Benarkah Konsep Prasmanan Saat Pesta Pernikahan Dinilai Tak Sopan?

- Prasmanan atau standing party menjadi pilihan praktis dan hemat ruang untuk pesta pernikahan
- Tidak ada aturan tempat duduk, tamu bisa makan sambil berdiri dan mengambil menu sesuai keinginan
- Meskipun dianggap kurang sopan oleh tradisi lama, prasmanan tetap bisa dilakukan dengan sopan santun
Model prasmanan atau standing party saat ini menjadi hal yang lumrah untuk dipilih saat pesta pernikahan. Meski praktis dan hemat ruang, lantaran tidak perlu menyediakan kursi untuk seluruh undangan, namun menurut adat Jawa cara ini dinilai ora ilok, atau kurang pantas karena gak sopan. Bagaimana menyikapi hal ini?
1.Apa itu resepsi dengan model prasmanan?

Model resepsi tentang cara menghidangkan makanan dan minuman yang praktis. Setelah tamu mengucapkan selamat ke pengantin beserta orangtuanya, akan diarahkan ke meja hidangan. Gak harus menunggu aba-aba makan, undangan langsung ambil piring dan memilih menu sesuka hati.
Gak ada aturan tentang lokasi tempat duduk. Mau makan sambil berdiri pun boleh, Mengobrol dengan tamu lain juga boleh dilakukan.
Model seperti ini cocok buat resepsi dengan jumlah tamu undangan banyak. Ruangan gak sumpek dan arus tamu juga lancar. Serba fleksibel, itulah alasan prasmanan makin digemari sekarang ini.
2. Prasmanan jadi solusi praktis yang memudahkan

Tradisi ini bertolak belakang dengan etika yang diajarkan di masa lalu, yaitu makan sebaiknya duduk dan fokus menikmati. Bukan malah berdiri memegang piring sambil jalan ke sana kemari atau mengobrol.
Selain dinilai tak sopan, cara menghidangkan makanan seperti ini bisa membuat tamu kalap, dan semua menu dicoba. Kondisi itulah yang berbeda dengan tradisi para leluhur.
Beda zaman memang bisa beda cara pandang, yang dulunya dianggap kurang pantas dan gak sopan, sekarang jadi solusi praktis yang memudahkan.
3.Menyikapi perubahan zaman dengan bijak

<enurut HR. Sumarsono dalam bukunya Tata Upacara Pengantin Adat Jawa, pandangan-pandangan lama yang sudah gak relevan sebaiknya mulai disingkirkan. Gak berarti meninggalkan tradisi sepenuhnya, namun lebih menyesuaikan diri supaya tak dicap ketinggalan zaman.
Budaya prasmanan mungkin kurang sesuai dengan aturan etika di masa lalu, tapi bukan berarti gak punya tata krama. Nilai kesopanan masih bisa diterapkan, walau pola sekarang dibikin lebih fleksibel.
Misalnya, meski makan sambil berdiri tetapi tetap rapi, gak menyerobot antrian, berdiri gak menghalangi jalan, tidak mengunyah sambil mengobrol maupun tertawa. Sikap tetap dijaga sebagai bentuk hormat kepada tamu lainnya dan keluarga yang punya acara.
Ada lagi aturan yang mesti dilakukan, yaitu ambil makanan dan minuman secukupnya. dan nikmati dengan tenang, habiskan dulu yang ada di piringmu, kalau masih lapar barulah nambah. Jadi, gak buang-buang makanan.
Selama dilakukan dengan sopan santun, dan tahu diri saat menghadiri resepsi dengan model standing party, maka inti dari pesta pernikahan adalah tetap merayakan kebahagiaan.