6 Fakta Seputar Kehilangan Memori Jangka Pendek, Tanda Penuaan?

Bisa terjadi karena masalah pada mental maupun kondisi kesehatan lain

Kehilangan memori jangka pendek atau gangguan ingatan jangka pendek merupakan kondisi yang terjadi saat seseorang tidak bisa menyimpan informasi dalam jangka pendek, atau melupakan informasi yang baru saja diterimanya. Dilansir Verywell Health, memori jangka pendek mencakup hal-hal yang terjadi dalam 30 detik terakhir. Jadi, hilangnya memori jangka pendek terjadi saat sesuatu terlupakan dalam waktu 30 detik sesudah kejadian tersebut. Ini kemungkinan termasuk percakapan, peristiwa, atau sesuatu yang dilihat, didengar, atau dipikirkan yang terjadi baru-baru ini.

Nah, karena kehilangan memori jangka pendek merupakan kelupaan yang terjadi dalam hitungan detik sesudah kejadian, maka tanda peringatan dini dari kondisi ini melibatkan hilangnya ingatan yang terjadi segera. Sebagai contoh, seseorang dengan kehilangan memori jangka pendek kemungkinan langsung lupa nama orang baru sesudah diperkenalkan atau lupa percakapan yang baru saja diucapkan. Hal ini mengakibatkan tugas rutin menjadi menantang, mengganggu kehidupan sehari-hari, dan bahkan bisa menjadi berbahaya dalam beberapa situasi.

Melupakan informasi yang baru diterima, secara sporadis terjadi pada semua orang. Sangat mudah untuk melupakan informasi jika seseorang tidak memperhatikan sepenuhnya, perhatiannya teralihkan, atau tidak berusaha mengingat informasi tersebut. Akan tetapi, orang-orang juga harus menyadari bahwa kelupaan ringan juga merupakan ciri khas dari penuaan. Meski begitu, jika seseorang cukup sering melupakan informasi penting sehingga mengganggu kemampuannya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, maka mungkin mereka mengalami kehilangan ingatan jangka pendek yang terkait dengan kondisi kesehatan tertentu.

Untuk memahami lebih dalam seputar kehilangan memori jangka pendek, berikut deretan faktanya yang perlu kamu ketahui.

1. Penyebab

6 Fakta Seputar Kehilangan Memori Jangka Pendek, Tanda Penuaan?ilustrasi masalah pada otak (freepik.com/kjpargeter)

Berbagai macam faktor dan kondisi bisa menyebabkan hilangnya ingatan jangka pendek. Beberapa kondisi umum yang berkaitan dengan kehilangan ingatan jangka pendek yaitu meliputi:

