Lakukan 5 Hal Ini untuk Pemulihan Usai Terpapar COVID-19!

Ini tips pemulihan dari Dokter Spesialis RSUP Dr Sardjito

Sleman, IDN Times - Usai seseorang dinyatakan positif COVID-19, maka dirinya harus segera melakukan isolasi. Baik di fasilitas kesehatan bagi yang bergejala sedang/berat, maupun di selter atau secara mandiri bagi yang tanpa gejala atau bergejala ringan.

Lalu, berapa lamakah isolasi harus dilakukan? Perlukah seseorang melakukan swab PCR setelah menjalani isolasi selama beberapa hari? Serta hal apa yang harus dilakukan untuk pemulihan? Berikut penjelasan dari Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Paru RSUP Dr. Sardjito, Ika Trisnawati.

Baca Juga: 5 Tips Jalani Isolasi Mandiri dari Dokter RSA UGM

1. Pasien OTG cukup isolasi selama 10 hari

Lakukan 5 Hal Ini untuk Pemulihan Usai Terpapar COVID-19!Ilustrasi isolasi mandiri (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Ika menjelaskan, bagi pasien yang tidak memiliki gejala (OTG), isolasi cukup dilakukan selama 10 hari sejak didiagnosis positif COVID-19. Pasien OTG pun tidak perlu untuk melakukan swab ulang. Pada pasien yang tidak mempunyai gejala, maka cukup 10 hari sejak didiagnosis positif dan tidak perlu dilakukan swab ulang

"Gejala ringan, 10 hari itu minimal melakukan isolasi dan ditambah 3 hari bebas gejala. Gejalanya apa? Paling utama demam dan gangguan pernafasan seperti sesak," ungkapnya dalam seri bincang Isolasi Mandiri dan Pemulihan Pasca COVID-19 yang diadakan RSUP Dr. Sardjito pada Jumat (23/7/2021).

2. Usai 10 hari, fragmen virus sudah mati

Lakukan 5 Hal Ini untuk Pemulihan Usai Terpapar COVID-19!Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Ika menjelaskan, usai menjalani isolasi setelah hari ke-10, maka seseorang bisa kembali melakukan aktivitas. Di mana setelah hari ke -10 tersebut, sebenarnya fragmen virus telah mati dan tidak lagi menular

"Kalau PCR masih terdeteksi (virus) setelah hari ke-10, misalnya hari ke-14, itu fragmen virus mati dan tidak menular. Apa tetap harus melanjutkan isolasi setelah hari ke 10? Jawabannya tidak," katanya.

Baca Juga: UGM-SONJO Buka Platform Konsultasi Daring Gratis bagi Pasien COVID-19

3. Kenali anosmia, salah satu gejala yang termasuk long COVID

Lakukan 5 Hal Ini untuk Pemulihan Usai Terpapar COVID-19!Ilustrasi Anosmia (freepik.com/karlyukav)

Lalu, ketika seseorang sudah melakukan isolasi sesuai dengan yang disarankan dan masih mengalami anosmia, maka dirinya tidak perlu khawatir dan bisa melanjutkan aktivitas. Menurutnya, anosmia ini sering muncul pada pasien dengan gejala ringan dan bisa menetap sebagai long covid.

Selain anosmia, beberapa tanda yang lain seperti kelelahan, nyeri otot, batuk, dan yang lain juga bisa masuk dalam long covid.

"Karena tidak mungkin menunggu sampai 20-30 hari hanya dengan anosmia. Padahal anosmia masuk ke long covid," terangnya.

4. Hal yang bisa dilakukan untuk rehabilitasi

Lakukan 5 Hal Ini untuk Pemulihan Usai Terpapar COVID-19!ilustrasi prone position (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurut Ika, ada hal yang perlu dilakukan setelah seseorang menjalani isolasi mandiri dan rawat inap. Yakni melakukan latihan pernapasan, mobilisasi duduk, relaksasi dan latihan gerak sendi bahu, mobilisasi dinding dada, latihan deep breathing, latihan batuk, serta prone position atau posisi tengkurap.

"Prone position ini penting dilakukan utamanya yang isoman, kalau ada batuk atau sesak jangan panik. Lakukan prone position. Bisa dilakukan masing-masing 30 menit," jelasnya.

5. Kapan seseorang bisa divaksinasi setelah terpapar COVID-19?

Lakukan 5 Hal Ini untuk Pemulihan Usai Terpapar COVID-19!(Ilustrasi) antrean untuk mengikuti vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Kemudian pertanyaan yang sering muncul, kapankah seseorang bisa menerima vaksin setelah sembuh dari COVID-19? Ika mengungkapkan, secara teori seseorang yang telah sembuh dari COVID-19 bisa diberikan vaksinasi setelah 2 minggu. Akan tetapi, karena berkaitan dengan regulasi dan pemerataan vaksin, maka saat ini seseorang yang sudah sembuh dari COVID-19 baru bisa menerima vaksin setelah 3 bulan.

"Pada pasien COVID-19 memiliki antibodi yang secara aktif muncul akibat terinfeksi. Jadi secara alami tubuh akan membentuk antibodi setelah virus masuk ke tubuh ini akan bertahan selama 3 bulan. Oleh kerena itu kenapa 3 bulan kemudian itu bisa vaksin karena kadar antibodi mulai turun dan terkait dengan regulasi, agar semua mendapatkan antibodi," paparnya.

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Kondisi Mental saat Menjalani Isolasi Mandiri

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya