Mengenal Sistem Pemerintahan Anarki dan Otoriter lewat One Piece

Masing-masing sistem punya wakil di One Piece

Dunia One Piece, karya dari Eiichiro Oda, telah berhasil mencuri perhatian jutaan penggemar dengan dunia penuh petualangan, misteri, dan pemerintahan yang beragam. Dalam perjalanan Luffy menuju One Piece, ia bertemu dengan berbagai sistem pemerintahan yang menarik, termasuk anarki dan otoritarianisme. Dua sistem ini, walaupun berbeda dalam pendekatan mereka terhadap pemerintahan, masing-masing memiliki keunikan dan konsekuensi yang perlu dipahami.

Dalam artikel ini, kita akan melakukan analisis mendalam tentang anarki dan otoritarianisme dalam konteks dunia One Piece. Mari kita jelajahi pandangan para ahli, dampak sistem ini pada masyarakat, dan bagaimana keduanya mempengaruhi cerita One Piece.

1. Apa itu anarkisme dan otoritarianisme?

Mengenal Sistem Pemerintahan Anarki dan Otoriter lewat One PieceIlustrasi simbol anarki (unsplash.com/@splashcom)

Sebelum membahas lebih lanjut tentang sistem pemerintahan di dunia One Piece, penting untuk memahami apa itu anarkisme dan otoritarianisme. Kata anarkisme berasal dari Bahasa Yunani, yakni “a” yang berarti tidak dan “arkhe, archos, archia” yang artinya kekuasaan. Secara etimologis, anarkhos/anarchia diartikan sebagai tanpa pemerintahan. Menurut Peter Kropotkin (1842-1921), anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan.

Jadi, dapat disimpulkan jika anarkisme adalah ideologi yang menolak otoritas pemerintahan dan struktur hierarkis. Para penganut anarkisme percaya bahwa pemerintahan menyebabkan ketidakadilan dan penindasan, sehingga mereka berjuang untuk menciptakan masyarakat tanpa penguasa, di mana keputusan-keputusan dibuat secara kolektif. 

Di sisi lain, menurut Samuel Huntington, otoritarianisme adalah sistem politik yang ditandai oleh institusi politik yang lemah, tetapi organisasi sosial dan militer yang kuat. Selaras dengan itu Juan Linz mendefinisikan otoritarianisme sebagai sistem politik dengan pluralisme politik terbatas, tanpa mobilitas sosial yang luas, dan tanpa ideologi yang mengarahkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa otoritarianisme adalah ideologi yang menekankan pada kekuatan dan kontrol penuh oleh satu penguasa atau kelompok kecil. Dalam sistem otoriter, otoritas sentral memiliki kendali mutlak atas masyarakat, sering kali dengan sedikit ruang bagi partisipasi publik atau oposisi politik.

2. Anarki di dunia One Piece: perjuangan menuju kebebasan

Mengenal Sistem Pemerintahan Anarki dan Otoriter lewat One PiecePulau Jaya dari anime One Piece. (dok. Toei Animation/One Piece)

Dalam petualangan Luffy, dia menemukan beberapa pulau yang hidup di bawah sistem anarki. Salah satu contohnya adalah pulau Jaya, tempat di mana tidak ada penguasa yang mengatur penduduknya. Di pulau ini, masyarakat hidup secara mandiri dan mencari keadilan dengan cara mereka sendiri.

Penduduk pulau Jaya mengandalkan solidaritas dan kerja sama antar-individu dalam menghadapi masalah dan ancaman dari luar. Meskipun ada potensi ketidakstabilan dalam sistem ini, penduduk pulau Jaya berjuang untuk mencapai kebebasan dari penguasa yang korup dan otoritas yang menghambat.

Sistem anarki di dunia One Piece juga tercermin dari kelompok bajak laut yang dipimpin oleh Luffy yaitu Bajak Laut Topi Jerami. Meskipun tampak kacau dan tak teratur, kelompok ini memiliki kode etik internal yang kuat, dengan Luffy sebagai kapten yang dikenal karena keberpihakannya pada keadilan. Kebebasan adalah nilai yang diperjuangkan oleh Bajak Laut Topi Jerami, dan mereka menentang sistem penguasaan yang korup dan menindas. Para anggota kelompok ini berusaha menciptakan dunia di mana setiap orang bebas mengejar mimpinya tanpa gangguan dari penguasa yang sewenang-wenang.

Namun, penting untuk diingat bahwa anarki dalam dunia One Piece bukanlah gambaran sempurna. Beberapa pulau di dunia One Piece menderita karena inkonsistensi pemerintahan yang lemah. Anarki dapat mengakibatkan kekacauan dan ketidakstabilan jika tidak ada mekanisme yang efektif untuk menyelesaikan konflik dan masalah sosial. Pembentukan masyarakat tanpa penguasa haruslah disertai dengan tanggung jawab dan solidaritas yang tinggi agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, anarkisme di dunia One Piece menghadapi tantangan dalam mencapai keseimbangan yang diinginkan antara kebebasan dan ketertiban.

 

3. Otoritarianisme di dunia One Piece: ambisi tak terbendung

Mengenal Sistem Pemerintahan Anarki dan Otoriter lewat One Piecepertemuan Reverie (dok. Toei Animation/One Piece)

Kontras dari sistem anarki, beberapa pulau di dunia One Piece juga diperintah oleh penguasa otoriter yang memiliki kendali mutlak atas wilayah mereka. Contohnya adalah Dressrosa, sebuah pulau yang diperintah oleh Doflamingo, seorang Shichibukai yang dikenal kejam dan ambisius.

Dalam sistem otoriter ini, penduduk pulau menderita karena penindasan dan eksploitasi yang dilakukan oleh Doflamingo dan rekan-rekannya. Meskipun ada ketertiban yang dijaga dengan tangan besi, harga yang dibayar oleh masyarakat sangat tinggi dalam bentuk kebebasan yang terkekang dan keterbelakangan ekonomi.

Otoritarianisme dalam dunia One Piece juga diwakili oleh Pemerintah Dunia (World Government), sebuah badan pemerintahan yang memiliki kontrol besar atas dunia tersebut. Angkatan Laut, sebagai alat eksekusi Pemerintah Dunia, menegakkan aturan mereka dengan kekuatan militer yang besar. Mereka mengejar bajak laut yang dianggap sebagai ancaman bagi stabilitas dan ketertiban dunia.

Namun, bagaimana Pemerintah Dunia mengeksekusi tindakan mereka sering kali menuai kontroversi karena metode mereka yang brutal dan memaksakan kehendak kepada masyarakat. Hal ini menyebabkan banyak pihak berusaha melawan otoritas mereka dan berjuang untuk kebebasan.

Baca Juga: One Piece: 5 Meito yang Pernah Digunakan Roronoa Zoro

4. Dampak anarki dan otoritarianisme pada masyarakat

Mengenal Sistem Pemerintahan Anarki dan Otoriter lewat One Pieceperang puncak di Marineford (dok. Toei Animation/One Piece)

Kedua sistem pemerintahan ini memiliki dampak yang signifikan pada masyarakat di dunia One Piece. Anarki, ketika berhasil diterapkan dengan baik, memberikan kebebasan dan kemandirian kepada individu dan komunitas. Tidak adanya penguasaan otoritatif memungkinkan perkembangan kreativitas dan inovasi, serta solidaritas yang tinggi antarwarga. Namun, ketika tidak ada struktur dan tanggung jawab yang jelas, anarki bisa berubah menjadi kekacauan dan ketidakstabilan, yang berpotensi merugikan masyarakat luas.

Di sisi lain, otoritarianisme memberikan ketertiban dan stabilitas karena adanya otoritas yang kuat dan memiliki wewenang mutlak. Hal ini bisa menjadi keuntungan dalam menangani situasi yang darurat atau menghadapi ancaman besar. Namun, harga yang dibayar adalah kebebasan individu yang terbatasi dan potensi penindasan dari penguasa yang korup. Masyarakat yang hidup di bawah sistem otoriter seringkali mengalami ketidakadilan dan keterbelakangan karena minimnya partisipasi publik dalam pengambilan keputusan.

5. Pengaruh sistem pemerintahan terhadap perjalanan Luffy

Mengenal Sistem Pemerintahan Anarki dan Otoriter lewat One PieceGear FIfth (dok. Toei Animation/One Piece)

Sistem pemerintahan yang berbeda-beda di dunia One Piece mempengaruhi perjalanan Luffy dan Bajak Laut Topi Jerami dalam mencapai tujuan mereka. Ketika mereka berhadapan dengan pulau-pulau yang hidup dalam sistem anarki, Luffy dan kawan-kawan menemukan inspirasi dari semangat kebebasan dan solidaritas yang ada. Mereka belajar pentingnya membantu masyarakat dan melawan penguasa yang tidak adil. Sebagai kapten Topi Jerami, Luffy berusaha menjunjung tinggi kebebasan individu dan membangun dunia yang lebih baik dengan kesetaraan dan keadilan.

Sebaliknya, ketika mereka menghadapi penguasa otoriter seperti Doflamingo dan Pemerintah Dunia, Luffy dan kru mengalami kesulitan besar dalam mencari jalan untuk melawan dan menghadapi kekuatan yang lebih besar. Namun, tantangan ini juga memperkuat tekad mereka untuk melawan tirani dan menegakkan keadilan di dunia One Piece. Luffy dan kawan-kawan memahami bahwa untuk mencapai dunia yang bebas dan adil, mereka harus berjuang melawan sistem yang menekan dan mendiskriminasi.

Melalui petualangan Luffy dan Topi Jerami, kita dapat memahami nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam menghadapi berbagai sistem pemerintahan ini. Solidaritas, kebebasan, dan keadilan menjadi inti dari perjuangan mereka. Dengan menyaksikan berbagai konflik dan tantangan dalam dunia One Piece, kita dapat merenungkan dan mengapresiasi keragaman sistem pemerintahan serta bagaimana masing-masing sistem berperan dalam membentuk masyarakat dan karakter.

Baca Juga: 5 Karakteristik Nami yang Mengagumkan dalam Serial One Piece

Eka Dana Kristanto Photo Community Writer Eka Dana Kristanto

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya