Astana Imogiri peninggalan Sultan Agung (kebudayaan.jogjakota.go.id)
Memasuki tahun 1645, Sultan Agung mulai berfirasat akan ajalnya yang sudah tidak lagi lama. Ia pun mendirikan pusat pemakaman yang dikenal dengan Astana Imogiri untuk keluarga raja-raja Kasultanan Mataram yang diawali dari dirinya sendiri. Selain itu, Sultan Agung juga menulis serat Sastra Gending untuk pedoman hidup trah Kesultanan Mataram.
Dalam wasiatnya, Sultan Agung yang kemudian wafat pada 1645 digantikan oleh putranya dari Ratu Wetan yaitu Raden Mas Sayidin. Ia naik tahta dengan gelar Sultan Amangkurat Senapati ing Alaga Ngabdur Rahman Sayidin Panatagama atau Amangkurat I. Sayangnya, kerajaan di bawah pemerintahan Amangkurat I tidak berjalan mulus.
Itulah sekilas mengenai biografi Sultan Agung Hanyokrokusumo, sang penguasa Mataram Islam yang tegas dan tangguh. Perjuangan dan tekadnya dalam menjaga Tanah Air dari penjajahan patut menjadi inspirasi kawula muda, nih.