Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki banyak gajah. Saking banyaknya jumlah gajah, raja memutuskan untuk memanggil pawang. Pawang gajah tersebut bertugas untuk menjaga dan memandikan hewan miliknya.
Suatu hari, raja meminta pawang gajah untuk memandikannya di sungai yang ada di sekitar kerajaan. Sungai tersebut memiliki debit air yang sangat kecil.
Pawang gajah melihat bahwa air yang ada di sungai itu tidak dapat digunakan untuk memandikan gajah dalam jumlah yang banyak. Ia terus saja menggerutu melihat debit air sungai yang sangat kecil.
Sampai akhirnya, terdengarlah suara gemuruh. Suara itu berasal dari hulu sungai. Tiba-tiba, sungai yang memiliki debit air yang kecil ini berubah menjadi sungai yang sangat deras airnya.
Seketika saja pawang beserta para gajah hanyut terbawa arus sungai. Tak ada yang dapat menolong mereka karena derasnya air sungai tersebut.
Hingga pada akhirnya, sungai ini diberi nama dengan Kali Gajah Wong untuk mengenang peristiwa yang terjadi di masa lalu.
Saat ini, Kali Gajah Wong dijadikan sebagai salah satu tempat wisata yang didukung oleh pemerintah setempat.
Itulah empat cerita rakyat di Yogyakarta yang dipercaya menjadi asal-usul beberapa tempat wisata. Meskipun sebagian orang mengatakan itu adalah mitos, cerita rakyat tersebut memberikan makna tersirat yang perlu diresapi dan pahami.
Ambil maknanya dan pelajari apa yang mesti dilakukan ketika berada di tempat wisata tersebut. Pastikan bahwa kita tidak melanggar aturan yang sudah ditetapkan oleh warga setempat.