Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Pada umumnya para pembuat film akan memilih judul yang singkat dan menarik. Selain lebih mudah untuk diingat, judul yang digunakan pun memiliki nilai jual yang menjanjikan. Sebut saja Star Wars yang identik dengan film perang antar galaksi atau Jurassic Park yang tidak jauh-jauh dari aksi petualangan mencekam di taman wisata penuh dengan dinosaurus.
Terkadang pembuat film membutuhkan judul yang sedikit lebih panjang agar dapat memberikan gambaran dari konten yang dimuat dalam suatu film. Tidak sedikit juga yang sengaja membuat judulnya kelewat panjang. Apapun motivasinya, di bawah ini terdapat 5 judul film yang bikin geleng-geleng kepala.
1. Night of the Day of the Dawn of the Son of the Bride of the Return of the Revenge of the Terror of the Attack of the Evil, Mutant, Hellbound, Flesh-Eating Subhumanoid Zombified Living Dead, Part 2: In Shocking 2-D (1991)
Night of the Day of the Dawn of the Son of the Bride of the Return of the Terror (dok. Jiveass Video/Night of the Day of the Dawn of the Son of the Bride of the Return of the Terror) Terdiri dari 40 kata, Night of the Day of the Dawn of the Son of the Bride of the Return of the Revenge of the Terror of the Attack of the Evil, Mutant, Hellbound, Flesh-Eating Subhumanoid Zombified Living Dead, Part 2: In Shocking 2-D menjadi film dengan judul terpanjang yang pernah ada.
Dibuat ala kadarnya oleh James Riffel, film tersebut merupakan parodi dari Night of the Living Dead, merupakan film zombie pertama yang dibuat oleh Hollywood. Judulnya sendiri merupakan gabungan dari sederet judul film horor klise yang beken di tahun 1970-1980an.
2. Those Magnificent Men in Their Flying Machines, or How I Flew from London to Paris in 25 Hours and 11 Minutes (1965)
Those Magnificent Men in Their Flying Machines (dok. 20th Century Fox/Those Magnificent Men in Their Flying Machines) Film dengan judul terpanjang berikutnya ada Those Magnificent Men in Their Flying Machines, or How I Flew from London to Paris in 25 Hours and 11 Minutes. Film satir besutan sutradara Ken Annakin dan penulis naskah Jack Davies tersebut terinspirasi dari masa-masa awal dunia penerbangan berkembang di Inggris.
Mengusung genre komedi, film yang dirilis pada tahun 1965 silam tersebut berfokus pada sebuah surat kabar Inggris yang menawarkan hadiah fantastis bagi siapa saja yang mampu terbang dari London dan tiba di Paris paling cepat. Dibutakan oleh hadiah yang menggiurkan, para peserta tidak mempedulikan jalur lintasan penerbangan yang berbahaya dan melakukan berbagai cara untuk menciptakan pesawat yang mampu terbang melesat secepat kilat.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Horor Studio Blumhouse, Cocok untuk Uji Nyali!
3. Easy Riders, Raging Bulls: How the Sex, Drugs and Rock ‘N’ Roll Generation Saved Hollywood (2003)
Easy Riders, Raging Bulls: How the Sex, Drugs and Rock ‘N’ Roll Generation Saved Hollywood (dok. BBC/Easy Riders, Raging Bulls: How the Sex, Drugs and Rock ‘N’ Roll Generation Saved Hollywood) Baik sutradara Kenneth Bowser maupun penulis Peter Biskind bisa saja menggunakan Easy Riders, Raging Bulls untuk judul film dokumenter yang mereka garap bersama BBC. Nampaknya para kreator lebih suka memberikan detail yang cukup panjang di belakang judul utamanya.
Disadur dari buku karya Peter Biskind berjudul sama, Easy Riders, Raging Bulls: How the Sex, Drugs and Rock ‘N’ Roll Generation Saved Hollywood, merupakan film dokumenter yang berpusat pada era New Hollywood yang berlangsung dari akhir tahun 1960-an hingga awal tahun 1980-an. Film yang dirilis pada tahun 2003 tersebut turut memuat wawancara sederet sutradara seperti Arthur Penn, Dennis Hopper, dan Francis Ford Coppola dalam melewati pakem pembuatan film yang dianut kala itu demi menghadirkan sebuah film yang menawarkan pengalaman menonton yang berbeda.
4. Borat: Cultural Learnings of America for Make Benefit Glorious Nation of Kazakhstan (2006)
Borat: Cultural Learnings of America for Make Benefit Glorious Nation of Kazakhstan (dok. 20th Century Fox/Borat: Cultural Learnings of America for Make Benefit Glorious Nation of Kazakhstan) Dari sederet peran eksentrik yang dibuat oleh Sacha Baron Cohen, bisa dibilang Borat adalah karakter paling unik bin ajaib yang pernah ada. Pemakaian judul yang kelewat panjang dan terkesan seperti propaganda pun memberikan kesan penuh semangat dan kental akan humor di saat yang bersamaan.
Dibuat dalam format mockumentary, Borat: Cultural Learnings of America for Make Benefit Glorious Nation of Kazakhstan, mengikuti jurnalis elitis bernama Borat (Sacha Baron Cohen) yang dikirim oleh pemerintah Kazakhstan ke Amerika Serikat untuk membuat film dokumenter seputar budaya dan kehidupan masyarakat di sana.
