ilustrasi katsu (freepik.com/topntp26)
Di Era tersebut, salah satu resep masakan yang diimpor ke Jepang adalah makanan Prancis bernama cotelette de veau, yaitu daging sapi muda yang dilapisi tepung panir, dan digoreng dengan mentega. Sebuah restoran dengan masakan western-style di Ginza, Rangatei, yang buka tahun 1895, menyajikan hidangan tersebut. Namun, cara masak pan-fried dan potongan daging menjadi berminyak dan tidak pas di lidah orang Jepang.
Akhirnya, daging tidak digoreng dengan pan-frying, namun dengan deep-frying seperti menggoreng tempura. Teknik penggorengan seperti itu membuat daging menjadi lebih krispi dan lembut. Selain itu, tepung panir yang digunakan adalah tepung panko, tepung roti yang terbuat dari roti tawar Jepang atau shokupan. Hal tersebut membuat katsu menjadi lebih lembut dan lezat.
Menu tonkatsu dari Restoran Rangetei debut di dalam buku menunya pada tahun 1899. Sekarang makanan ini menjadi salah satu makanan kesukaan masyarakat Jepang dengan berbagai penyesuaian lidah orang Jepang.