5 Fakta Resesi Seks yang Menghantui Sejumlah Negara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak hanya resesi ekonomi yang menjadi perbincangan, istilah resesi seks pun menjadi topik hangat di sejumlah negara. Pasalnya, ada beberapa negara yang mengalami penurunan populasi yang disebabkan warganya tidak berkeinginan memiliki anak.
Fenomena ini tentu saja membuat pemerintah negara tersebut ketar ketir. Mengapa? Yuk, kita kupas selengkapnya di bawah ini!
1. Apa itu resesi seks?
Mengutip Hypebae, yang dimaksud dengan resesi seks adalah keadaan dimana banyak anak muda yang tidak mau menikah, apalagi memiliki anak. Meski sudah berumah tangga pun, para istri memilih untuk tidak hamil.
Hal ini tentu saja menyebabkan angka kelahiran menurun drastis. Di masa mendatang, populasi lansia yang akan lebih mendominasi. Usia produktif yang terus berkurang nantinya akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Inilah yang dikhawatirkan oleh pemerintah setempat.
2. Istilah resesi diperkenalkan oleh Kate Julian
Melansir The Atlantic, pada tahun 2018 seorang penulis dan peneliti bernama Kate Julian memperkenalkan istilah resesi seks. Istilah ini merujuk pada fenomena semakin minimnya hubungan seks di sebuah negara.
Profesor psikologi dari San Diego State University bernama Jean M Twenge meneliti kehidupan seksual para warga di Amerika. Dalam penelitian yang dilansir Psychology tersebut, ia menemukan bahwa rata-rata aktivitas seks yang dilakukan pasangan yang menikah atau hidup bersama mengalami penurunan.
Baca Juga: 10 Fakta Menarik Kondom, Tersedia Rasa Bawang hingga Rendang
3. Penyebab resesi seks
Lantas, apa yang menjadi penyebab resesi seks? Banyak faktor yang melatarbelakangi hal ini. Menyadur The Atlantic, anak muda sekarang tak menyukai hubungan jangka panjang. Mereka cenderung fokus pada diri sendiri, pendidikan dan tekanan pekerjaan.
Apalagi di era digital sekarang banyak pilihan hiburan seperti nonton Netflix atau berselancar di media sosial. Akibatnya aktivitas seksual minim dilakukan.
Di sisi lain, faktor finansial juga berpengaruh. Tingginya biaya hidup membuat banyak orang ogah menikah. Jika menikah pun, mereka lebih memilih untuk childfree alias tidak punya anak.
4. Negara yang mengalami resesi seks
Melansir Kids Count Data Center, total kelahiran di Amerika tahun 2020 menunjukkan angka terendah dalam tiga dekade menjadi 3.613.647. China juga mengalami resesi seks. Meski populasinya adalah yang terbanyak di dunia, namun mengutip Reuters, angka kelahiran di China terus merosot. Bahkan tahun ini mencatat rekor terendah.
Melansir Nikkei Asia, kelahiran di Jepang menurun rata-rata 2,5 persen per tahun selama dekade terakhir. Rekor terendah di bawah 800.000 pada tahun ini. Menurut data yang dihimpun dari Economist, tingkat kesuburan warga Korea Selatan juga merosot tajam.
5. Solusi sejumlah negara mengatasi resesi seks
Berbagai cara pun akhirnya ditempuh pemerintah negara setempat yang mengalami resesi seks. Pemerintah Korea Selatan menawarkan 1.600 USD atau sekitar Rp23 juta secara tunai kepada orangtua yang melahirkan bayi di tahun ini.
Pemerintah Jepang memberikan subsidi dana pernikahan bagi pasangan muda di bawah usia 34 tahun. Subsidi ini hanya diberikan pada pasangan dengan penghasilan di bawah ¥ 3,4 juta (sekitar Rp 450 juta) per tahun. Sementara, Pemerintah China memberikan cuti hamil lebih lama, subsidi perumahan dan menyalurkan uang tambahan untuk anak ketiga.
Demikianlah seputar fakta menarik tentang resesi seks yang belakangan ramai diperbincangkan. Bertambah satu lagi, deh wawasanmu. Jangan lupa bagikan artikel ini ke temanmu, ya!
Baca Juga: 6 Hal Tak Terduga Ini Bisa Terjadi saat Malam Pertama
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.