  • Penuaan: Seiring bertambahnya usia, area terentu di otak menyusut, komunikasi antar area otak menjadi kurang efektif dan aliran darah ke otak melambat. Hal ini mengakibatkan gangguan memori normal terkait usia, di mana seseorang kemungkinan mengalami lebih banyak kesulitan dalam melakukan banyak tugas atau menjadi lebih pelupa. Bahkan penuaan merupakan penyebab paling umum dari hilangnya memori jangka pendek. Meski begitu, riset menunjukkan bahwa kehilangan ingatan bukanlah bagian dari penuaan yang tidak bisa dihindari, dan seiring bertambahnya usia, otak mereka sebenarnya bisa mempertahankan kemampuan untuk membuat sel-sel otak baru dan membentuk koneksi saraf baru. Bahkan diperkirakan satu dari tiga kasus demensia bisa dicegah. Dilansir Johns Hopkins Medicine, pilihan sehat dan perubahan gaya hidup di usia 40-an bisa memengaruhi risiko demensia. Perlu diketahui bahwa mengambil langkah untuk meningkatkan kesehatan pembuluh darah bisa membantu mengurangi risiko demensia. Ini bisa dilakukan dengan perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, mengatasi diabetes, mengontrol tekanan darah tinggi (hipertensi), mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat, dan mendapatkan lebih banyak aktivitas fisik. Sebab perubahan otak bisa dimulai beberapa dekade sebelum gejala demensia muncul. Oleh karena itu, semakin dini seseorang mulai menjaga kesehatan pembuluh darahnya, maka semakin baik juga bagi otaknya.
  • Penyakit neurodegeneratif: Penyakit neurodegneratif mengakibatkan saraf di otak dan sistem saraf tepi kehilangan fungsinya dan mati seiring berjalannya waktu. Banyak penyakit neurodegeneratif yang bisa menyebabkan hilangnya ingatan jangka pendek. Beberapa penyakit neurodegeneratif paling umum yang terkait dengan kehilangan jangka pendek yaitu mencakup penyakit Parkinson, penyakit Huntington, penyakit Alzheimer, demensia vaskular, demensia tubuh Lewy, dan demensia frontotemporal.
  • Cedera kepala: Banyak jenis cedera yang bisa merusak sel-sel otak dan berpotensi menyebabkan hilangnya ingatan jangka pendek sementara atau permanen.
  • Infeksi: Infeksi kronis atau parah di otak dan bagian tubuh lainnya bisa mengakibatkan hilangnya ingatan. Contohnya yaitu mencakup ensefalitis dan HIV.
  • Tumor: Tumor, baik kanker maupun jinak, serta pertumbuhan abnormal lainnya di otak, berpotensi mengganggu fungsi otak dan berdampak pada memori jangka pendek.
  • Stroke dan serangan jantung: Stroke atau serangan jantung bisa mengakibatkan kerusakan otak karena kekurangan oksigen di otak.
  • Obat-obatan: Banyak obat yang memengaruhi fungsi otak, bisa menyebabkan hilangnya memori sementara sebagai efek sampingnya. Beberapa obat yang umumnya berkaitan dengan masalah ingatan yaitu meliputi antihistamin, obat inkontinensia, obat penenang atau obat tidur, antidepresan trisiklik, obat anti kejang, obat anticemas, obat kolesterol, obat pereda nyeri, dan obat Parkinson.
  • Kurang tidur: Kenangan disimpan di otak selama tidur dengan gerakan mata tidak cepat. Jadi, untuk memiliki fungsi memori yang sehat, maka seseorang perlu memasuki tahap tidur nyenyak, yang biasanya terjadi dalam satu jam pertama sesudah tidur dan dalam siklus sepanjang malam. Selama tidur otak juga mengaktifkan sistem glimfatik, yang membersihkan limbah dari otak untuk menjaga sistem saraf pusat tetap beroperasi dalam kondisi terbaiknya ketika seseorang bangun. Namun, jika sistem glimfatik tidak mampu melakukan tugasnya karena kurang tidur, maka otak akan kurang efektif dalam mengingat sesuatu keesokan harinya.
  • Kondisi nyeri kronis: Beberapa kondisi yang menyebabkan nyeri kronis, seperti beberapa jenis radang sendi, bisa menyebabkan serangkaian masalah kognitif yang dikenal sebagai kabut otak (disebut juga brain fog). Orang dengan brain fog cenderung lebih pelupa, sulit mempelajari dan mengingat informasi baru, serta kesulitan untuk meyimpan ingatan dengan benar.
  • Epilepsi: Epilepsi bisa mempersulit pemrosesan informasi, membentuk, dan menyimpan ingatan, serta mengingat informasi.
  • Lainnya: Beberapa kondisi lain bisa menyebabkan hilangnya ingatan jangka pendek. Penyebab hilangnya ingatan jangka pendek yang kurang umum yaitu meliputi:
  1. Hipotiroidisme dan hipertiroidisme.
  2. Hematoma subdural.
  3. Vaskulitis serebral.
  4. Tidak mendapatkan cukup asam folat, vitamin B12, atau tiamin.
  5. Gangguan pendengaran atau penglihatan.

Beberapa kondisi psikologis bisa menyebabkan hilangnya memori jangka pendek. Kondisi kesehatan mental paling umum yang terkait dengan kehilangan memori jangka pendek yaitu meliputi:

  • Depresi.
  • Gangguan stres pasca trauma (PTSD).
  • Penyalahgunaan zat.
  • Stres yang parah.

2. Gejala

6 Fakta Seputar Kehilangan Memori Jangka Pendek, Tanda Penuaan?ilustrasi seorang perempuan tua mengalami kehilangan memori jangka pendek (freepik.com/freepik)

Secara umum, kehilangan memori jangka pendek terkait dengan melupakan hal-hal yang baru saja terjadi. Hal ini menyebabkan:

  • Menanyakan nama seseorang, pertanyaan yang sama, atau informasi yang sama berulang kali.
  • Mengalami kesulitan mengingat atau memahami infomasi yang baru saja diterima, seperti petunjuk arah atau langkah-langkah dalam resep.
  • Melupakan pengalaman atau kejadian terkini.
  • Bingung tentang apa yang mereka lakukan, dengan siapa mereka, dan jam atau hari apa.
  • Lupa di mana meletakkan barang-barang.
  • Melupakan sesuatu yang baru saja mereka dengar di radio atau lihat di televisi.

3. Diagnosis

6 Fakta Seputar Kehilangan Memori Jangka Pendek, Tanda Penuaan?ilustrasi dokter berbicara dengan pasien (freepik.com/pressfoto)

Untuk menegakkan diagnosis kehilangan memori jangka pendek, maka pertama-tama dokter akan mengajukan pertanyaan tentang berapa lama pasien mengalaminya, gejala yang dimiliki, dan cara pasien untuk mencoba mengatasi kehilangan ingatan tersebut. Selain itu, dokter juga akan menanyakan tentang:

  • Kesehatan umum dan gaya hidup.
  • Cedera atau penyakit baru-baru ini.
  • Seberapa banyak minum alkohol.
  • Bagaimana perasaan pasien secara emosional.
  • Pola makan dan kebiasaan tidur.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik umum untuk memeriksa potensi masalah medis. Dokter kemungkinan juga memerintahkan tes darah untuk memeriksa kondisi lain, seperti infeksi atau kekurangan vitamin, yang mungkin bisa membantu menjelaskan tentang gejala yang dimiliki pasien.

Selain itu, dokter kemungkinan juga menyarankan pasien untuk menjalani pemindaian otak seperti MRI atau CT scan untuk mengetahui apakah ada penyebab fisik dari hilangnya ingatan pasien. Dokter kemungkinan juga melakukan tes kognitif untuk memeriksa masalah ingatan pasien lebih dekat. Tes-tes ini kemungkinan melibatkan:

  • Menguji rentang perhatian pasien dengan melihat seberapa baik pasien untuk menyelesaikan suatu pemikiran atau tugas.
  • Menanyakan pertanyaan dasar, seperti tanggal berapa, dan di mana pasien tinggal.
  • Meminta pasien untuk mengerjakan matematika dasar dan mengeja.
  • Meminta pasien untuk melakukan apa yang mungkin ia lakukan dalam skenario tertentu, seperti jika ia menemukan dompet di tanah, untuk menguji keterampilan pemecahan masalahnya.
  • Berbicara dengan pasien tentang kejadian terkini.

Tergantung pada apa yang menurut dokter kemungkinan menyebabkan hilangnya ingatan pasien, dokter kemungkinan akan merujuk pasien ke spesialis, seperti psikolog, untuk tes memori tambahan dan kognitif.

Baca Juga: Waspada, Anemia Bisa Akibatkan Terhambatnya Tumbuh Kembang Anak

4. Pengobatan

6 Fakta Seputar Kehilangan Memori Jangka Pendek, Tanda Penuaan?ilustrasi memegang gelas dan obat (freepik.com/freepik)

Perawatan untuk kehilangan memori jangka pendek tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut beberapa pilihan perawatan potensial berdasarkan penyebab yang mendasarinya:

  • Cedera, pertumbuhan abnormal, atau aneurisma: Pembedahan, pengobatan, dan terkadang terapi pasca operasi.
  • Infeksi: Obat antibiotik, antivirus, atau antijamur dan pemantauan medis.
  • Penyakit tiroid: Bicarakan dengan dokter tentang obat hormon tiroid.
  • Kondisi kejiwaan seperti depresi dan PTSD: Pengobatan psikiatri seperti antidepresan, dan obat anticemas, serta terapi psikologis seperti terapi perilaku kognitif (CBT).
  • Penggunaan alkohol atau narkoba: Bicarakan dengan dokter tentang mengurangi konsumsi alkohol atau narkoba, yang mungkin memerlukan terapi penyalahgunaan zat.
  • Efek samping pengobatan: Bicarakan dengan dokter tentang penghentian obat atau pengurangan dosis.
  • Kurang tidur: Praktikkan kebersihan tidur yang baik dan ikuti jadwal tidur yang ketat.
  • Epilepsi: Bicarakan dengan dokter tentang obat anti kejang.
  • Stres ekstrem: Lakukan aktivitas yang mengurangi atau mengelola stres seperti yoga, olahraga, pernapasan terkontrol, atau meditasi.
  • Kekurangan vitamin: Makanlah makanan yang moderat dan seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Pertimbangkan juga untuk mengonsumsi suplemen.
  • Jenis radang sendi: Obat pereda nyeri dan faktor gaya hidup seperti cukup tidur dan olahraga.
  • Gangguan penglihatan atau pendengaran: Menggunakan kacamata atau alat bantu dengar.

