Sebuah penelitian di Jurnal Nutrisi, Kesehatan & Penuaan edisi Desember 2016 menunjukkan bahwa minum teh secara teratur dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena demensia, terutama bagi orang-orang yang secara genetik cenderung terkena penyakit tersebut. Demensia merupakan kondisi penurunan kemampuan berpikir dan ingatan seseorang yang umumnya terjadi pada lansia (usia 65 tahun ke atas).
Dalam penelitian tersebut, peneliti mengamati 957 orang dewasa yang berusia rata-rata 65 tahun, yang menjadi bagian dari Singapore Longitudinal Aging Study. Dari jumlah tersebut, 69 persen lansia minum teh secara teratur, dikutip dari Harvard Health.
Setelah periode lima tahun, para peneliti menemukan, peminum teh memiliki risiko demensia 50 persen lebih rendah. Hal ini konsisten dengan temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa konsumen teh mendapat skor lebih tinggi pada berbagai tes kognitif.
Para peneliti juga melakukan pengujian genetik pada kelompok tersebut dan menemukan bahwa peminum teh yang membawa varian gen APOE4, faktor risiko yang diketahui untuk Alzheimer, juga memiliki risiko lebih rendah dibandingkan dengan orang yang memiliki APOE4 dan tidak minum teh.