TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kalis Mardiasih soal Inang: Perempuan Kuat di tengah Penindasan

Kalis menyebut film Inang beda dari horor lainnya

Naysilla Mirdad di film Inang. (dok. IDN Pictures/Inang)

Yogyakarta, IDN Times - Film horror-thriller Inang garapan IDN Pictures yang disutradarai Fajar Nugros mendapat sambutan baik dari masyarakat. Sekitar 700 ribu orang telah menonton film ini. Sambutan baik film ini juga datang dari aktivis perempuan, Kalis Mardiasih.

Kalis mengaku dirinya telah menonton film Inang ini. Ia memberi apresiasi pada film yang juga telah melakukan world premiere di Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) pada Juli lalu.

"Selamat buat mas Fajar dan IDN Pictures, saya sudah nonton. Film ini merupakan film horor yang beda. Saya takut nonton film horor, tapi saya bisa nonton film ini, karena ini film horor yang gak ada hantunya, BTW (omong-omong). Ada tokoh-tokoh perempuan juga dalam film ini," ujar Kalis di Pendopo Lawas, Alun-Alun Utara Yogyakarta, Sabtu (22/10/2022).

Baca Juga: Pemain dan Sutradara Inang Sapa Penggemar di Yogyakarta

1. Beda dari film horor pada umumnya

Kalis Mardiasih bicara film Inang di Pendopo Lawas, Alun-Alun Utara, Kota Yogyakarta, Sabtu (22/10/2022). (IDN Times/Herlambang Jati)

Kalis menyebut Inang menjadi film horor yang beda dari yang lain. Banyak film horor Indonesia yang memposisikan perempuan atau anak menjadi sumber teror.

"Buat saya bagus (film Inang). Banyak film horor yang menjadikan perempuan, anak-anak jadi sumber teror, sudah jadi korban diperkosa, dibunuh mereka juga yang jadi sumber teror. Namun, di film ini teror itu adalah hal-hal yang menindas Wulan (tokoh utama yang diperankan Naysilla Mirdad)," ujar perempuan yang merupakan seorang penulis itu.

Ia sedikit menceritakan, bahwa Wulan ini sosok perempuan yang tertindas yang dilecehkan di tempat kerja, tetapi Wulan menjadi sosok perempuan yang kuat. "Wulan perempuan yang mencari keselamatan diri dan anaknya. Dia idealis, milih keluar perusahaan, menolak dilecehkan padahal kondisi terhimpit, mencari cara menyelamatkan diri dan anaknya," ungkap Kalis.

2. Relevan dengan kondisi saat ini

cuplikan film Inang (dok. IDN Pictures/Inang)

Cerita di film Inang ini disebut Kalis, relevan dengan kondisi saat ini. Di mana banyak perempuan yang masih mengalami penindasan, dan belum mendapatkan hak mereka sepenuhnya.

"Sekarang kita baru punya Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Namun, dengan Undang-Undang itu belum tentu nasib perempuan ujug-ujug (langsung) baik. Sebetulnya itu membuka kotak yang selama ini, gunung esnya kebuka semua," kata Kalis.

Potret Wulan ini juga menggambarkan kondisi banyak buruh perempuan di Indonesia. "Yang dialami Wulan hamil, tapi tidak mendapat hak sebagai perempuan hamil, yang seharusnya dia mendapat misal pengaman kesehatannya, cuti dan sebaginya, justru dalam posisi rentannya dia semakin ditindas. Itu banyak terjadi, buruh perempuan keguguran," ujar Kalis.

Baca Juga: Sutradara Film Inang Ungkap Perjuangan Ibu Hamil di KRL Jadi Inspirasi

Berita Terkini Lainnya