Budidaya Kambing Mini, Pygmy yang Menjanjikan saat Pandemik 

Sepasang kambing pygmy laku dijual Rp50 juta

Bantul, IDN Times - ‎Dwi Susanto, seorang warga Padukuhan Pereng Wetan, Kapaneweon Sedayu, Bantul ini mempunyai hobi budidaya beberapa ternak unik. Salah satunya adalah peternak ayam jenis ringneck pheasant yang diklaim bisa mendeteksi gempa dan gunung api meletus. 

Tak hanya ayam, laki-laki 53 tahun ini mempunyai ternak kambing berukuran mini atau kambing jenis pygmy. Kambing hias ini bahkan saat ini banyak diminati hingga luar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Meski harganya terbilang mahal, Dwi mengaku kewalahan untuk melayani permintaan.

1. Diberi dua pasang ekor kambing pygmy dari teman di Jawa Barat‎

Budidaya Kambing Mini, Pygmy yang Menjanjikan saat Pandemik Dwi Susanto (33) warga Padukuhan Pereng Wetan RT 55, Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul yang sukses mengembangkan kambing pygmy.(IDN Times/Daruwaskita)

Dwi mengaku beternak sejak awal tahun 2006, saat itu ia memutuskan untuk menjadi seorang peternak. Pada tahun 2017, ada seorang teman yang memberikan kambing pygmy dan mulai dikembangbiakkan.

‎"Tahun 2017, diberi dua pasang ekor kambing pygmy dari teman saya di Depok Jawa Barat. Kambing asal Kamerun, Afrika ini kemudian beranak pinak hingga 20 ekor saat ini," katanya, Sabtu (30/10/2021).

Baca Juga: Warga Bantul Budidaya Ayam yang Diklaim Bisa Deteksi Gempa

2. Cara merawat kambing pygmy tak beda dengan kambing biasa

Budidaya Kambing Mini, Pygmy yang Menjanjikan saat Pandemik Kambing pygmy yang dibudidayakan oleh Dwi Susanto.(IDN Times/Daruwaskita)

Dwi mengaku sengaja membudidayakan kambing pygmy ,karena selama ini tidak ada peternak yang membiakkan kambing hias tersebut.

"Kambing pygmy merupakan kambing dengan ukuran mini. Bukan kecil karena umurnya namun memang ukurannya mini," ungkapnya.

"Untuk kambing pejantan paling tinggi 60 cm. Ada kambing yang usianya sudah lima tahun, namun tingginya hanya 60 cm," tambahnya lagi.

Kambing hias ini merupakan kambing penghasil susu, perawatannya pun cukup mudah. Bahkan untuk pakan bisa diganti dengan pakan pabrikan.

"Yang jelas untuk perawatan harus punya kandang seperti pada umumnya kandang kambing, pakan, obat-obatan, vitamin dan diberi obat cacing empat bulan sekali," jelasnya.

3. Seekor kambing pygmy dijual Rp25 juta‎

Budidaya Kambing Mini, Pygmy yang Menjanjikan saat Pandemik Dwi Susanto (33) warga Padukuhan Pereng Wetan RT 55, Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul yang sukses mengembangkan kambing pygmy.(IDN Times/Daruwaskita)

Harga kambing pygmy terbilang cukup mahal, bahkan satu ekor anakan kambing lepas sapih atau usia dua bulan dijual satu ekornya hingga Rp25 juta. 

"Saya jual lewat media sosial Instragram @dwikogja," ungkapnya.

Saat ini, lulusan ISI Yogyakarta ini mengaku kewalahan memenuhi permintaan pasar yang datang dari Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya hingga luar Jawa seperti Banjarmasin.

"Sebelum pandemik tidak laku banyak, namun saat ini permintaan justru meningkat. Sebelum pandemik paling terjual satu hingga tiga pasang, saat ini justru bisa laku sampai 17 pasang," katanya.‎

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya