Di tengah budaya hustle yang sering dibanggakan, banyak dari kita—tanpa sadar—mengadopsi standar kebahagiaan yang sebenarnya tidak sehat. Jam kerja panjang dianggap prestasi, selalu sibuk itu keren, dan waktu istirahat malah bikin merasa bersalah. Padahal, kalau kamu terus ngegas tanpa rem, yang ada bukan sukses, tapi burnout. Ironisnya, semua ini seringkali dibungkus dengan label “cinta pekerjaan” atau “ambisi tinggi”.
Fenomena ini sering dialami generasi muda yang ambisius dan ingin cepat mencapai tujuan. Tapi coba kamu pikirkan ulang: apakah benar definisi “bahagia” versi kamu sekarang adalah hasil dari nilai-nilai yang kamu yakini sendiri, atau jangan-jangan itu cuma hasil internalisasi standar orang lain? Berikut lima standar bahagia ala workaholic yang perlu banget kamu tinjau ulang sebelum kebablasan.