Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mengenal Ragam Bungkus Daun Pisang dalam Kuliner Jawa

ilustrasi arem-arem (vecteezy.com/tyasindayanti)
Intinya sih...
  • Pohon pisang memiliki banyak bagian yang memiliki nama khas dalam budaya Jawa, seperti bonggol, debog, papah, klaras, ontong/jantung, dan gedhang.
  • Daun pisang digunakan sebagai pembungkus makanan tradisional Jawa seperti cekentong, ancak, lemper, dan lontong dengan berbagai fungsi dan ukuran.
  • Penggunaan daun pisang sebagai pembungkus makanan mencerminkan kearifan lokal yang perlu dilestarikan sebagai tradisi ramah lingkungan.

Pohon pisang gak hanya sebagai sumber pangan, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk lainnya. Setiap bagian dari pohon pisang punya nama yang mencerminkan kearifan budaya lokal. Dalam budaya masyarakat Jawa, sebagai contoh bagian akarnya disebut bonggol, batang disebut debog, pelepahnya disebut papah.

Selain itu juga ada penyebutan klaras untuk daun yang sudah mengering, bakal bunganya dikenal sebagai ontong atau jantung, sementara buahnya disebut gedhang.

Semua bermanfaat, ada yang bisa dimasak jadi makanan olahan, atau buahnya langsung dimakan yang bermanfaat menyehatkan. Bagian daunnya juga punya fungsi, bisa dijadikan alas, wadah, maupun penutup makanan.

Dalam tradisi kuliner Jawa, muncul beragam istilah penyebutan nama-nama daun pisang sebagai pembungkus makanan seperti Cekentong, Ancak, Lemper, dan Lontong. Mengutip jurnal Leksikalisasi Pembungkus Tradisional dari Daun Pisang (Kajian Etnosemantik) karya Nugrahani dan Parela, berikut akan dibahas lebih lanjut tentang keempat istilah tersebut. Yuk, pelajari sebagai tambahan informasi yang memperkaya wawasanmu tentang budaya Jawa.

1.Cekentong

ilustrasi cekentong (karangtengah.bantulkab.go.id/TP PKK Desa Adakan Lomba membuat Sudi dan Cekentong : Nguri-uri Kearifan Lokal)

Salah satu wadah tradisional yang terbuat dari daun pisang, bentuknya perpaduan antara bundar, limas, dan segiempat. Pembuatannya cukup sederhana, daun pisang dibentuk melingkar lalu disematkan dengan lidi pada salah satu sisi. Ujung yang runcing ditekan masuk sampai membentuk segitiga yang menyerupai kerucut dengan bagian pinggiran cekung seperti mangkuk.

Ukurannya cukup besar sehingga cekentong sering digunakan sebagai wadah dari berbagai jenis makanan, terutama saat dipakai dalam acara adat. Makanan yang diletakkan dalam wadah ini seperti pisang raja, buah salak, nagasari, nasi gurih, dan rambak.

2.Ancak

ilustrasi ancak ukuran besar (jadesta.kemenparekraf.go.id/ FESTIVAL SEWU ANCAK)

Terbuat dari tangkai daun pisang dan anyaman bambu yang dibentuk persegi. Terdapat beragam ukuran dari kecil, sedang, dan besar. Wadah ini cukup kokoh sehingga kerap digunakan untuk menyajikan makanan dalam kegiatan upacara adat.

Ancak dengan ukuran besar biasanya digunakan untuk menampung makanan dengan jumlah banyak. Ancak kerap ditemui dalam tradisi kenduri digunakan untuk wadah tumpeng beserta lauknya, dan dimanfaatkan juga sebagai wadah sesajen yang berisi tumpeng, roti kering, buah salak dan pisang, serta kembang untuk ritual.

Ancak berukuran sedang digunakan untuk wadah makanan tradisional seperti kupat luar, kupat sido lungguh, dan ketan golong lulut. Sementara, ancak yang ukurannya kecil digunakan untuk menyajikan ketan dalam berbagai warna. Biasanya dalam satu ancak kecil terdapat tujuh warna ketan.

3.Lemper

ilustrasi makanan tradisional lemper (vecteezy.com/marlinadina)

Wadah makanan tradisional yang makanannya diletakkan pada salah satu sisi sepotong daun pisang, lalu digulung ke tengah, kemudian dipadatkan. Selanjutnya, menyematkan lidi di kedua sisi ujungnya. Hasil akhirnya menyerupai bentuk segiempat. Jajanan tradisional yang bungkusannya menggunakan ini adalah lemper dan arem-arem.

4.Lontong

ilustrasi lontong bungkus daun pisang (vecteezy.com/ikarahma)

Wadah makanan tradisional berbahan daun pisang ini bentuknya silinder. Cara membuatnya diawali dengan menggulung selembar daun pisang sampai membentuk silinder. Sematkan lidi pada salah ujung, setelah itu baru dimasukkan beras yang sudah dicuci bersih. Isikan beras secukupnya, lalu tutup ujungnya dengan menyematkan lidi lagi sebelum proses merebus. Hidangan dengan bungkus ini dikenal dengan lontong, sering kali jadi pelengkap makanan seperti opor, soto, dan lontong sayur.

Itulah penjelasan mengenai keempat wadah atau pembungkus makanan tradisional yang terbuat dari daun pisang. Sejalan dengan pendapat Sari, dkk dalam jurnal Pemanfaatan Daun sebagai Bahan Pembungkus Makanan di Kabupaten Bangka Tengah, penggunaan daun sebagai pembungkus makanan menjadi bagian pengetahuan tradisional yang berharga. Ini mencerminkan kearifan lokal yang perlu dijaga.

Lebih ramah lingkungan, dan mampu menambah aroma khas yang memperkaya cita rasa makanan. Seiring perubahan gaya hidup modern dengan penggunaan kemasan plastik, biar tradisi ini gak tergerus, penting untuk diadakan upaya pelestarian.

Salah satu upayanya yaitu dengan membudidayakan tumbuhan ini. Bibitnya mudah dicari, cara menanamnya juga simpel. Kalau ada lahan kosong di belakang rumah, yuk tanam pohon pisang, biar nanti buahnya bisa dimakan atau diolah lagi jadi kudapan tradisional, lalu wadah atau pembungkusnya bisa memanfaatkan daunnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Adelbertha Eva Y
EditorAdelbertha Eva Y
Follow Us