5 Fobia yang Berkaitan dengan Cinta dan Sebuah Hubungan

Hal yang indah bisa bikin seseorang merasa ketakutan

Mendengar kata cinta, kita mungkin langsung terbayang hal-hal bahagia dan menyenangkan yang pernah dilalui bersama pasangan. Atas dasar cinta, terkadang seseorang rela untuk melalukan hal apapun yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Namun, apa jadinya jika hal-hal yang berkaitan dengan cinta dan sebuah hubungan justru menjadi sebuah ketakutan atau fobia bagi sebagian orang? Lantas, apa saja fobia yang berkaitan dengan cinta?

1. Philophobia (takut jatuh cinta)

5 Fobia yang Berkaitan dengan Cinta dan Sebuah HubunganIlustrasi Jatuh Cinta (Unsplash/Travis Grossen)

Ketika kita jatuh cinta, rasanya semua hal dalam hidup kita terasa amat indah dan berwarna. Namun, kondisi berbeda dialami oleh mereka yang mengalami philophobia. Seseorang yang mengalami philophobia merasa takut untuk jatuh cinta atau terhubung secara emosional dengan seseorang. Meskipun terdengar tidak masuk akal, bahkan bagi mereka yang menderitanya, namun perasaan takut tersebut sering kali sulit untuk dikendalikan bagi para penderitanya.

Gejala yang dapat dirasakan terdiri dari reaksi emosional dan fisik. Beberapa gejala yang dirasakan oleh penderita philophobia, seperti perasaan panik, penolakan rasa takut, berkeringat, detak jantung meningkat, dan nausea (rasa ingin muntah).

Umumnya, philophobia diakibatkan oleh trauma masa lalu dalam menjalin sebuah hubungan, pengaruh budaya, dan rasa takut akan ditolak. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menangani philophobia adalah menjalani terapi (dibarengi oleh pemberian obat oleh dokter) dan menjalani gaya hidup sehat dengan berolahraga dan relaksasi.

Baca Juga: Kenali Tanda Hubunganmu Masuk Toxic Relationship Menurut Psikolog

2. Gamophobia (takut menikah)

5 Fobia yang Berkaitan dengan Cinta dan Sebuah HubunganIlustrasi Menikah (Unsplash/Jeremy Wong Weddings)

Menikah bagi banyak pasangan tentunya menjadi momen yang paling dinantikan. Pernikahan juga merupakan peristiwa yang dipenuhi oleh perasaan haru dan bahagia. Namun, menikah dapat menjadi sebuah hal yang menakutkan bagi mereka yang mengalami gamophobia. Gamophobia sendiri merupakan rasa takut untuk menjalin sebuah komitmen atau hubungan pernikahan dengan seseorang. Ketika didorong atau diminta untuk menikah, mereka akan merasakan kepanikan dan ketakutan berlebih.

Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab seseorang menderita gamophobia. Pertama, gamophobia dapat disebabkan oleh trauma masa lalu, seperti melihat kedua orang tua bertengkar atau bercerai. Kedua, fobia ini dapat disebabkan oleh mahalnya biaya pernikahan sehingga menyebabkan sebagian orang takut untuk menikah. Terakhir, pola asuh semasa kecil yang jauh dari rasa kasih sayang dan kenyamanan membuat seseorang merasa tidak aman ketika terikat sebuah hubungan, serta takut terhadap penolakan dan ditinggalkan.

Perawatan yang dapat diberikan bagi penderita gamophobia adalah melalui cognitive behavorial therapy (CBT), yaitu dengan mengeksplorasi pikiran dan perasaan yang mendasari penderita gamophobia berperilaku demikian. Selain itu, terdapat psychodynamic psychotherapy yang menguji konflik dan harapan yang terpendam yang menjadi sebab munculnya rasa takut. Kemudian, penderita gamophobia dapat melakukan teknik relaksasi atau menulis jurnal terkait rasa takut tersebut untuk mengurangi rasa takut dan kepanikan.

Baca Juga: 7 Manfaat Rutin Berhubungan Seks dengan Pasangan, Full Senyum

3. Genophobia (takut berhubungan intim)

5 Fobia yang Berkaitan dengan Cinta dan Sebuah HubunganIlustrasi Berhubungan Intim (Unsplash/Womanizer Toys)

Ketika berbicara soal seks atau berhubungan intim, mungkin banyak orang setuju bahwa aktivitas tersebut merupakan sebuah hal yang menyenangkan yang biasa dilakukan oleh pasangan yang telah menikah. Namun, hal tersebut tak berlaku bagi mereka yang mengalami genophobia.

