Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Abdi Dalem Palawija, Berselimut Mitos dan Terkenal Setia pada Sultan

0071f09f-3897-4e3f-8870-8e365f536041.jpg
Potret Abdi Dalem Palawija (kratonjogja.id)
Intinya sih...
  • Abdi Dalem Palawija setia pada Sultan, meski kini jarang terlihat di Keraton Yogyakarta
  • Memiliki busana khusus dan tampil dalam momen penting Keraton Yogyakarta
  • Kerap disangkut pautkan dengan Pewayangan Punakawan, namun di masa kini sudah mulai jarang terlihat

Saat main ke Keraton Yogyakarta, adalah hal yang lumrah bisa bertemu dengan abdi dalem di sana. Ada banyak devisi sekaligus tugas yang dimiliki para kanca tersebut, tapi sayangnya kini tak semuanya masih eksis bekerja. Salah satunya adalah Abdi Dalem Palawija yang justru dikenal sebagai kesayangan Sultan.

Abdi Dalem Palawija memiliki hal unik dalam dirinya hingga dikelilingi berbagai mitos. Penasaran ingin tahu selengkapnya? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

1. Abdi dalem yang setia dan dekat dengan Sultan

images.jpeg
Potret Abdi Dalem Palawija (ullensentalu.com)

Abdi Dalem Palawija mungkin tak sering disebut dalam berita. Keberadaannya pun jarang terlihat di Keraton Yogyakarta, tapi abdi dalem inilah yang dulu dikenal sebagai yang paling setia kepada Sultan.

Abdi Dalem Palawija terdiri dari orang-orang yang memiliki kelainan pada anggota tubuhnya atau difabel. Misalnya albino, kerdil, pincang, bongkok, dan sebagainya.

Dulunya, mereka tinggal di Kampung Polowijan, yang tepatnya masih di dalam benteng Keraton Yogyakarta, di wilayah Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Keraton. Memang secara administratif kampung tersebut masih ada, tapi sudah tak ditempati oleh Abdi Dalem Palawija, melainkan sebagai perkampungan biasa dan berisi masyarakat pada umumnya.

2. Punya busana khusus saat tampil dalam momen penting Keraton Yogyakarta

0071f09f-3897-4e3f-8870-8e365f536041.jpg
Potret Abdi Dalem Palawija (kratonjogja.id)

Jangan bayangkan Abdi Dalem Palawija mengenakan lurik atau bebed. Sebab, mereka memang tak memakai busana seperti abdi dalem lainnya melainkan memakai kain sebagai penutup badan.

Misal untuk abdi dalem laki-laki akan mengenakan kain dari perut sampai kaki sehingga mereka bertelanjang dada dan mengenakan penutup kepala. Sedangkan abdi dalem perempuan memakai dua jenis kain yang mana pertama untuk menutup bagian atas badan atau kemben dan kain bawahan untuk menutupi kakinya.

Abdi Dalem Palawija biasanya akan hadir di momen-momen tertentu seperti jumenengan atau upacara penobatan raja dan upacara garebeg. Mereka bertugas membawa uba rampe atau perlengkapan upacara sekaligus menjadi pengiring.

Selain dipercaya sebagai sosok yang setia, banyak desas-desus yang mengatakan bahwa Abdi Dalem Palawija merupakan manusia yang sakti. Tak heran kalau di upacara-upacara penting, mereka yang berdiri sebagai garda terdepan.

3. Kerap disangkut pautkan dengan Pewayangan Punakawan

ilustrasi patung punakawan (pexels.com/Ditta Alfianto)
ilustrasi patung punakawan (pexels.com/Ditta Alfianto)

Dilansir laman ullensentalu.com, beberapa prasasti Jawa Kuno yang berasal dari abad XI-XIII, termasuk Prasasti Cane (1021), mencatat adanya beberapa orang dengan kelainan fisik. Sedangkan dalam Rama-Legenden und Rama-Reliefs in Indonesien (1925) karya WF Stutterheim mengklasifikasikan sejumlah orang berkelainan fisik sebagai bagian Abdi Dalem dan menyebutnya dengan hulun haji. Mereka tinggal dalam ruang lingkungan keraton dan kehidupannya bergantung pada gaji yang diambil dari perbendaharaan raja.

Tak jauh berbeda dengan tulisan Boechari yang berjudul Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti (1986), di mana disebutkan ciri orang-orang yang disebutkan sebelumnya, dan dikenal dengan nama kelompok rawanahasta.

Keberadaan abdi dalem ini pada masa lalu didukung dengan relief candi periode Singosari (abad XIII) dan periode Majapahit (abad XIV) di antaranya yaitu Candi Jago, Tegawangi, Kedaton, dan Surawana. Di sini, mereka digambarkan berperawakan pendek, gemuk, berkepala besar, dan mengenakan kain.

Hal ini yang menjadi dasar adanya sangkut paut antara Abdi Dalem Palawija dengan tokoh Punakawan. Ya, tokoh yang berisikan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong ini digambarkan dengan bentuk tubuh yang unik. Misal Semar dengan tubuh yang gempal, pendek, dan bulat. Atau Petruk yang tinggi kurus, beserta mata yang melebar.

Punakawan dalam cerita-cerita Jawa terkenal jenaka. Selain itu, mereka memiliki tugas yang tak jauh berbeda dengan Abdi Dalem Palawija, yaitu sebagai pendamping dan melayani tuannya. Meski begitu, apakah Punakawan terinspirasi dari abdi dalem ini masih perlu digali dengan lebih seksama.

4. Abdi Dalem Palawija di masa kini

GEREBEG MASJID GEDHE-12 (1).jpg
Potret Abdi Dalem Palawija (jogjaprov.go.id)

Sayangnya, Abdi Dalem Palawija di era sekarang sudah mulai jarang terlihat. Tugas-tugas mereka dulunya sudah tidak relevan di zaman sekarang sehingga sudah tidak sering muncul di ruang lingkup Keraton Yogyakarta.

Meski begitu, di beberapa kesempatan Abdi Dalem Palawija pernah tampil di depan khalayak. Misalnya saat Hajad Dalem Garebeg Sawal yang diselenggarakan pada Senin Pahing (31/3/2025) di mana Keraton Yogyakarta merevitalisasi kelompok-kelompok abdi dalem dan prajurit yang pernah eksis di zaman Sultan sebelumnya, termasuk Abdi Dalem Priyantaka dan Abdi Dalem Srati.

Menurut laman kratonjogja.id, revitalisasi kelompok abdi dalem dan prajurit tersebut dilakukan berdasar arsip Yogyakarta mulai tahun 1788 semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I maupun dari naskah-naskah dan pranatan semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, tahun 1930an.

Dihadirkannya kembali Abdi Dalem Palawija adalah bukti upaya bahwa Sultan adalah pengayom dari kelompok-kelompok masyarakat secara luas. Serta, Keraton Yogyakarta hadir sebagai institusi budaya yang mewadahi ruang inklusif bagi masyarakat difabel.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us