Street Food Tradisional Khas 4 Kecamatan di Klaten, Merakyat!

Kuliner asli Klaten yang murah meriah, wajib dilestarikan

Intinya Sih...

  • Kepelan, camilan khas dari Kecamatan Pedan, terbuat dari adonan tepung dan bumbu, digoreng dengan harga mulai Rp5 ribu.
  • Dawet Bayat, minuman manis dan menyegarkan dari Kecamatan Bayat, dijual berkeliling dengan harga mulai Rp4 ribu.
  • Apem Yaaqawiyyu, kue manis dan gurih dari Jatinom, tersedia dalam berbagai rasa dengan harga mulai Rp15 ribu.

Indonesia terkenal dengan keanekaragaman makanan tradisionalnya. Tiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing. Cita rasanya pun beragam, mulai dari yang cenderung manis, gurih, hingga pedas.

Banyak orang yang belum tahu bahwa Klaten yang bersebelahan dengan Yogyakarta juga mempunyai banyak makanan dan jajanan khas. Di samping tumpang lethok khas Klaten yang terkenal, ada beberapa street food yang juga khas dari beberapa kecamatan di Klaten. Street food tradisional ini telah menjadi warisan turun temurun yang wajib dilestarikan.

Mulai dari Kecamatan Delanggu hingga ke Kecamatan Jatinom, street food unik sangat merakyat, lho! Ini dia 4 kecamatan di Klaten yang memiliki street food yang legendaris. Yuk, simak informasinya!

1. Kepelan Pedan

Street Food Tradisional Khas 4 Kecamatan di Klaten, Merakyat!kepelan khas Pedan (instagram.com/enaerlina)

Kepelan merupakan camilan khas dari Kecamatan Pedan. Camilan ini terbuat dari adonan tepung yang dicampur beberapa bumbu. Adonan ini kemudian di bentuk menjadi bulat kecil dan digoreng di dalam minyak panas. Kepelan dijajakan dengan gerobak dan bisa dengan mudah ditemui di sepanjang jalan Pedan.

Kepelan mempunyai rasa yang gurih, sehingga membuat orang yang mencobanya tidak bisa berhenti makan. Kepelan lebih enak jika dinikmati selagi panas. Camilan ini biasanya disajikan dengan sambal, seperti sambal bawang, saus sambal dan sambal kacang. Selain nikmat, kepelan juga dijual dengan harga yang sangat merakyat, yakni mulai Rp5 ribu saja.

2. Dawet Bayat

Street Food Tradisional Khas 4 Kecamatan di Klaten, Merakyat!dawet khas Bayat (instagram.com/dawetpasarnongko)

Dawet Bayat adalah minuman khas yang berasal dari Kecamatan Bayat. Rasanya manis dan menyegarkan. Minuman ini sangat cocok dinikmati ketika siang hari atau bahkan untuk menu berbukan puasa. Dawet Bayat bisa ditemui tak hanya di Kecamatan Bayat saja, tetapi bisa juga ditemukan di beberapa kota, contohnya Solo.

Isian Dawet Bayat terdiri dari air gula jawa, santan, dawet dan disajikan dengan es batu yang semakin menyegarkan. Dawet Bayat biasanya dijual berkeliling dengan motor atau dipikul. Harganya sangat terjangkau, mulai Rp4 ribu saja. Kini, Dawet Bayat juga telah hadir dengan banyak varian rasa, seperti original, durian dan tape ketan. Pembeli juga bisa request isian dan tingkat manis yang disukai. 

Baca Juga: Loka Batari Klaten, Pasar Kuliner Tempo Dulu yang Unik

3. Apem Jatinom

Street Food Tradisional Khas 4 Kecamatan di Klaten, Merakyat!apem khas Jatinom (instagram.com/apemjatinom)

Warga asli Klaten pasti sudah tidak asing dengan tradisi sebar apem Yaaqawiyyu di Jatinom. Pada tradisi ini, ratusan apem disebar dan diperebutkan oleh warga yang antusias untuk mendapat berkah. Namun, tak perlu menunggu tradisi ini untuk mencoba kue apem khas Kecamatan Jatinom. Kue ini bisa didapatkan di sepanjang jalan Jatinom.

Kue apem Jatinom dibandrol dengan harga yang super terjangkau, yakni mulai Rp15 ribu saja untuk 10 biji. Kue ini juga tersedia dengan berbagai rasa, seperti nangka, nanas, mangga dan lain-lain. Kue apem Jatinom sendiri terbuat dari bahan dasar, seperti tepung beras, tepung terigu, gula, telur dan kelapa. Rasanya yang manis dan gurih sangat cocok untuk dijadikan teman ngeteh maupun ngopi.

4. Lompya Duleg Delanggu

Street Food Tradisional Khas 4 Kecamatan di Klaten, Merakyat!lompya duleg khas Delanggu (instagram.com/lompyadulegrindia)

Kecamatan Delanggu merupakan sentra pembuat lompya duleg yang kini sudah mulai jarang ditemukan. Lompya duleg ini agak berbeda dengan lumpia khas Semarang. Bentuknya lebih kecil daripada lumpia pada umumunya, yakni panjangnya sekitar 5 cm. Isinya juga berbeda, yakni hanya kecambah saja. Dulu, camilan ini disebut-sebut merupakan produk yang gagal. Namun, seiring berjalannya waktu, lompya duleg malah menjadi salah satu makanan khas dari Kecamatan Delanggu.

Camilan unik ini disantap dengan pelengkap kuah yang manis, gurih dan agak asam. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa makanan ini dinamai lompya duleg. Ini dikarenakan cara menyantapnya yang dicocol kuah atau dalam bahasa Jawa disebut “diduleg”. Selain itu, penambahan cabe rawit hijau juga membuat lompya duleg makin nikmat untuk disantap. Street food ini bisa dinikmati dengan harga mulai Rp5 ribu saja.

Itulah 4 kecamatan di klaten yang mempunyai street food unik dan menarik untuk dicoba. Selain murah meriah, street food ini juga wajib dilestarikan.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Kedai Kopi Hits di Klaten, Yuk Mampir!

Novika Nugraheni Photo Community Writer Novika Nugraheni

So whatever thing you have been given - it is but [for] enjoyment of the worldly life. But what is with Allah is better and more lasting for those who have believed and upon their Lord rely. (42:36)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya