Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi proses pembuatan pupuk kompos (ksenvironmental.co.au)

Tutupnya TPA Piyungan di Bantul, DI Yogyakarta, untuk kesekian kalinya memang bikin panik sekaligus bingung. Menyoal bagaimana akhir dari sampah-sampah di rumah jelas perlu dipikirkan supaya tak berakhir menumpuk dan mendatangkan penyakit.

Salah satu solusi sederhana tapi bermanfaat yang bisa kamu lakukan dengan sampah rumah tangga adalah menjadikannya kompos. Tak main-main, setidaknya ada 7 manfaat mengompos di rumah yang akan kamu rasakan. Apa saja ya, kira-kira?

Apa itu pengomposan?

Pixabay.com/Skitterphoto

Sebelum membahas soal keuntungan dari membuat kompos di rumah, kamu perlu tahu dulu apa itu pengomposan. Nah, pengomposan adalah proses dekomposisi atau penguraian alami bahan organik. Bahan organik ini bisa didapat dari mana saja, lho, termasuk sampah di rumahmu.

Mulai dari potongan buah-buahan, sayuran, rumput, bahkan kertas, dan lainnya. Setelah bahan organik tadi membusuk dari waktu ke waktu, akan berubah menjadi sumber nutrisi alami untuk tanah.

1. Mengurangi gas metana

ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Meski tak bisa seluruhnya dijadikan kompos, tapi sedikit dan berkelanjutan bisa memberi dampak baik. Sebab ketika kita membuang limbah makanan dan terurai di TPA, itu akan mengeluarkan gas metana yang tak lain adalah gas rumah kaca yang kuat. Sayangnya, tak semua TPA memiliki teknologi untuk menangkap gas metana ini

2. Menutrisi tanah

ilustrasi menanam benih (unsplash/Joshua Lanzarini)

Karena bahan untuk pengompos yang digunakan adalah organik seperti dedaunan, rumput, dan sisa makanan, kompos justru sangat baik untuk tanah di sekitar rumahmu. Dan, kompos yang alami mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium serta menyediakan mikroorganisme bermanfaat yang diperlukan untuk tanah yang sehat.

3. Meningkatkan retensi

ilustrasi menyiram tanaman (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kompos juga berperan menjaga fungsi tanah, salah satunya dengan meningkatkan air tanah atau retensi. Karenanya, kamu tak perlu sering menyiram tanaman yang menggunakan kompos organik. Selain itu, lapisan kompos yang padat tidak hanya mengurangi kebutuhan akan air penyiraman, tetapi juga mencegah pertumbuhan gulma.

5. Menjauhkan dari efek kimia

Ilustrasi kompos/Pioneer.com

Pemakaian kompos kimia cukup berbahaya untuk alam juga manusia. Memang tanaman akan lebih cepat tumbuh sumbur, tapi ketika sayuran atau buah tersebut termakan oleh manusia terus menerus, bisa menyebabkan penyakit. Juga, kompos berbahan kimia bisa merusak kesuburan tanah itu sendiri.

5. Irit biaya perawatan tanaman

freepik.com/elenawein

Membuat kompos sendiri di rumah mungkin awalnya terasa melelahkan. Namun setelah merasakan kalau kegiatan ini bisa bikin kamu lebih irit, dijamin pasti tak keberatan buat selalu melakukannya. Jika biasanya kamu mengeluarkan kisaran Rp50 ribu per karung untuk membeli pupuk organik, tapi kini kamu malah tak perlu mengeluarkan uang lebih karena bisa menciptakan pupuk sendiri.

7. Hemat biaya ongkos sampah

ilustrasi Kompos (unsplash.com/@neslihangunaydin/

Tak sampai di situ saja, ongkos untuk membuang sampah pun jadi tak sebanyak biasanya karena yang dibuang pun lebih sedikit. Tandanya, kamu tak perlu memanggil petugas kebersihan setiap hari, deh!

8. Mengurangi Beban TPA

Ilustrasi TPA Piyungan Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Tahukah kamu kalau sampah organik, seperti sisa makanan dan sampah pekarangan, merupakan 25 hingga 50 persen dari apa yang dibuang orang? Bayangkan betapa banyaknya beban TPA menampung hal yang sejatinya bisa diolah kembali.

Memupuk kebiasaan mengompos di rumah pun pelan tapi pasti membantu bumi agar lebih panjang umur. Selain itu, kamu pun tak perlu terlalu panik jika keadaan seperti TPA Piyungan tutup karena telah terbiasa mengolah sampah sendiri. Yuk, coba?

Editorial Team