ilustrasi entok slenget (instagram.com/yogyakulineran)
Saat menjajal berjualan, usaha kuliner kecil-kecilan itu tak langsung ramai, apalagi di tahun 2006, sosial media sebagai salah satu usaha promosi belum digunakan seperti saat ini. Meski banyak kenalannya mengusulkan untuk membuat dan menyebarkan brosur, Kang Tanir lebih ingin warungnya dikenal lewat gethok tular atau dari cerita satu orang ke lainnya.
Dan benar saja, entok slenget Kang Tanir terkenal setelah seorang mahasiswa perguruan tinggi negeri makan di tempatnya. Rupanya, sang mahasiswa membagikan cerita soal kenikmatan makanan pedas itu pada teman-temannya dan membuat warungnya kian ramai.
Kini, pelanggan entok slenget Kang Tanir tidak hanya dari kalangan mahasiswa, banyak konsumen yang berasal dari luar kota. Bahkan beberapa kali entok slenget diliput oleh stasiun televisi.