TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Letto, Band asal Jogja yang Hits di Tahun 2000-an

Masih aktif manggung sampai sekarang lho!

Penampilan Letto (instagram.com/letto.official)

Tahun 2000-an menjadi salah satu masa gemilang band pop Indonesia. Para band ini saling menciptakan karya musik yang begitu easy listening di kalangan anak muda pada saat itu sehingga setiap lirik-lirik lagunya masih melekat di para pendengarnya. Bahkan lagu-lagu pop di tahun 2000-an masih sering didengarkan kembali untuk sekadar bernostalgia dengan beragamnya karya band pop saat itu.

Salah satu band yang begitu hits di tahun 2000-an tepatnya di sekitar tahun 2006 adalah Letto. Band ini berasal dari Yogyakarta dengan seluruh personelnya orang Jogja asli. Lagu-lagu hits milik Letto seperti Ruang Rindu, Sebelum Cahaya, hingga Permintaan Hati begitu digemari para anak muda pada masa itu. Jika kamu ingin mengingat kembali dengan band yang satu ini, lanjut baca profilnya di bawah ini, ya!

1. Berawal dari persahabatan anak SMU 7 Yogyakarta

Penampilan band Letto (instagram.com/letto.official)

Meski hits di tahun 2006-an ternyata band ini awalnya dibentuk pada tahun 2004, lho! Band ini terbentuk dari persahabatan anak muda yang sama-sama sekolah di SMU 7 Yogyakarta. Mereka adalah Sabrang Mowo Damar Panuluh (Noe) sebagai vokalis, Agus Riyono (Patub) sebagai gitaris, Ari Prastowo (Arian) sebagai bassist dan Dedi Riyono (Dhedot) sebagai drummer.

Meski sama-sama berasal dari SMU 7 Yogyakarta, namun mereka sempat cukup lama berpisah karena kesibukan kuliah dan kembali bertemu untuk kemudian memutuskan membuat band bernama Leto (dengan satu huruf t) sebelum seterkenal sekarang.

Baca Juga: Profil Sabrang Mowo, Putra Cak Nun yang juga Vokalis Letto

2. Album Truth, Cry, and Lie sebagai awal kesuksesan Letto

Penampilan band Letto (instagram.com/letto.official)

Pada awal terbentuknya, Leto menelurkan sebuah album berjudul Pilih di tahun 2004. Kemudian pada tahun 2005 mereka menelurkan album Truth, Cry, and Lie dan berganti nama menjadi Letto. Album tersebut benar-benar mengubah nasib keempat anak asli Yogyakarta ini.

Hits single dari album tersebut seperti Sampai Nanti, Sampai Mati; Sandaran Hati; dan Ruang Rindu begitu digemari penggemar musik di Indonesia hingga mereka mendapatkan anugerah Album Pendatang Baru Terbaik pada ajang SCTV Music Award tahun 2007.

Tak berhenti sampai di situ, kepopuleran lagu-lagu Letto di album tersebut juga menarik hati para penikmat musik di negara tetangga, dengan menduduki tangga lagu teratas radio-radio di Malaysia dan mendapat penghargaan grup musik terbaik pada Anugerah Planet Muzik 2007 yang merupakan penghargaan musik dengan kontestan musisi dari Singapura, Malaysia dan Indonesia.

Bahkan lagu Ruang Rindu di album ini dijadikan soundtrack sinetron Intan dan menjadi inspirasi novel berjudul Ruang Rindu yang ditulis oleh Andi Eriawan di tahun 2007 lho saking populernya.

3. Total ada empat album yang dikeluarkan sepanjang karier mereka di dunia musik

Penampilan band Letto (instagram.com/letto.official)

Setelah kesuksesannya pada album Truth, Cry, and Lie, Letto kembali menelurkan album baru berjudul Don't Make Me Sad di tahun 2007 dengan hits single Sebelum Cahaya. Selain single tersebut, di album ini lagu berjudul Permintaan Hati juga kembali menarik hati para penikmat musik di Indonesia.

Selanjutnya di tahun 2009 Letto mengeluarkan album yang lebih dewasa berjudul Lethologica. Album ini memiliki kualitas skill para personil yang lebih ditonjolkan dari album-album Letto sebelumnya dengan masih tetap mempertahankan kekhasan suara Noe. Namun sayang sekali setelah album ini rilis, Letto menjalani masa vakum selama satu tahun.

Setahun menghilang, Letto kembali muncul melepas kerinduan para penggemarnya dengan album baru berjudul Cinta... Bersabarlah yang ditujukan untuk para fans Letto karena sudah bersabar menunggu kehadiran mereka kembali di kancah musik Indonesia.

Setelah album tersebut, nampaknya Letto kembali tak terlihat di belantika musik tanah air meski sebenarnya mereka tidak bubar karena mereka sudah saling menganggap satu sama lain seperti keluarga. Terbukti hingga saat ini mereka tidak berganti personil sama sekali, dan menambah beberapa personil sebagai additional player saat tampil di panggung.

Bertahun-tahun kemudian setelah album Cinta... Bersabarlah, tepatnya pada 2016 Letto merilis single berjudul Kasih Tak Memilih, dan kemudian merilis single berjudul Fatwa Hati pada tahun 2020 lalu yang menandakan eksistensi mereka.

4. Peran Cak Nun dan Kiai Kanjeng kepada Letto

Penampilan band Letto (instagram.com/letto.official)

Nama Letto tak bisa dipisahkan dengan nama besar Emha Ainun Nadjib atau biasa dipanggil Cak Nun, seorang tokoh intelektual Muslim di Indonesia. Hal ini karena Noe merupakan anak dari Cak Nun. 

Dilansir dari caknun.com, Patub menuturkan bahwa peran Cak Nun kepada Letto adalah dengan membiarkan mereka berproses tanpa campur tangan, melihat dari jauh dan selalu mendoakan. 

Selain itu peran Kiai Kanjeng yang merupakan grup musik milik Cak Nun adalah sebagai tolok ukur dalam mengukur malu agar tidak kalah dengan semangat para personel Kiai Kanjeng yang dianggap lebih sepuh oleh para personel Letto.

Baca Juga: Profil FSTVLS, Band Rock Indie Jogja yang Dulu Bernama Jenny

Verified Writer

Rijalu Ahimsa

Member IDN Times Community ini sudah tidak malu-malu lagi menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya