Mengapa Kurang Tidur Bisa Menghambat Pertumbuhan Anak?

Tidur merupakan faktor yang penting untuk pertumbuhan anak

Tidur nyenyak sangat penting bagi kesehatan semua orang, terutama anak-anak, karena berdampak langsung pada perkembangan mereka. Sebab, tidur yang berkualitas memungkinkan pikiran dan tubuh anak bisa beristirahat, pulih, dan memulihkan tenaga mereka untuk belajar, dan juga tumbuh, baik secara mental maupun fisik.

Sebaliknya jika anak tidak mendapat tidur yang cukup, maka mereka akan mudah tersinggung, rewel, sulit berkonsentrasi, hingga tidak bersemangat untuk beraktivitas di keesokan harinya karena tubuhnya terasa lelah. Itu semua merupakan efek jangka pendek jika anak kurang tidur.

Namun jika kurang tidur terjadi secara teratur atau dalam waktu yang lama, maka ini bisa menyebabkan masalah pada pertumbuhan anak, terutama gangguan pertumbuhan dan stunting. Penyebab kondisi ini diduga karena produksi hormon pertumbuhan terganggu. Hal ini bisa mengakibatkan kekurangan hormon pertumbuhan, yang memengaruhi fungsi sistem peredaran darah dan pernapasan, serta sistem kekebalan tubuh.

Nah, berikut ini beberapa fakta terkait kurang tidur pada anak, termasuk penjelasan mengapa kurang tidur bisa menghambat pertumbuhan anak. Happy reading!

1. Jumlah tidur yang dibutuhkan anak berdasarkan kelompok usia

Mengapa Kurang Tidur Bisa Menghambat Pertumbuhan Anak?ilustrasi anak perempuan sedang tidur (freepik.com/gpointstudio)

Waktu tidur anak berbeda-beda, tergantung usianya. Selain itu, jumlah tidurnya dalam sehari juga akan semakin berkurang seiring bertambahnya usianya. Nah, berikut ini rata-rata jumlah tidur yang dibutuhkan anak per hari berdasarkan kelompok usia, menurut rekomendasi dari American Academy of Pediatrics :

  • Anak di bawah 1 tahun: 12-16 jam.
  • Anak-anak berusia 1 hingga 2 tahun: 11-14 jam.
  • Anak-anak berusia 3 hingga 5 tahun: 10-13 jam.
  • Anak-anak berusia 6 hingga 12 tahun: 9 hingga 12 jam.
  • Anak-anak berusia 13 hingga 18 tahun: 8 hingga 10 jam.

Rekomendasi rata-rata jumlah tidur di atas merupakan rata-rata tidur 24 jam. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya menetapkan waktu tidur siang yang digunakan sepanjang hari. Namun meski kebutuhan tidur siang tiap anak mungkin berbeda-beda, sebaiknya orangtua memastikan anaknya tidak tidur terlalu lama atau terlalu dekat jaraknya dengan waktu tidur malamnya. Sebab hal tersebut bisa menyebabkan anak kesulitan tidur pada malam harinya.

2. Hal-hal yang bisa menyebabkan anak kurang tidur

Mengapa Kurang Tidur Bisa Menghambat Pertumbuhan Anak?ilustrasi anak laki-laki bermain smartphone di tempat tidur (freepik.com/freepik)

Salah satu alasan umum mengapa banyak anak tidak mendapat tidur yang cukup yaitu karena mereka sering tidur terlalu larut. Hal ini sering terjadi karena orangtua mempunyai ekspektasi yang tidak realistis mengenai berapa lama waktu tidur yang diperlukan anak mereka atau karena anak memiliki jadwal yang terlalu padat, terlalu banyak aktivitas atau terlalu banyak pekerjaan rumah. Selain itu, begadang karena melakukan hal yang disukai seperti bermain game, menonton televisi, berbicara di telepon, mengirim pesan melalui smartphone juga merupakan penyebab umum anak tidur terlalu malam, sehingga mereka tidak cukup tidur.

Anak juga bisa kurang tidur karena mengalami kesulitan untuk tidur atau insomnia. Ini bisa terjadi karena kebiasaan mereka di siang hari atau cara mereka menghabiskan waktu sebelum tidur.  Contohnya, makan terlalu banyak makanan manis di siang hari atau menonton TV sebelum tidur. Selain itu juga terdapat beberapa alasan umum lainnya mengapa anak mengalami insomnia. Ini meliputi:

  • Stres: Meski anak masih terlalu muda, namun mereka juga bisa mengalami stres, yang seringkali dipicu oleh masalah di rumah atau di sekolah. Di sekolah, stres bisa terjadi karena kemungkinan kesulitan untuk mengikuti pelajaran, memiliki masalah dengan teman sekelas, atau bahkan mengalami bullying. Sedangkan di rumah, stres bisa terjadi karena ada masalah dengan pernikahan orangtuanya, kedatangan saudara baru atau perubahan pengaturan tidur yang kini mengharuskan mereka untuk berbagi kamar dengan saudara kandung, saudara tiri, orangtua, atau kakek dan nenek, misalnya.
  • Kafein: Banyak soda dan minuman berenergi mengandung kafein, yang bisa membuat anak tetap terjaga di malam hari. Oleh karena itu, sebaiknya orangtua membatasi konsumsi minuman tersebut setelah jam makan siang. Lebih baik lagi jika orangtua bisa mengurangi anaknya untuk minum jenis minuman tersebut.
  • Efek samping obat: Beberapa obat, seperti yang digunakan untuk mengobati gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (ADHD) dan antidepresan, juga bisa menyebabkan insomnia pada anak.
  • Masalah medis lainnya: Ini bisa jadi gangguan tidur seperti sleep apnea atau sindrom kaki gelisah, atau mungkin dipicu oleh kondisi lain seperti hidung tersumbat karena alergi, nyeri akibat pertumbuhan gigi, atau kulit gatal karena eksim. Sebaiknya orangtua memberi anaknya informasi terkini tentang pemeriksaan kesehatan, agar bisa membantu mengidentifikasi masalah apa pun yang bisa mengganggu tidurnya.
  • Terlalu banyak tidur di luar waktu tidur malam: Terkadang, insomnia yang dialami anak kemungkinan terjadi karena terlalu banyak tidur di luar waktu tidur malam. Dalam kasus ini, anak kemungkinan kesulitan untuk tidur atau terbangun di malam hari atau bangun terlalu dini di pagi hari. Untuk mencari waktu tidur yang ideal, sebaiknya orangtua mencatat kapan anaknya mulai mengantuk di malam hari. Itu adalah waktu seharusnya mereka untuk tidur. Jadi, sebaiknya orangtua memulai rutinitas tidur mereka sekitar 45 menit lebih awal.

Selain insomia, anak juga seringkali mengalami kendala lain untuk mendapatkan tidur malam yang nyenyak. Ini seperti kecemasan atau ketakutan sebelum tidur, mimpi buruk, berjalan sambil tidur, teror malam, dan mengompol. Sebaiknya orangtua mencari cara untuk mengatasi masalah-masalah tidur tersebut jika anaknya mengalaminya, agar buah hatinya bisa mendapatkan tidur yang berkualitas.

3. Alasan mengapa kurang tidur bisa menghambat pertumbuhan anak

Mengapa Kurang Tidur Bisa Menghambat Pertumbuhan Anak?ilustrasi anak laki-laki mengukur tinggi badannya (freepik.com/jcomp)

Tumbuh kembang anak adalah proses yang cukup kompleks, yang membutuhkan beberapa hormon untuk bekerja sama merangsang otot, tulang, dan lain-lain dalam tubuh. Nah, kurang tidur akan menghambat proses ini. Perlu diketahui bahwa hormon protein yang disekresikan oleh kelenjar pituari (disebut juga kelenjar hipofisis) yang disebut hormon pertumbuhan, merupakan kuncinya. Beberapa faktor yang memengaruhi produksinya yaitu termasuk nutrisi, stres, dan olahraga.

Namun untuk pertumbuhan anak secara keseluruhan, tidur merupakan faktor yang sangat penting. Ini karena hormon pertumbuhan sebagian besar dilepaskan ketika tidur di malam hari, terutama pada tahap tidur tertentu, yaitu sekitar satu jam sesudah pertama kali tertidur.Gangguan tidur apa pun yang mengganggu tidur nyenyak ini, dalam jangka waktu tertentu, bisa mengganggu proses sekresi hormon tersebut, yang pada gilirannya nanti akan memengaruhi pertumbuhan fisik, terutama pertumbuhan tinggi badan anak, mengutip laman Parentune.

Anak-anak yang terkena dampak kemungkinan mulai turun dari kurva pertumbuhannya.Sebagai contoh, jika seorang anak berada di persentil ke-50 berdasarkan tinggi badan dan berat badan pada awal perkembangannya, maka anak yang terkena dampak kemungkinan akan turun ke persentil ke-10, seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Waspada, Anemia Bisa Akibatkan Terhambatnya Tumbuh Kembang Anak

4. Masalah lain yang bisa timbul jika anak kurang tidur

Mengapa Kurang Tidur Bisa Menghambat Pertumbuhan Anak?ilustrasi dokter mengukur suhu pasien anak dengan termometer (freepik.com/freepik)

Selain mengganggu pertumbuhan anak, kurang tidur yang terjadi dalam waktu yang lama, juga bisa mengganggu sistem kekebalan tubuhnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk melawan pantogen. Itu bisa menyebabkan anak menjadi mudah terserang pilek, flu, demam dan juga batuk.

