Kearifan Lokal Penyajian Dawet di Jogja, Cicipi dan Serap Budayanya

- Dawet camcau terbuat dari campuran tepung beras, kanji, es, gula merah cair, dan santan kental
- Minuman ini menjadi bagian dari ritual adat seperti brokohan bayi dan upacara adat pernikahan Jawa
- Penjual dan pembeli berperan dalam menjaga tradisi ini agar generasi mendatang masih bisa menikmati kesegeran minuman khas ini
Di Jogja selalu ada hal yang istimewa, dari warganya yang ramah, rasa kuliner yang menggugah selera, sampai minuman khas yang harus dicoba.
Nah, salah satu minuman khas di Jogja yang tidak boleh dilupakan adalah dawet. Di balik rasa manis gurih dan menyegarkannya terkandung kearifan lokal.
1. Bahan baku membuat dawet

Minuman tradisional Jawa ini digemari banyak kalangan, dari anak-anak, dewasa hingga orangtua menikmati dawet karena rasanya yang enak. Terbuat dari campuran tepung beras dan kanji, biasanya disajikan bersama es dan gula merah cair, serta santan kental nan gurih.
Selain terkenal kelezatannya juga mengandung nilai gizi yang menyehatkan. Inilah yang membuat dawet juga bermanfaat bagi tubuh ketika dikonsumsi secukupnya. Menikmati bersama teman maupun keluarga saat liburan ke Jogja, minuman ini sudah jadi bagian dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
2. Ritual adat yang menyajikan dawet

Dikutip laman instagram @dinaskebudayaandiy, minuman tradisional ini gak hanya melepas dahaga, tapi juga menjadi bagian budaya di Jogja. Gak cuma tersedia di warung, rumah makan, atau gerobak jajanan pinggir jalan, dawet telah hadir di berbagai momen tradisi lokal.
Salah satu di antaranya yaitu tradisi brokohan bayi, ini merupakan ritual adat yang dilaksanakan masyarakat setempat setelah kelahiran. Dikutip laman budaya.jogjaprov.go.id, sebagai bentuk ucapan syukur keluarga atas hadirnya anak tercinta, diselenggarakan acara syukuran dan doa untuk keselamatan bayi yang baru lahir. Tetangga dan kerabat pun datang mengucapkan selamat serta mendoakan sang bayi.
Selain itu, dalam rangkaian upacara adat pernikahan Jawa juga ada minuman khas ini. Tradisi tersebut biasanya dikenal dengan nama adol dawet. Orangtua berjualan dawet, ibu yang bertugas berjualan, ayah yang memayungi ibu, dan tamu undangan berperan sebagai pembelinya. Ada cerita, harapan, dan nilai filosofinya. Penjual maupun pembeli punya peran agar generasi mendatang masih bisa menikmati kesegeran minuman khas ini.
Saat acara menjelang pernikahan, dawet juga hadir di tengah pesta. Ibu dari pengantin perempuan dan ayah, menjadi penjual dawet. Biasanya acara ini dilakukan setelah siraman. Tradisi ini melambangkan harapan untuk mendapatkan rezeki melimpah dan kebahagiaan bagi pasangan yang akan menikah.
3. Penjual dan pembeli berperan dalam menjaga tradisi ini

Kini, tak hanya saat acara adat saja, tapi juga beragam jenis acara, sajian dawet camcau cocok untuk dihidangkan. Lewat minuman tradisional bisa belajar mengenal rasa dan kearifan lokal dalam setiap mangkuknya.
Minum es dawet camcau, menyegarkan dan menambah wawasan budaya lokal. Sesekali boleh juga mengikuti sebuah acara tradisi tersebut, dan menikmati dawet camcau yang dibuat dengan bahan-bahan dan cara tradisional.