Setiap 1 Syawal, Keraton Yogyakarta menjalankan tradisi Grebeg Syawal yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu, sebagai ungkapan syukur atas selesainya bulan Ramadan. Grebeg Syawal terdapat arak-arakan gunungan berisi hasil bumi sebagai lambang keberkahan dan kebersamaan.
Dikutip laman Museum Sonobudoyo Yogyakarta, tradisi ini dimulai setelah Salat Idulfitri. Sri Sultan dan keluarga mengawalinya dengan upacara di keraton, lalu mekakukan arak-arakan gunungan bersama prajurit.
Dengan semangat rame ing gawe, Sri Sultan, keluarga keraton serta prajurit keraton dan masyarakat terlibat dalam prosesinya. Bahkan, tak hanya warga lokal, wisatawan juga turut memeriahkan perayaan ini. Lantas apa maksud rame ing gawe di balik prosesi Grebeg Syawal?