TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perbedaan Kemantren, Kapanewon dan Kalurahan di Jogja, Sudah Tahu?

Tiga istilah ini cuma ditemukan di Jogja, lho!

ilustrasi tugu Jogja (pexels.com/FARIZ)

Intinya Sih...

  • Wilayah Yogyakarta menggunakan istilah kapanewon, kemantren, dan kalurahan sebagai pengganti kecamatan dan kelurahan.
  • Kemantren adalah istilah untuk kecamatan di Kota Yogyakarta dengan 14 wilayah, sedangkan kapanewon digunakan untuk kecamatan di empat kabupaten Daerah Istimewa Yogyakarta.
  • Kalurahan merupakan istilah untuk kelurahan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dipimpin oleh seorang Lurah dan memiliki tugas serta fungsi yang sama dengan kelurahan pada umumnya.

Begitu memasuki wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kamu gak akan menemukan istilah kecamatan dan kelurahan. Sebagai gantinya, nomenklatur pembagian wilayah di Jogja akan menggunakan istilah kapanewon, kemantren, dan kalurahan. 

Penyebutan ini mulai diterapkan sekitar tahun 2019 bertepatan dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2019 tentang Pedoman Kelembagaan Urusan Keistimewaan pada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Kalurahan. Tujuan perubahan ini adalah untuk menonjolkan keistimewaan Yogyakarta.

Untuk kamu yang penasaran, yuk simak sama-sama perbedaan kemantren, kapanewon dan kalurahan berikut!

1. Kemantren

ilustrasi pertemuan di Kemantren Wirobrajan (instagram.com/kemantren.wb)

Jika kamu memasuki Kota Yogyakarta, kamu gak akan menemukan istilah kecamatan. Sebagai gantinya, kecamatan disebut dengan nama kamantren di sini.

Kemantren merupakan istilah khusus yang digunakan untuk menyebut kecamatan yang ada di wilayah Kota Yogyakarta. Lembaga ini dipimpin oleh seorang pejabat yang disebut Mantri Pamong Praja. Mantri Pamong praja kedudukannya sama dengan Camat yang harus mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Walikota. 

Kota Yogyakarta sendiri memiliki 14 kemantren, yaitu:

  1. Kemantren Danurejan
  2. Kemantren Gedongtengen
  3. Kemantren Gondokusuman
  4. Kemantren Gondomanan
  5. Kemantren Jetis
  6. Kemantren Kotagede
  7. Kemantren Kraton
  8. Kemantren Mantrijeron
  9. Kemantren Mergangsan
  10. Kemantren Ngampilan
  11. Kemantren Pakualaman
  12. Kemantren Tegalrejo
  13. Kemantren Umbulharjo
  14. Kemantren Wirobrajan

Meskipun beda penyebutan, tugas dan fungsi umum kemantren sama dengan kecamatan pada umumnya, kok. Kemantren menjalankan fungsi koordinasi pemerintahan di wilayahnya, menjaga ketertiban, menjalankan perekonomian dan pembangunan serta memberikan pelayanan bagi kesejahteraan warga.

2. Kapanewon

ilustrasi pertemuan di Kapanewon Mlati (instagram.com/kapanewon_mlati)

Sama dengan di Kota Yogyakarta, penyebutan kecamatan di wilayah kabupaten juga istimewa, nih. Pada empat kabupaten yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, istilah kecamatan diganti dengan kapanewon.

Kabupaten Sleman terdiri dari 17 kapanewon, begitu juga dengan Kabupaten Bantul. Sementara Kabupaten Gunung Kidul memiliki 18 kapanewon dan Kabupaten Kulon Progo hanya terdiri dari 12 kapanewon saja.

Kapanewon dipimpin oleh seorang Panewu. Sedangkan sekretaris kecamatan disebut dengan Panewu Anom. Sama seperti kemantren, kapanewon juga memiliki tugas dan fungsi yang sama dengan kecamatan.

Baca Juga: Kenapa Jogja Disebut Daerah Istimewa? Ini Sejarahnya

3. Kalurahan

Kalurahan merupakan istilah istimewa untuk menyebut kelurahan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan tugas dan fungsinya masih sama dengan kelurahan pada umumnya, kok.

Kalurahan merupakan gabungan dari beberapa Dusun. Sedangkan pimpinan lembaga ini adalah seorang Lurah. Untuk jabatan sekertaris kelurahan selanjutnya disebut dengan Carik.

Yogyakarta memang istimewa, salah satu usaha untuk menonjolkan keistimewaan provinsi ini adalah penyebutan unik pembagian wilayah administasinya. Setelah menyimak ulasan di atas, harusnya Kamu gak bingung lagi dengan perbedaan kemantren, kapanewon dan kalurahan, ya!

Baca Juga: Kenapa di Jogja Tidak Boleh Keluar Malam? Begini Alasannya

Verified Writer

Anita Hadi Saputri

Freelance Writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya