5 Fakta Film American Fiction, Sindir Stereotip Kulit Hitam

Film yang menguatkan stereotip 'hitam' dalam sastra

American Fiction adalah film komedi-drama yang ditulis dan disutradarai oleh Cord Jefferson, yang merupakan debut sutradara pertamanya. Film ini diadaptasi dari novel Erasure karya Percival Everett, yang menceritakan tentang seorang novelis-profesor yang frustrasi yang menulis sebuah satir yang mengolok-olok buku-buku stereotip warga kulit hitam, tetapi malah dianggap sebagai karya sastra serius oleh elite liberal dan diterbitkan dengan penjualan dan pujian kritis yang tinggi.

Film ini dibintangi oleh Jeffrey Wright, Tracee Ellis Ross, Issa Rae, Sterling K. Brown, John Ortiz, Erika Alexander, Leslie Uggams, Adam Brody, dan Keith David. American Fiction tayang perdana di Festival Film Internasional Toronto pada 8 September 2023, dan memenangkan Penghargaan Pilihan Rakyat. Berikut ini adalah lima fakta menarik di balik American Fiction yang mungkin belum kamu ketahui.

1. American Fiction terinspirasi oleh novelis nyata

5 Fakta Film American Fiction, Sindir Stereotip Kulit Hitamcuplikan film American Fiction (dok. Orion Pictures/American Fiction)

Novelis Percival Everett, yang menulis novel Erasure yang menjadi dasar American Fiction, adalah seorang novelis dan profesor Afrika-Amerika yang karyanya sering kali tidak mendapat perhatian yang layak karena tidak sesuai dengan ekspektasi pasar tentang cerita-cerita warga kulit hitam.

Everett sendiri pernah mengalami penolakan dari penerbit karena novelnya kurang “kulit hitam”, dan dia juga pernah mengkritik novelis populer seperti Alice Walker dan Toni Morrison yang dia anggap terlalu mengandalkan stereotip dan klise.

Everett juga pernah menulis sebuah novel satir yang berjudul I Am Not Sidney Poitier, yang menceritakan tentang seorang anak laki-laki hitam yang bernama Sidney Poitier dan mengalami berbagai petualangan absurd yang meniru film-film Poitier.

2. Mengandung banyak referensi budaya pop

5 Fakta Film American Fiction, Sindir Stereotip Kulit Hitamcuplikan film American Fiction (dok. Orion Pictures/American Fiction)

American Fiction tidak hanya menyindir novel-novel stereotip “hitam”, tetapi juga berbagai aspek budaya pop Amerika yang berkaitan dengan ras, identitas, dan politik. Beberapa contoh referensi budaya pop yang ada di American Fiction adalah:

  • Nama tokoh utama, Thelonious “Monk” Ellison, adalah gabungan dari nama musisi jazz Thelonious Monk dan penulis Ralph Ellison, yang terkenal dengan novelnya Invisible Man yang membahas tentang rasisme dan alienasi.
  • Judul novel satir yang ditulis oleh Monk, My Pafology, adalah parodi dari novel Push karya Sapphire, yang kemudian diadaptasi menjadi film Precious yang memenangkan dua Academy Awards. Novel Push sendiri adalah novel yang sangat kontroversial karena menggambarkan kehidupan seorang gadis remaja hitam yang menderita kemiskinan, kekerasan, dan pelecehan seksual dengan bahasa yang kasar dan vulgar.
  • Tokoh Sintara Golden, yang merupakan penulis novel We’s Lives in Da Ghetto, adalah parodi dari penulis Terry McMillan, yang terkenal dengan novel-novelnya yang berfokus pada wanita Afrika-Amerika kelas menengah, seperti Waiting to Exhale dan How Stella Got Her Groove Back. Nama Sintara sendiri adalah gabungan dari nama penyanyi Frank Sinatra dan aktris Whoopi Goldberg, yang pernah bermain di film The Color Purple yang diadaptasi dari novel Alice Walker.

3. Mengkritik hipokrisi elite liberal

5 Fakta Film American Fiction, Sindir Stereotip Kulit Hitamcuplikan film American Fiction (dok. Orion Pictures/American Fiction)

Salah satu tema utama American Fiction adalah kritik terhadap elite liberal Amerika, yang mengaku mendukung kesetaraan dan keberagaman, tetapi sebenarnya tidak menghargai karya-karya yang tidak sesuai dengan pandangan mereka tentang apa yang seharusnya menjadi cerita warga kulit hitam.

