[Review] Hong Kong Street Food, Kuliner Viral dekat Tugu Jogja

Halal dan dimasak langsung oleh orang asli Hongkong!

Intinya Sih...

  • Restoran Hong Kong Street Food viral di Jogja, menawarkan kuliner kaki lima ala Hong Kong yang strategis dekat Tugu Pal Putih.
  • Tempat makan ini terbatas dan padat, dengan pelayanan yang lambat karena hanya dioperasikan oleh sepasang paruh baya.
  • Konsep open kitchen, masakan halal oleh koki lelaki mualaf asli Hong Kong, menawarkan menu nasi goreng hongkong, nasi ayam char siu, dan soup dumpling.

Bicara soal makanan, Jogja memang gak ada habisnya. Hampir seluruh makanan viral dari berbagai negara sudah masuk di kota ini, mulai dari cromboloni, milk bun, dan lain-lain. Restoran Chinese food pun bertebaran di setiap daerah, tapi untuk kuliner Hong Kong, terutama ala kaki lima, mungkin baru bisa kamu temui di Hong Kong Street Food

Hong Kong Street Food lagi viral di media sosial, diulas oleh akun-akun foodies yang bikin makin penasaran. Berbekal konten dari Instagram, saya yang fomo ini memutuskan buat menjajal sendiri. Kira-kira, layak dapat panggung gak ya?

1. Lokasi dekat Tugu Jogja bikin mudah ditemukan

[Review] Hong Kong Street Food, Kuliner Viral dekat Tugu JogjaHongkong Street Food, Jogja (IDN Times/Dyar Ayu)

Hong Kong Street Food punya tempat yang sangat strategis. Tepatnya hanya lima menit jalan kaki dari Tugu Pal Putih, yang bahkan dari tempat makan ini kamu bisa melihat ikon kota Jogja tersebut dengan jelas. Tak heran meski baru buka, Hong Kong Street Food bisa langsung mendapat perhatian.

Sayangnya, meski termasuk punya tempat yang mudah ditemukan tapi untuk urusan parkir memang agak terbatas. Apalagi untuk roda empat yang harus menepi di bahu-bahu jalan sedangkan roda dua harus parkir di trotoar yang mungkin menyulitkan pejalan kaki. 

Alamat: Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 71, Gowongan, Kapanewon Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

2. Tempat makan terbatas bikin harus ekstra sabar

[Review] Hong Kong Street Food, Kuliner Viral dekat Tugu JogjaHongkong Street Food, Jogja (IDN Times/Dyar Ayu)

Menempati kios mungil dan sederhana, tempat makannya cukup terbatas meski sudah dibagi di bagian dalam juga luar. Apalagi saat akhir pekan dan di jam makan, duh, Hong Kong Street Food akan super padat bahkan kamu harus rela berdiri buat antre.

Saat saya mampir, hanya ada sepasang paruh baya yang memasak sekaligus melayani, membersihkan meja, sampai mencuci piring dan gelas kotor. Selain bikin penyajian masaknya jadi lebih lama, ada beberapa kendala lain seperti salah mengantar pesanan dan menghitung total pesanan. Terlebih untuk koki laki-lakinya yang orang Hong Kong asli belum fasih bahasa Indonesia, jadi harus mengandalkan bahasa tubuh jika ingin berkomunikasi. 

Baca Juga: Nasi Teri Pojok Gejayan, Kuliner Malam Andalan Mahasiswa Jogja

3. Koki asli Hong Kong yang seorang mualaf

[Review] Hong Kong Street Food, Kuliner Viral dekat Tugu JogjaHongkong Street Food, Jogja (IDN Times/Dyar Ayu)

Namun gak heran kalau tempat ini viral. Pasalnya, di Jogja sendiri belum banyak tempat makan yang mengangkat kuliner khas Hong Kong. Menariknya lagi, konsep di tempat makan ini adalah open kitchen sehingga bisa melihat langsung proses memasak mereka. 

Tenang, masakan yang ditawarkan di Hong Kong Street Food adalah halal. Meski orang asli Hong Kong, koki lelakinya adalah mualaf. Makanya, bukan orang keturunan Tionghoa saja yang bisa makan di sini tapi juga secara umum, termasuk kamu!

4. Ulasan jujur Hong Kong Street Food

[Review] Hong Kong Street Food, Kuliner Viral dekat Tugu JogjaHongkong Street Food, Jogja (IDN Times/Dyar Ayu)

Sebagai orang yang belum pernah ke Hong Kong apalagi mencoba makanannya, semua menu yang tertulis cukup bikin penasaran. Rasanya, ingin saya pesan semua!

Akhirnya dengan penuh pertimbangan saya memesan nasi goreng hongkong seharga Rp25 ribu, nasi ayam char siu Rp25 ribu, dan soup dumpling Rp17 ribu. Untuk soup dumplingnya sendiri punya tekstur kulit yang lembut dan isian daging yang gurih, tapi tak banyak kuah di dalamnya. 

Sedangkan untuk nasi goreng hongkong dan nasi ayam char siu, keduanya dominan asin. Saking asinnya, saya perlu menambah banyak chili oil di dalam nasi gorengnya agar rasanya lebih seimbang. 

Soal rasa, mungkin tergantung dengan selera masing-masing. Namun kalau ditanya apakah saya akan kembali lagi, mungkin iya, tapi dengan memesan menu yang berbeda. Kalau kamu, berminat datang sendiri dan membuktikan rasanya gak?

Baca Juga: 5 Rekomendasi Kuliner di Kampung Ketandan Jogja, Serbalezat!

Dyar Ayu Photo Community Writer Dyar Ayu

Halo!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya