Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menyemai benih (pexels.com/Greta Hoffman)

Intinya sih...

  • Media semai perlu campuran tanah, cocopeat, dan kompos agar tidak terlalu padat dan lebih berpori.

  • Tanam benih pada kedalaman 2-3 kali lebar benih, hindari kelembapan berlebih, dan tutup dengan plastik hingga berhasil berkecambah.

  • Cek tanggal kedaluwarsa benih, pastikan cahaya yang cukup, jarak tanam minimal 5-8 cm, dan sesuaikan musim untuk menyemai.

Berkebun memang menyenangkan. Hasil nyata berupa tanaman yang tumbuh subur hingga siap dipanen memberi kepuasan batin bagi pemiliknya. Salah satu langkah awal yang menentukan keberhasilan berkebun adalah penyemaian benih.

Meski tampaknya mudah, masih banyak yang mengalami kegagalan dalam proses ini. Kesalahan kecil yang sering tidak disadari bisa berakibat fatal, dan menghambat tanaman untuk tumbuh dengan baik.

Berikut 5 kesalahan umum yang sering dilakukan khususnya oleh pemula dalam menyemai benih dan cara mengatasinya agar penyemaian berjalan sukses!

1. Menggunakan media semai dengan komposisi yang salah

ilustrasi media semai (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Beberapa orang mengira bahwa tanah bisa digunakan untuk menyemai benih, padahal bisa jadi tanah terlalu padat untuk pertumbuhan benih yang masih rapuh. Tanah memang bisa digunakan untuk media semai, tetapi dengan campuran bahan-bahan lain agar agar media tanam tidak terlalu padat dan lebih berpori agar benih dapat leluasa tumbuh.

Media tanam campuran juga membantu menahan air dalam jumlah yang tepat untuk menjaga kelembapannya. Kamu bisa menggunakan campuran tanah dengan cocopeat, dan kompos atau pupuk pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1.

2. Menanam benih terlalu dalam atau dangkal

ilustrasi menanam benih (pexels.com/RDNE Stock project)

Jika benih ditanam terlalu dalam, akan kehabisan energi sebelum mencapai permukaan tanam. Sebaliknya, penanaman yang terlalu dangkal dapat membuat benih kekurangan kelembapan.

Kedalaman penanaman yang sesuai akan meningkatkan peluang keberhasilan semai. Sebagai acuan, tanam benih pada kedalaman 2-3 kali lebar benih tersebut.

3. Level Kelembapan yang tidak sesuai

ilustrasi menyemai benih (pexels.com/Ian Probets)

Penyiraman merupakan salah satu hal yang paling dibutuhkan dalam penyemaian untuk menjaga kelembapan. Namun, penyiraman yang berlebihan dapat menimbulkan kebusukan bagian akar. Sementara, kelembapan yang kurang dapat menghambat perkecambahan pada benih.

Untuk menghindari kelembapan yang berlebih, lakukan penyiraman dengan hati-hati. Dan untuk mempertahankan kelembapannya, kamu dapat menutupnya dengan plastik hingga benih berhasil berkecambah.

4. Menggunakan benih kedaluwarsa

ilustrasi benih kedaluwarsa (pexels.com/Nicholas Githiri)

Seperti produk lain pada umumnya, benih juga memiliki masa simpan. Ketika melewatinya atau mengalami kedaluwarsa, viabilitas atau kemampuan benih dalam berkecambah akan menurun.

Sebelum menyemai, pastikan untuk mengecek tanggal kedaluwarsa dalam produk kemasan. Jika kemasan sudah dibuka, tutup kembali wadah hingga rapat dan simpan di tempat yang terlindungi untuk menjaga kualitas benih.

5. Kebutuhan cahaya tak terpenuhi

ilustrasi tanaman yang mengalami etiolasi (pexels.com/Gelgas Airlangga)

Pernahkah kamu menanam benih tetapi tanaman yang dihasilkan sangat tinggi, pucat dan lemah? Keadaan ini disebut dengan istilah 'etiolasi'. Adapun penyebabnya adalah pencahayaan yang kurang.

Bibit sayuran membutuhkan 12-18 jam cahaya, jika kamu menyemai dalam musim hujan sehingga hampir setiap hari mendung, pertimbangkan untuk menggunakan cahaya dari lampu LED. 

6. Jarak tanam terlalu dekat

ilustrasi jarak tanam yang terlalu dekat (pexels.com/shivaraj s)

Menumbuhkan benih dengan jarak yang terlalu berdekatan dapat menghambat pertumbuhannya. Jika pun bertumbuh, ini akan menyulitkan proses pemindahannya ke medium baru. Hal ini disebabkan oleh akar yang berdekatan sehingga saling menjerat.

Sebaiknya, berikan jarak pada setiap benih yang ditanam setidaknya 5-8 cm. Selain mendukung pertumbuhan yang optimal, jarak tanam juga akan memudahkan dalam pemindahan bibit nantinya.

7. Menyemai benih di musim yang salah

ilustrasi menyemai benih di musim yang salah (pexels.com/Ian Probets)

Waktu yang tepat untuk menyemai benih adalah tergantung pada apa yang kamu tanam dan iklim di daerahmu. Jika kamu menanam benih dari tanaman yang membutuhkan banyak sinar matahari, menyemai benih di musim hujan bukan solusi yang tepat.

Menanam benih di musim yang salah diperlukan beberapa usaha ekstra untuk menjaga mereka tetap hidup di bawah kondisi cahaya atau suhu yang buruk. Meski sudah berusaha, terkadang kita tidak dapat melawan alam. Jadi, lakukan penyemaian benih yang sesuai dengan musim saat ini, atau tunggu hingga musim yang tepat agar bisa menanam tanaman favoritmu!

Yuk, evaluasi agar proses penyemaian selanjutnya berhasil sehingga tanaman dapat tumbuh sehat hingga panen!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team