American Fiction menunjukkan bagaimana Monk, yang merupakan seorang intelektual yang berpendidikan tinggi dan berbudaya luas, diabaikan dan diremehkan oleh penerbit, kritikus, dan media, yang lebih memilih novel-novel yang menggambarkan kehidupan masyarakat kulit hitam yang penuh dengan kekerasan, kemiskinan, dan seksualitas yang berlebihan.

American Fiction juga mengekspos bagaimana elite liberal tersebut mengeksploitasi novel-novel tersebut untuk mendapatkan keuntungan dan reputasi, tanpa peduli dengan dampak sosial dan budaya yang ditimbulkan. American Fiction juga menyoroti bagaimana elite liberal tersebut sering kali bersikap paternalistik, kontradiktif, dan tidak konsisten dalam sikap mereka terhadap isu-isu rasial.

Baca Juga: 5 Fakta Film Float, Diadaptasi dari Novel Bestseller

4. American Fiction memenangkan banyak penghargaan

5 Fakta Film American Fiction, Sindir Stereotip Kulit Hitamcuplikan film American Fiction (dok. Orion Pictures/American Fiction)

American Fiction mendapat banyak pujian dari kritikus dan penonton, dan memenangkan banyak penghargaan. American Fiction memenangkan Penghargaan Pilihan Rakyat di Festival Film Internasional Toronto, yang merupakan salah satu indikator kuat untuk nominasi Academy Awards.

American Fiction juga dinobatkan sebagai salah satu dari 10 film terbaik tahun 2023 oleh American Film Institute. American Fiction mendapat lima nominasi untuk Academy Awards ke-96, yaitu Film Terbaik, Aktor Terbaik (Jeffrey Wright), Aktor Pendukung Terbaik (Sterling K. Brown), Skenario Adaptasi Terbaik (Cord Jefferson), dan Tata Rias dan Rambut Terbaik.

American Fiction juga mendapat dua nominasi untuk Golden Globe Awards ke-81, yaitu Film Komedi atau Musikal Terbaik dan Aktor Komedi atau Musikal Terbaik (Jeffrey Wright). American Fiction juga memenangkan Skenario Adaptasi Terbaik di Critics’ Choice Awards ke-29.

5. Menghadapi beberapa kontroversi

5 Fakta Film American Fiction, Sindir Stereotip Kulit Hitamcuplikan film American Fiction (dok. Orion Pictures/American Fiction)

Meskipun mendapat banyak pujian, American Fiction juga menghadapi beberapa kontroversi. Beberapa penonton dan kritikus merasa bahwa American Fiction terlalu mengejek dan menghina novel-novel kulit hitam yang populer, dan tidak menghormati pengalaman dan perjuangan orang-orang kulit hitam yang nyata.

Beberapa penulis kulit hitam yang karyanya menjadi sasaran satir American Fiction, seperti Terry McMillan dan Sapphire, juga merasa tersinggung dan mengecam American Fiction sebagai rasis dan elitis. Beberapa penonton dan kritikus juga merasa bahwa American Fiction terlalu berat dan kompleks untuk menjadi sebuah komedi, dan tidak memberikan solusi atau harapan yang jelas untuk masalah-masalah yang diangkat.

Beberapa penonton dan kritikus juga mengkritik pilihan pemeran American Fiction, yang sebagian besar adalah aktor-aktor kulit hitam yang terkenal dan berpengalaman, yang dianggap tidak sesuai dengan karakter-karakter yang mereka perankan, yang seharusnya adalah orang-orang kulit hitam yang biasa dan tidak terkenal.

American Fiction adalah film yang layak untuk ditonton dan didiskusikan, karena film ini menawarkan pandangan yang berbeda dan berani tentang apa yang sebenarnya menjadi cerita warga kulit hitam di Amerika Serikat. Apakah kamu sudah menonton American Fiction? Apa pendapatmu tentang film ini? Bagikan komentarmu di bawah ini.

Baca Juga: 5 Fakta Film The Beekeeper, Organisasi Rahasia yang Mengancam Dunia

Written by Aldifa Photo Community Writer Written by Aldifa

Halo! Salam kenal

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya