Rekan kerja yang selalu merasa benar memang menyebalkan, apalagi jika kamu sering berada dalam satu tim proyek bersamanya. Sikapnya yang selalu memaksakan pendapatnya tanpa menggubris pendapat rekan kerja lainnya bisa bikin pekerjaan jadi berantakan.
Namun, kamu harus bisa menyikapinya dengan bijak dan profesional sebagai seorang pekerja yang dewasa dan matang. Berikut beberapa tips menghadapi rekan kerja yang selalu merasa paling benar.
Cobalah kendalikan dirimu dengan baik agar gak mudah terpancing oleh rekan kerja yang selalu merasa paling benar setiap kali dia berbicara tentang semua hal. Kamu gak perlu emosi menanggapinya agar gak memberikan dampak negatif yang tak baik untukmu di tempat kerja.
Jika disikapi dengan emosi, hal ini malah membuat hasil kerjamu menjadi tidak maksimal karena kamu sulit berpikir jernih. Selain itu, citra dirimu di tempat kerja akan menjadi kurang baik karena suka terlibat konflik dan perdebatan tak berujung dengannya.
Percayalah, rekan kerja seperti itu hanya akan selalu membalas omonganmu karena pemikirannya yang merasa dia benar dan kamu salah. Maka jauh lebih baik kamu gak meresponsnya secara berlebihan.
Saat berada satu tim dengannya, jika dia bersikukuh memutuskan semua hal berdasarkan pemikirannya saja karena merasa paling benar, maka kamu bisa menghadapinya dengan berbicara sesuai dengan keadaan dan fakta yang ada. Misalnya dengan mengusulkan voting di dalam tim untuk menggunakan pendapat siapa yang akan diputuskan untuk kepentingan tim.
Jelaskan dengan baik bahwa keputusan tim adalah keputusan bersama, sehingga tidak bisa semata-mata selalu menggunakan pendapatnya saja. Apalagi jika rekan setim lainnya juga setuju dengan sistem voting yang ada.
Dengan begitu dia akan sulit menyangkalnya karena melakukan pembelaan diri dalam situasi tersebut hanya akan mempermalukan dirinya sendiri, terutama jika semua teman setim menyukai usulan yang kamu ajukan.
Agar produktivitas kerjamu tetap terjaga dengan baik, maka kamu harus bisa bersikap profesional dan bijak ketika berhadapan dengannya. Biarkan saja dia berbicara sesuka hatinya.
Jika kamu merasa omongannya tidak benar karena gak relevan dengan data, gak ada bukti yang valid dan gak sesuai dengan logikamu, maka kamu bisa mengabaikannya. Dalam hal ini, kamu tidak perlu mengikuti pendapat dan saran yang diberikannya perihal pekerjaan.
Sekalipun dia rekan kerja senior di tempatmu, bukan berarti semua yang dikatakannya itu benar. Jadi, cukup ucapkan terima kasih atas pendapat dan sarannya. Anggap saja dia perhatian kepadamu sebagai juniornya di tempat kerja.
Jangan buang waktumu untuk berdebat kusir dengan rekan kerja yang selalu merasa benar. Karena rekan kerja yang seperti itu tidak akan pernah mau mengalah kepadamu, sebanyak apapun kamu berbicara kepadanya. Lebih baik bersikap dewasa dengan tidak perlu menimpali semua omongannya sekalipun kamu tidak setuju akan perkataannya.
Dengan begitu kamu akan menghindari perdebatan yang tak berarti dengannya. Karena berdebat dengan orang yang tak bisa menerima pendapat orang lain hanya akan membuatmu lelah sendiri, baik itu secara fisik maupun mental. Jadi, jangan hancurkan mood-mu hanya karena dirinya, sehingga kamu tetap bisa bekerja dengan produktif tanpa terdistraksi akan semua omongannya.
Apapun bentuknya dia adalah rekan kerjamu di tempat kerja. Mau tak mau kamu akan sering bertemu dan bekerja sama dengannya. Oleh karena itu, tetaplah menjaga relasi yang baik dengannya agar suasana kerja tetap kondusif dan nyaman.
Jika kamu kurang menyukainya karena sikapnya yang merasa paling benar, kamu juga tidak perlu untuk menunjukkannya secara terang-terangan. Tetaplah bersikap ramah dan sopan kepadanya, namun kamu perlu menghindari interaksi dan komunikasi secara berlebihan dengannya di luar dari urusan pekerjaan.
Menyikapi rekan kerja yang selalu merasa paling benar memang tidaklah mudah. Untuk itu, kamu perlu mengendalikan egomu sendiri agar gak mudah terbawa suasana saat berbicara dengannya.