TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gigih menjadi Petani Organik, Dedy Ajak Anak Muda Belajar Menanam 

Tak hanya sayur, saat ini Ddey kembangkan budidaya ikan   

Dedy Tri Kuncoro, Petani Organik di Sleman. Dok: istimewa

Sleman, IDN Times - Keputusan Dedy Tri Kuncoro (37), warga Sleman untuk menjadi petani organik bukanlah sesuatu yang mudah. Terjun ke dunia pertanian menjadi suatu gebrakan dalam hidupnya yang sebelumnya berprofesi sebagai pegawai bank.

Bukan tanpa risiko dan kendala, dunia pertanian banyak mengajarkan untuk tetap bertahan dan mengembangkan diri. Namun, berkat kegigihannya tersebut, saat ini pertanian yang sudah digeluti sejak beberapa tahun belakangan membuahkan hasil yang cukup mengesankan.

"Saya dulu kuliah di Jurusan Biologi, tapi lebih pada kelautan. Di dunia pertanian organik saya otodidak karena saya sudah 6 tahun kerja di bank. Artinya ya memang visi harus kuat kalau kita mau terjun jadi petani yang sukses, kalau tidak ya tahun pertama sudah beralih karena risikonya luar biasa banyak," ungkapnya pada Jumat (27/11/2020).

Baca Juga: Bertani Organik Kala Pandemik, Mendorong Regenerasi Petani Millennial

1. Berawal dari menyewa tanah

conserve-energy-future.com

Dedy mengungkapkan saat terjun ke dunia pertanian, dia berprinsip harus memiliki sesuatu yang lebih spesifik. Maka dirinya memilih untuk mengambil pertanian organik dengan salah satu alasan keterbatasan lahan. Sekitar tahun 2017, dirinya mencoba untuk menyewa lahan seluas 3.500 meter persegi di Sleman. Dengan riset yang dilakukan secara otodidak, kini lahan yang disewanya bertambah menjadi 6,5 hektare.

"Selama ini di Jawa lahan itu sudah kecil-kecil bahkan saya sendiri punya menjadi petani juga tidak punya lahan. Sekarang pun saya juga masih menyewa. Ada enam setengah hektare lahan yang saya sewa saat ini," katanya.

2. Pilih integrated farming

Instagram Say Fresh Jogja

Bekal dari Jurusan Biologi juga turut mempengaruhi usaha pertanian yang dijalankan. Selain memperoleh pendapatan, pertanian juga harus memperhatikan kelestarian tanah.

Dedy mengungkapkan dalam dua tahun terakhir, dirinya mencoba untuk melakukan sistem pertanian organik dengan integrated farming. Tidak hanya produksi sayuran dan buah semata, namun juga mencoba budidaya ikan di 11 lokasi lahan pertaniannya. Dedy juga menjelaskan, untuk pupuk sendiri dirinya mencoba untuk memakai pupuk organik.

"Jadi tidak hanya produksi sayuran atau buah saja di lahan itu tapi juga ada budidaya ikan. Semua air yang dari luar itu masuk ke kolam dulu, di situ ada ekosistem ikan sehingga itu menjadi parameter air itu sehat atau tidak," terangnya.

3. Hasilkan 1,5 juta dalam dua hari

Instagram Say Fresh Jogja

Saat ini ada sekitar 20 jenis tanaman yang dia kembangkan. Untuk sistem panen, dirinya melakukan manajemen tanam agar tanaman bisa dipanen dalam 2 hari sekali. Dalam dua hari tersebut, dirinya bisa memperoleh pendapatan mencapai Rp1 juta hingga Rp1,5 juta.

Di dalam menjalankan profesinya, Dedy dibantu oleh 6 orang di bagian kebun, 5 orang di bagian pemasaran, serta 11 orang tenaga outsourcing. Di mana rata-rata merupakan anak muda.

"Nantinya saya arahkan tenaga kerja ini. Saya edukasi untuk dia bisa lepas dari saya dan bisa menjadi mitra saya nantinya. Jadi dia bisa mengembangkan sendiri pertanian organik," paparnya.

Saat ini hasil sayuran, buah dan ikan dijual dengan menggunakan merek SayFresh. Penjualannya tak hanya secara offline namun juga menggunakan media sosial, yaitu Instagram @Sayfreshjogja

Baca Juga: Sayuran Organik Vs Sayuran Non-organik, Lebih Baik Mana?

Berita Terkini Lainnya