Selain itu, kurang tidur dalam jangka waktu yang lama juga bisa menyebabkan anak mengalami obesitas. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tidur larut malam, lebih besar kemungkinannya untuk mengalami obesitas. Penyebabnya diduga karena penurunan kadar leptin (zat yang membuat anak merasa kenyang) dan peningkatan kadar ghlerin (hormon pemicu rasa lapar) pada anak yang kurang tidur. Itu bisa mengakibatkan anak makan berlebihan, terutama menyukai makanan karbohidrat berkalori tinggi. Bahkan kurang tidur juga bisa memengaruhi cara tubuh untuk memetabolisme makanan tersebut, sehingga menyebabkan resistensi insulin, yang berkaitan dengan diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2.

Kurang tidur di malam hari juga memengaruhi keterampilan motorik dan konsentrasi di siang hari, sehingga mengakibatkan lebih banyak kecelakaan dan gangguan perilaku, serta buruknya kinerja di sekolah.

5. Tips agar anak mendapatkan tidur yang berkualitas

Mengapa Kurang Tidur Bisa Menghambat Pertumbuhan Anak?ilustrasi seorang ibu sedang menidurkan anaknya (freepik/freepik)

Anak-anak memerlukan lebih banyak tidur daripada yang diperkirakan orangtua. American Academy of Pediatrics (AAP) bahkan mendorong orangtua untuk mengembangkan kebiasaan tidur yang sehat sejak dini. Nah, berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu anaknya mendapatkan tidur yang berkualitas:

  • Memperbaiki waktu tidur. Anak usia sekolah sebaiknya sudah tidur pada jam 8 hingga 9 malam (lebih awal untuk anak yang lebih muda dan anak yang membutuhkan banyak tidur seperti bayi). Menidurkan anak lebih awal merupakan salah satu cara untuk memperpanjang waktu tidur dan membantu anak mendapatkan tidur yang berkualitas.
  • Lakukan rutinitas waktu tidur yang baik untuk membantu anak menenangkan diri dan mendapatkan tidur yang nyenyak. Ini mungkin seperti cerita pengantar tidur, atau percakapan yang menyenangkan agar ia bisa lebih relaks. Selain itu, orangtua juga harus memastikan rutinitas waktu tidur anak tetap terjaga di mana pun ia berada, sehingga ia bisa patuh untuk tidur lebih awal kapan pun dan di mana pun.
  • Memastikan ruangan tidur dalam kondisi yang tenang, sejuk, dan bebas cahaya atau cahaya yang minim, agar kondusif untuk tidur.
  • Tidak menaruh mainan di tempat tidur anak. Hal ini membantu anak untuk menyadari bahwa tempat tidur adalah tempat untuk tidur dan bukan tempat bermain.
  • Tidak memberikan anak makanan padat sebelum usianya 6 bulan. Faktanya, jika memberikan bayi makanan padat sebelum sistem pencernaannya bisa memproses makanan tersebut, maka kemungkinan ia akan tidur lebih buruk karena mengalami kolik.
  • Pantau waktu yang dihabiskan anak untuk menggunakan perangkat elekronik. AAP merekomendasikan untuk menjauhkan TV, komputer, tablet, laptop, dan smartphone dari kamar tidur anak, terutama di malam hari. Sebab, cahaya biru yang dipancarkan perangkat elektronik tersebut bisa mengganggu siklus tidur /bangun tubuh dan membuat tubuh semakin sulit untuk tidur. Oleh karena itu, sebaiknya oragtua mematikan perangkat ini setidaknya satu jam sebelum tidur dan simpan di luar kamar tidur anak selama jam tidur.
  • Menggunakan kasur dan sprei yang empuk dan nyaman agar anak bisa tidur dengan nyenyak.
  • Jaga agar anak tidak tidur dalam keadaan terlalu lapar atau kenyang. Camilan ringan (seperti susu hangat dan pisang) sebelum tidur merupakan ide yang bagus. Namun makanan berat dalam waktu satu atau dua jam sebelum tidur bisa membuat anak tetap terjaga.

Selain cara di atas, orangtua juga sebaiknya belajar mengenali masalah tidur yang mungkin dialami anaknya, sehingga menyebabkan buah hatinya tersebut kurang tidur. Ini seperti takut tidur, suka terbangun di malam hari, mendengkur, atau bernapas dengan keras saat tidur. Selain itu, beberapa kondisi medis seperti stres, kecemasan, sleep apnea, dan ADHD, juga bisa mempengaruhi tidur anak.

Nah, jika anak mengalami salah satu atau beberapa dari hal tersebut, maka sebaiknya orangtua memeriksakan anaknya ke dokter untuk mendapatkan solusi untuk mengatasinya. Sebab, bisa berdampak buruk bagi pertumbuhan, perkembangan maupun kesehatan anak jika masalah tidurnya tidak segera diatasi.

6. Tips untuk mendukung pertumbuhan anak yang baik

Mengapa Kurang Tidur Bisa Menghambat Pertumbuhan Anak?ilustrasi anak perempuan makan sayuran (freepik.com/pvproductions)

Orang tidak bisa mengendalikan sebagian besar faktor yang memengaruhi tinggi badan mereka. Hal ini karena DNA menentukan faktor-faktor ini dan tidak bisa diubah. Perlu diketahui bahwa DNA merupakan faktor utama yang menentukan tinggi badan seseorang.

Namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan atau menurunkan pertumbuhan selama masa kanak-kanak dan pubertas. Nah, orangtua yang memiliki anak kecil dan/atau remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan, maka bisa mengambil beberapa langkah berikut untuk memaksimalkan tinggi badan anaknya saat dewasa:

  • Memastikan nutrisi yang baik: Nutrisi memegang peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan. Anak yang tidak mendapat gizi yang baik belum tentu dapat setinggi anak yang mendapat gizi yang cukup. Ahli gizi menganjurkan agar anak-anak dan remaja mengonsumsi makanan yang bervariasi dan seimbang dengan banyak sayuran dan buah-buahan. Ini akan memastikan bahwa mereka mendapatkan semua mineral dan vitamin yang mereka perlukan untuk berkembang. Selain itu, protein dan kalsium sangat penting untuk kesehatan dan pertumbuhan tulang. Beberapa makanan yang kaya protein yaitu meliputi daging, unggas, telur, makanan laut, kacang-kacangan, biji-bijian, serta sayuran tinggi protein seperti asparagus, sawi, dan bayam. Nah, untuk makanan yang kaya kalsium yaitu meliputi susu, keju, yogurt, brokoli, kubis, kedelai, jeruk, ikan salmon, dan ikan ikan sarden. Selain itu, memastikan nutrisi yang baik selama kehamilan juga penting untuk kesehatan tulang dan pertumbuhan janis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar perempuan yang sedang hamil untuk mengonsumsi makanan yang bervariasi, seperti:
  1. Sayuran berwarna orange dan hijau.
  2. Buah-buahan.
  3. Produk susu yang dipasteurisasi.
  4. Kacang polong.
  5. Daging.
  6. ikan.
  • Berolahraga secara teratur: Olahraga secara teratur penting untuk perkembangan fisik yang baik, karena  mendukung kesehatan tulang dan juga jaringan otot. Contohnya seperti bermain di luar ruangan atau berolahraga, bisa membuat tulang lebih kuat, padat, dan sehat. Oleh karena itu, olahraga sangat baik untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, maupun perempuan yang sedang hamil.

Menambah tinggi badan pada anak adalah proses kompleks yang membutuhkan kerja banyak hormon berbeda untuk merangsang berbagai perubahan biologi dalam darah, termasuk organ dalam dan sistem muskuloskeletal. Hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituari, yang disebut hormon pertumbuhan, merupakan faktor utama dalam membantu anak untuk tumbuh lebih tinggi. Perlu diketahui bahwa hormon pertumbuhan diproduksi oleh kelenjar pituari sepanjang hari. Namun pada anak-anak, pelepasan hormon terkuat terjadi tepat sesudah awal tidur nyenyak. Dengan kata lain, anak yang tidur lebih awal akan mengalami peningkatan tinggi badan berkat produksi hormon pertumbuhan dalam tubuh.

Setiap anak yang ingin berkembang dengan baik perlu membentuk rutinitas tidur yang teratur dan ilmiah. Menidurkan anak lebih awal merupakan salah satu cara untuk memperpanjang waktu tidur dan membantu anak mendapatkan tidur yang cukup. Selain itu, anak-anak yang cukup tidur akan memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat, kinerja akademis yang lebih baik, serta daya ingat dan kesehatan mental yang lebih baik. Oleh karena itu, orangtua perlu membantu anaknya untuk mendapatkan tidur yang berkualitas untuk mendukung tumbuh kembang buah hatinya tersebut.

Baca Juga: Guru Besar Bidang Kesehatan Anak UGM Ingatkan Bahaya Polio

Eliza Ustman Photo Community Writer Eliza Ustman

Hobi nulis dan travelling

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya