Apa Itu Cage-Free, Metode Ternak yang Didukung Pengusaha Prawirotaman

Hasil telur cage-free diklaim lebih higienis

Intinya Sih...

  • Peresmian Cage-Free District di Yogyakarta dilakukan oleh Animal Friends Jogja, Act For Farmed Animals, dan Animals Don't Speak Human sebagai upaya kepedulian terhadap kesejahteraan hewan dan lingkungan.
  • Ayam cage-free dipelihara tanpa kandang sehingga diklaim menunjukkan peningkatan kualitas hidup. Telur dihasilkan menggunakan nest box setelah betina dilatih sejak usia 16 minggu.
  • Telur dari ayam bebas kandang cenderung lebih berkualitas, higienis, dan bebas bakteri Salmonella serta E.coli. Peternak wajib menerapkan 5 prinsip animal welfare dalam perawatan ayam.

Cage-Free District diresmikan di kawasan Jalan Prawirotaman dan Jalan Tirtodipuran Kota Yogyakarta pada tanggal 24 Juli 2024. Peresmian kawasan itu menjadi yang pertama di Indonesia.

Cage-Free District diinisiasi Animal Friends Jogja (AFJ), Act For Farmed Animals (AFFA), dan Animals Don’t Speak Human (ADSH). Program ini digalakksan sebagai upaya kepedulian terhadap kesejahteraan hewan dan kelestarian lingkungan.

Apakah kamu tahu tentang cage-free, hingga kelebihannya dari segi telur juga ternak? Yuk simak ulasan lengkapnya berikut ini!

1. Pengertian cage-free

Apa Itu Cage-Free, Metode Ternak yang Didukung Pengusaha PrawirotamanCage free eggs. (Dok. Istimewa)

Diketahui dari laman The Human League, cage-free mengacu pada lingkungan peternakan atau petelur yang menghasilkan telur di ruangan terbuka. Nah, ayam yang dipelihara tanpa kandang ini berbeda dengan ayam free-range yang dibiarkan di alam terbuka. Ayam cage-free tetap berada di dalam suatu rumah ternak yang besar tapi tak disekat-sekat sehingga diklaim menunjukkan peningkatan kualitas hidup dibandingkan dengan ayam yang dipelihara dalam kandang bersekat.

Para peternak dengan metode cage-free mendorong ternaknya untuk berperilaku laiknya ayam yang normal seperti berkeliaran dan mandi debu. Kebiasaan ini dikatakan dapat membantu ternak agar tidak menderita secara fisik dan mental karena terkurung di kandang kawat yang sempit sepanjang usia mereka. 

Lalu, bagaimana cara menghasilkan telur tanpa kandang? Laman Poultry Indonesia diketahui cara hidup ayam tanpa kandang bertelur adalah menggunakan nest box. Sebelumnya para betina sudah dilatih sejak umur 16 minggu selama 1 bulan untuk terbiasa bertelur pada nest box yang disiapkan oleh peternak. 

2. Kelebihan cage-free dibandingkan cage-battery

Apa Itu Cage-Free, Metode Ternak yang Didukung Pengusaha Prawirotamanilustrasi kemasan sebuah produk telur (pixabay.com/ElasticComputeFarm)

Peminat telur dari ayam bebas kandang cukup tinggi, lho. Banyak yang percaya bahwa telur yang dihasilkan lebih berkualitas dan cenderung lebih higienis.

Dikutip sebuah wawancara, Dokter Spesialis Gizi Klinis, Marya Haryono, mengatakan bahwa peternakan dengan metode cage free cenderung lebih sehat, bersih, dan higienis, sehingga telur-telur yang dihasilkan bebas bakteri Salmonella dan E.coli, tanpa residu kimia dan antibiotik. Peternak yang merawat ayam dengan metode cage-free wajib menggunakan 5 prinsip animal welfare, yaitu: 

  • Bebas dari rasa haus dan lapar
  • Bebas dari rasa tidak nyaman
  • Bebas dari rasa sakit, cedera, dan penyakit
  • Bebas mengekspresikan tingkah lakunya
  • Bebas dari rasa takut dan tertekan

Baca Juga: 7 Potret Prawirotaman, Kampung Turisnya Jogja

3. Manfaat metode cage-free

Apa Itu Cage-Free, Metode Ternak yang Didukung Pengusaha Prawirotamanilustrasi ternak (pixabay.com/RitaE)

Terciptanya kesadaran akan ternak dengan metode cage-free, lantaran ternak dengan kandang baterai dianggap menyiksa binatang. Menurut laman The Humane Society, rata-rata kandang ayam petelur yang dikurung hanya diberi ruang seluas 67 inci persegi.  Dengan seluas itu, untuk sekadar melebarkan sayapnya saja sulit buat ayam. Ayam yang dikurung juga menderita karena tak dapat berperilaku alami, yakni bersarang, bertengger, mandi debu, dan sebagainya. 

Dikutip laman Cage Free Indonesia, penggunaan kandang baterai telah dilarang di seluruh Uni Eropa, Bhutan, Selandia Baru dan berbagai negara bagian Amerika. Pengupayaan cage-free district seperti yang dimulai pelaku usaha di Jalan Prawirotaman serta Jalan Tirtodipuran adalah bagian dari kontribusi menyejahterakan hewan. 

Baca Juga: 6 Kuliner Pasar Prawirotaman Jogja, Jajan Pasar sampai Steak

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya