TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Biota Laut Inspirasi Makhluk di Avatar: The Way of Water

Kamu bisa menebaknya?

Skimwings, fauna Avatar yang mirip ikan terbang (dok. 20th Century Studios/Avatar 2: The Way of Water)

Film Avatar: The Way Of Water (2022) yang sedang tayang di bioskop merupakan film besutan sutradara James Cameron yang terkenal dengan Titanic. Film ini merupakan sarana bagi James Cameron untuk menuangkan ide yang didapatnya ketika menjelajahi palung Mariana, titik terdalam di lautan.

Salah satu keunggulan film Avatar: The Way of Water ini adalah keberagaman biota lautnya. Makhluk hidup di negeri terumbu karang Metkayina tersebut tentunya terinspirasi makhluk hidup yang ada di Bumi.

Yuk, simak beberapa biota laut asli yang menjadi inspirasi makhluk di film Avatar: The Way of Water!

1. Tulkun: Paus

Gambar paus biru dan tulkun (dok. 20th Century Studios/Avatar 2: The Way of Water)

Tulkun adalah hewan air yang punya peran penting di film Avatar: The Way of Water. Tulkun menjadi satu-satunya mahluk laut terumbu karang Metkayina dengan kecerdasan tinggi yang memiliki nama mereka sendiri. Tulkun bahkan memiliki sejarah, budaya, musik dan puisi yang canggih.

Tulkun ini berukuran panjang 28-80 meter untuk jantan dan 20-70 meter untuk betina. Bentuk mereka mirip sekali dengan paus yang ada di Bumi.

Di antara spesies paus di dunia, paus biru adalah spesies yang paling besar. Panjangnya mencapai 33 meter dan beratnya mencapai 150 ton. Betina umumnya lebih besar dari jantan. Mamalia tersebut hidup di Samudra Hindia dan sekitar Antarktika.

Baca Juga: Tak Disangka, 12 Film 'Kembar' Ini Rilis di Tahun yang Sama

2. Skimwings: Ikan terbang

Gambar ikan terbang dan skimfish (dok. 20th Century Studios/Avatar 2: The Way of Water)

Skimwings yang kerap dinaiki penghuni Pandora sangat mirip bentuknya dengan ikan terbang. Bedanya, jika skimwings berukuran besar, ikan terbang panjangnya hanya berkisar 17-30 cm.

Ikan terbang adalah salah satu dari sekitar 40 spesies ikan laut dari famili Exocoetidae (ordo Atheriniformes). Ikan terbang dapat ditemui hampir di semua perairan hangat di dunia.

Meskipun dinamakan ikan terbang, spesies tersebut sebenarnya tidak mampu terbang. Yang mereka lakukan adalah mendorong diri mereka keluar dari air dengan kecepatan lebih dari 56 kilometer per jam.

Begitu berada di udara, struktur yang mirip sayap tersebut memungkinkan mereka meluncur hingga ketinggian 200 meter. Tubuhnya yang ramping juga mengurangi hambatan udara saat ikan tersebut "terbang" di udara.

3. Ilu: Plesiosaurus

Gambar fosil plesiosaurus dan ilu dari Avatar 2. (dok. 20th Century Studios/Avatar 2: The Way of Water)

Ilu dalam film Avatar: The Way of the Water terinspirasi dari plesiosaurus. Plesiosaurus merupakan makhluk laut prasejarah yang fosilnya ditemukan sekitar dua abad yang lalu.

Ia adalah vertebrata yang hidup di lautan dan memiliki empat sirip panjang yang digunakan untuk mendayung. Hingga saat ini belum ditemukan hewan laut yang berenang dengan keempat siripnya seperti plesiosaurus.

Plesiosaurus ada yang berleher pendek namun ada juga sebagian yang berleher panjang. Salah satu fosil plesiosaurus berleher panjang ditemukan di sebuah tambang dekat Peterborough pada tahun 2014.

Sedangkan fosil plesiosaurus berleher pendek, juga dikenal sebagai pliosaurus, pernah ditemukan di dekat desa Yarnton. Keduanya sekarang ada di museum Wolfson di Inggris.

4. Bioluminescence Coral: Dinoflagellata

Gambar dinoflagellata dalam sebuah tangki air laut. (thesaltyside.com)

Salah satu ciri khas film Avatar adalah luminasi warna biru kehijauannya. Pada dunia air Pandora ciri khas tersebut masih dipakai untuk berbagai biota lautnya.

Inspirasi dari biota laut berkilau hijau-biru ini adalah Dinoflagelata. Dinoflagellata adalah organisme bersel tunggal di terumbu karang yang merupakan komponen utama fitoplankton. Karena itu, Dinoflagellata merupakan mata rantai penting dalam rantai makanan.

Dinoflagellata mampu menciptakan bioluminesensi sendiri. Bioluminesensi Dinoflagellata aktif saat mereka diagitasi. Mereka akan mengeluarkan cahaya biru kehijauan yang berlangsung dalam waktu singkat sampai energi yang menyebabkan bioluminesensinya habis.

Beberapa spesies dapat bereproduksi dengan cepat yang mengubah warna air dan dapat meracuni ikan dan hewan lain di sekitarnya. Beberapa jenis Dinoflagellata juga menghasilkan racun yang berbahaya.

Baca Juga: Sutradara Tengkorak Garap Film Horor Sci-fi Setan Alas

Verified Writer

Anita Hadi Saputri

Seorang ibu | Freelancer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya