terjadi di era superkontinen Pangea, di mana wilayah daratan Bumi sangat luas. Pada masa itu, perubahan iklim besar-besaran memicu hujan deras yang mengubah ekosistem secara drastis.

2. Apa penyebabnya?

ilustrasi gunung berapi yang meletus (unsplash.com/Yosh Ginsu)

Dilansir IFL Science, penyebab utama dari hujan berkepanjangan ini adalah letusan besar gunung berapi di Wrangellia Large Igneous Province, yang membentang dari Alaska hingga British Columbia. Letusan ini melepaskan gas rumah kaca seperti karbon dioksida ke atmosfer, dan memicu pemanasan global.

Menurut penelitian oleh Jacopo Dal Corso, pemanasan ini menyebabkan lautan memanas hingga suhu seperti 'sup panas,' meningkatkan penguapan air yang akhirnya berubah menjadi hujan deras​. Kondisi geografis Pangea yang luas juga memperparah fenomena ini. Udara lembap dari laut mudah masuk ke daratan, menciptakan hujan monsun berintensitas tinggi.

3. Menimbulkan dampak ekologis yang cukup besar

ilustrasi hujan (unsplash.com/Liv Bruce)

Meskipun hujan ini terdengar menenangkan, dampak yang ditimbulkan tidak seindah yang dibayangkan. Menurut Journal of the Geological Society, banyak spesies tanaman dan hewan punah akibat curah hujan tinggi, yang menyebabkan erosi tanah, pengasaman laut, dan anoksia (kekurangan oksigen) di lautan​.

Namun, di balik kehancuran ini, muncul peluang bagi spesies baru untuk berkembang. Para ilmuwan percaya bahwa hujan panjang ini menjadi momen penting yang membuka jalan bagi dominasi dinosaurus dan munculnya berbagai spesies hewan lainnya.

4. Hujan ini malah menguntungkan dinosaurus

ilustrasi dinosaurus (commons.wikimedia.org/Lance Vanlewen)

Di tengah kehancuran ekologis, dinosaurus justru menjadi pemenang besar. Central Oregon Daily menjelaskan bahwa peningkatan kelembapan menciptakan vegetasi yang melimpah, memberikan sumber makanan yang cukup untuk dinosaurus herbivora dan predator mereka.

Selain itu, ekosistem yang baru terbentuk setelah hujan panjang ini memberikan ruang bagi dinosaurus untuk menyebar ke seluruh Pangea dan menjadi spesies dominan selama lebih dari 165 juta tahun.

Sampai sini kita jadi tahu, bahwa peristiwa ini juga memberikan wawasan tentang dampak perubahan iklim ekstrem. Kita bisa belajar untuk lebih menjaga keseimbangan ekosistem agar tidak memicu perubahan besar yang bisa membahayakan kehidupan di masa depan.

Hujan selama 2 juta tahun mungkin sulit dibayangkan, tapi itulah salah satu bab luar biasa dalam sejarah Bumi. Dari kehancuran hingga kebangkitan dinosaurus, fenomena ini menunjukkan betapa dinamisnya kehidupan di planet kita.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us