Seseorang yang mengalami genophobia merasa takut untuk melakukan sex atau berhubungan intim. Bahkan, bagi sebagian penderita, memikirkan hal yang berkaitan dengan seks saja sudah dapat memunculkan rasa takut dan panik. Rasa takut tersebut dapat disertai nausea, rasa pusing, kesulitan bernapas, jantung berdebar kencang, dan berkeringat.

Genophobia sendiri dapat muncul akibat beberapa permasalahan fisik dan emosional. Dimulai dari vaginismus atau kondisi ketika otot vagina mengalami pengencangan akibat adanya upaya penetrasi. Rasa sakit yang ditimbulkan akibat upaya penetrasi dapat membuat wanita takut untuk melakukan hubungan seksual.

Selain pada wanita, gangguan ereksi pada organ reproduksi pria dapat membuat penderitanya merasa malu dan stress hingga menyebabkan rasa takut untuk melakukan sex. Performa seksual juga menjadi penyebab seseorang mengalami genophobia. Kemudian, pengalaman buruk atau trauma di masa lalu, seperti pernah mengalami kekerasan seksual, pemerkosaan, dan body shaming juga turut dapat menyebabkan timbulnya genophobia.

Sama seperti fobia pada umumnya, penderita genophobia dapat menjalani perawatan melalui cognitive behavorial therapy (CBT) dan terapi seks jika rasa takut tersebut ditimbulkan oleh hal yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan. Sedangkan jika penyebab rasa takut berkaitan dengan kondisi fisik, dapat diatasi dengan berkonsultasi dan mendapatkan perawatan langsung dari dokter yang ahli dalam bidang tersebut.

 4. Philemaphobia (takut berciuman) 

5 Fobia yang Berkaitan dengan Cinta dan Sebuah HubunganIlustrasi Berciuman (Unsplash/Alejandra Quiroz)

Ketika kita terbiasa menonton film bergenre romance atau sebuah drama, tentunya kita sudah tak asing lagi dengan adegan ciuman yang dilakukan oleh para aktor dan aktris dalam film atau drama tersebut. Adegan tersebut umumnya muncul di saat para pemeran sedang jatuh cinta atau merasakan perasaan bahagia. Namun, bagi seseorang yang mengalami philemaphobia, berciuman justru menjadi sebuah hal yang menakutkan.

Penyebab philemaphobia sendiri dapat dikaitkan dengan pengalaman buruk atau trauma yang dialami penderita berkaitan dengan berciuman, seperti dicium tanpa persetujuan atau pernah mengalami pemerkosaan. Selain itu, ketakutan akan kuman atau mysophobia dapat membuat seseorang enggan untuk berciuman. Mereka umumnya beranggapan bahwa mulut manusia dipenuhi oleh bakteri.

Untuk mengobati philemaphobia, penderita dapat menjalani terapi, seperti CBT dan dialetical behavior therapy (DBT). Penderita philemaphobia juga dapat melakukan meditasi, yoga, dan jenis olahraga lainnya untuk menghilangkan stress dan membuat perasaan lebih tenang.

5. Chiraptophobia (takut bersentuhan) 

5 Fobia yang Berkaitan dengan Cinta dan Sebuah HubunganIlustrasi Bersentuhan (Unsplash/Toa Heftiba)

Dapat berinteraksi dan bersentuhan secara langsung dengan pasangan, keluarga, ataupun teman umumnya merupakan hal yang menyenangkan. Berbeda bagi seseorang yang mengalami chiraptophobia, bersentuhan dengan orang lain, bahkan orang-orang terdekatnya dapat membuat penderita chiraptophobia merasa ketakutan dan panik.

Seseorang yang mengalami chiraptophobia umumnya pernah mengalami pengalaman buruk di masa lalu berkaitan dengan sentuhan. Chiraptophobia juga berkaitan dengan jenis fobia lain seperti OCD, PTSD, mysophobia, dan ochlophobia (takut keramaian). Pengaruh keluarga dan genetik juga dapat menjadi penyebab seseorang mengalami chiraptophobia.

Untuk mengatasi rasa takut tersebut, penderita chiraptophobia dapat melakukan terapi, seperti CBT dan exposure therapy (terapi dengan cara terpapar ketakutan secara bertahap) untuk mengobati chiraptophobia. Obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, juga dapat meringankan ketakutan atau rasa panik yang disebabkan oleh chiraptophobia.

So, memiliki ketakutan dalam hidup sebagai seorang manusia merupakan sebuah hal yang wajar. Namun, apabila rasa takut tersebut justru mengganggu kehidupan kita sehari-hari, ada baiknya kita berkonsultasi dengan yang ahli, seperti dokter atau psikiater, agar kita dapat dengan nyaman menjalani kehidupan yang kita miliki!

Baca Juga: 10 Foto Perairan Ini Mimpi Buruk bagi Pengidap Thalassophobia

Ruhun Sudina Photo Community Writer Ruhun Sudina

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya