Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Kenapa Bioskop Terletak di Lantai Atas Mal? Ini 5 Alasannya

Ilustrasi bioskop (Pexels/Tima Miroshnichenko)
Intinya sih...
  • Bioskop di lantai atas adalah strategi marketing jitu untuk menggoda pengunjung dengan toko, restoran, dan coffee shop.
  • Penempatan bioskop di lantai atas memberikan keuntungan bagi pengelola mal dan membantu distribusi pengunjung.
  • Lantai atas mal menawarkan struktur bangunan yang fleksibel dan biaya konstruksi lebih hemat untuk bioskop, serta akses menuju bioskop yang mudah.

Pernah nggak kamu sadar, hampir semua bioskop di pusat perbelanjaan selalu berada di lantai paling atas? Mulai dari XXI, CGV, sampai Cinepolis, rata-rata menempati posisi "puncak" pusat perbelanjaan.

Bukannya tanpa alasan, lho! Ternyata, ada 5 alasan penting kenapa penempatan bioskop harus di lantai atas mal. Yuk, kita bongkar!

1. Strategi marketing: Bikin pengunjung belanja dulu

ilustrasi mall pusat perbelanjaan (unsplash.com/Alexander Faé)

Letak bioskop di lantai atas bukan cuma karena kehabisan ruang di bawah. Ini adalah strategi marketing jitu! Saat kamu naik ke bioskop, kamu akan melewati deretan toko, restoran, hingga coffee shop yang menggoda. Tanpa sadar, kamu bisa aja mampir beli cemilan, makan malam dulu, atau sekadar window shopping.

Bagi pengelola mal, ini jelas win-win solution. Bioskop jadi magnet pengunjung, sementara tenant lain ikut kecipratan rezeki. Bahkan banyak mal yang merancang rutenya agar pengunjung harus melewati “lorong belanja” sebelum sampai ke bioskop. Cerdas, ya?

2. Efisiensi ruang: Lantai atas jarang terpakai

Ilustrasi bioskop (unsplash/ Felix Mooneeram)

Lantai atas mal seringkali tidak terlalu diminati tenant ritel biasa. Ini karena lantai atas biasanya memiliki lalu lintas pengunjung yang lebih rendah. Tapi bioskop? Justru sebaliknya! Orang-orang memang berniat khusus datang untuk nonton, jadi gak masalah kalau bioskop ada di atas.

Dengan menempatkan bioskop di lantai atas, mal bisa menghidupkan ruang ‘mati’ jadi spot paling ramai. Ini juga membantu distribusi pengunjung supaya tidak menumpuk di lantai bawah saja.

3. Desain bangunan lebih fleksibel

Ilustrasi bioskop (unsplash.com/Krists Luhaers)

Bioskop membutuhkan ruang luas, minim sekat, dan langit-langit tinggi untuk mengakomodasi layar besar, tata suara, dan kapasitas penonton. Nah, ternyata lantai atas justru menawarkan struktur bangunan yang lebih fleksibel untuk kebutuhan ini.

Tanpa harus menyesuaikan banyak kolom atau pembatas ruang, pembangunan bioskop di atas juga jadi lebih hemat biaya konstruksi. Ditambah lagi, suara dari film tidak akan mengganggu tenant lain karena berada jauh dari lantai-lantai sibuk di bawah.

4. Akses mudah dengan eskalator dan lift

ilustrasi lift (flickr.com/Paulo O)

Meskipun di lantai atas, akses menuju bioskop sangat mudah berkat fasilitas eskalator dan lift. Bahkan beberapa mal sengaja membuat akses langsung dari basement atau lobi utama ke lantai atas tempat bioskop berada.

Hal ini membuat pengunjung tetap nyaman tanpa merasa capek duluan. Bahkan anak-anak atau lansia tetap bisa menjangkau bioskop tanpa masalah.

5. Penempatan yang sudah dirancang sejak awal

Suasana mal jelang ramadan berikan banyak promo. (IDN Times/Anata Siregar)

Sebagian besar mal modern saat ini memang sudah mendesain bioskop sebagai ‘anchor tenant’ di lantai atas. Jadi, ruang, pencahayaan, hingga sirkulasi udara di lantai atas sudah disesuaikan dengan kebutuhan bioskop. Ini bikin pembangunan jauh lebih efisien dibanding harus menyesuaikan ruang di lantai bawah.

Sekarang kamu tahu kan, kenapa bioskop selalu ada di lantai atas? Bukan karena kehabisan ruang, tapi karena penempatan itu adalah hasil strategi bisnis, efisiensi desain, dan kenyamanan pengunjung. Cerdas dan efektif!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editorial Team