Dalam banyak kasus, kehilangan memori jangka pendek akan membaik saat penyebab utamanya diobati. Untuk beberapa penyebab ini, seperti pendarahan atau pembekuan darah, penting untuk mendapatkan perawatan dini untuk menghindari kerusakan permanen. Selain itu, beberapa perawatan akan langsung berhasil seperti mengganti obat atau mengonsumsi suplemen. Lainnya, seperti pengobatan untuk masalah kesehatan mental atau narkoba, kemungkinan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Hilangnya memori jangka pendek karena cedera, kemungkinan bersifat permanen atau tidak. Nah, untuk demensia yang disebabkan oleh kondisi neurologis yang tidak bisa disembuhkan seperti penyakit Huntington, penyakit Parkinson, dan penyakit Alzheimer, membutuhkan penanganan medis dan perubahan gaya hidup daripada pengobatan dengan harapan bisa memulihkan ingatan.

Perawatan untuk kehilangan memori jangka pendek umumnya aman. Pembedahan dan pengobatan selalu memiliki risiko efek samping seperti halnya prosedur medis lainnya, namun kecil kemungkinannya jika ditangani ole dokter yang berpengalaman.

5. Risiko yang bisa terjadi jika kehilangan memori jangka pendek

6 Fakta Seputar Kehilangan Memori Jangka Pendek, Tanda Penuaan?ilustrasi seorang perempuan tua mengalami kehilangan memori jangka pendek (freepik.com/freepik)

Risiko utama kehilangan ingatan jangka pendek berasal dari kondisi yang mendasarinya, bukan dari hilangnya ingatan itu sendiri. Namun apabila sudah parah, maka kehilangan ingatan jangka pendek dapat membuat pasien untuk kesulitan hidup sendiri tanpa bantuan sehari-hari. Ini bisa memengaruhi kemampuan pasien untuk:

  • Peduli pada dirinya sendiri.
  • Minum obat dengan aman.
  • Menyetir.

6. Pencegahan

6 Fakta Seputar Kehilangan Memori Jangka Pendek, Tanda Penuaan?ilustrasi seorang laki-laki tua bermain puzzle (freepik.com/freepik)

Perubahan gaya hidup dan perilaku bisa membantu mencegah atau bahkan mengobati kehilangan memori jangka pendek. Ini meliputi:

  • Ikut serta dalam aktivitas fisik secara teratur.
  • Makan-makanan yang sehat untuk mempertahankan berat badan yang sehat.
  • Menghindari alkohol atau tembakau.
  • Tidur yang cukup.
  • Menjaga kesehatan mental dan emosional.
  • Mencoba keterampilan baru atau melakukan tugas yang menantang otak seperti teka-teki atau permainan memori.
  • Tetap terhubung dengan teman atau keluarga.
  • Ikut serta dalam aktivitas yang membuat otak tetap aktif seperti bersosialisasi, menjadi sukarelawan, atau bergabung dalam klub atau kelompok.

Hilangnya memori jangka pendek terkadang merupakan bagian penuaan pada umumnya, namun bisa juga merupakan gejala dari beberapa kondisi kesehatan, baik psikologis maupun fisik. Nah, ketika kehilangan memori jangka pendek mengganggu fungsi atau kualitas hidup sehari-hari, maka sebaiknya periksakan diri ke dokter, terutama jika kehilangan ingatan menjadi sering atau semakin parah.

Baca Juga: Fungsinya Penting, Gangguan Tiroid Masih Dipandang Sebelah Mata

Eliza Ustman Photo Community Writer Eliza Ustman

Hobi nulis dan travelling

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya