TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Manfaat Cabai Rawit bagi Kesehatan, Gak Cuma Pedas

Ternyata ada banyak manfaat yang terkandung dari si kecil pedas ini

Ilustrasi cabai rawit (IDN Times/Umi Kalsum)

Bagi pencinta pedas, cabai rawit kerap menjadi pelengkap dalam makanan. Baik itu dimakan langsung atau dijadikan sambal, cabai jenis ini cukup familier dalam masakan Indonesia.

Cabai rawit yang termasuk dalam genus Capsicum ini ternyata kaya nutrisi dan vitamin, lho. Melansir laman Kementerian Pertanian RI, nilai gizi cabai rawit segar adalah energi 103 kkal, protein 4.7 gram, lemak 2.4 gram, karbohidrat 19.9 gram, kalsium 45 mg, fozfor 85 mg, zat besi 3 mg, vitamin A 1.050 IU, vitamin B1 0.24 mg, vitamin C 70 mg, dan food edible 85 persen. 

Melihat banyaknya nutrisi yang terkandung di dalamnya, tak sedikit orang yang menganggap cabe rawit sebagai rajanya obat. Selain itu, tanaman yang berasal dari Amerika Selatan ini juga dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan, lho. Untuk lebih jelasnya, yuk simak manfaat kesehatan cabai rawit berikut ini. 

1. Menghasilkan capsaicin yang baik untuk tubuh

ilustrasi makanan bercapsaicin tinggi (pexels.com/Vanesa L)

Cabai rawit dikenal memiliki bahan kimia tanaman yang disebut capsaicin. Senyawa inilah yang membuat cabai terasa pedas. Selain itu, capsaicin juga memilki manfaat kesehatan, lho.

Menurut BMJ  tahun 2015, capsaicin membantu tubuh menjaga kesehatan jantung dan memperlancar fungsi pembuluh darah. Selain itu, capsaicin juga dikenal dapat menghilangkan rasa sakit, bersifat antioksidan, anti-inflamasi, anti-inflamasi, dan melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Wah, capsaicin memiliki segudang manfaat, ya.

2. Membantu menghilangkan rasa sakit

ilustrasi nyeri sendi (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Capsaicin mempunyai sifat menghilangkan rasa sakit yang kuat saat dioleskan ke kulit dalam bentuk krim. Ini karena capsaicin bisa mengurangi zat P. neuropeptida yang dihasilkan oleh tubuh. Jika tidak segera diatasi, zat tersebut akan berjalan ke otak untuk mengirimkan sinyal rasa sakit.

Saat tubuh memproduksi zat P. lebih sedikit, sinyal rasa sakit tidak akan mencapai otak dan perasaan sakit pun ikut berkurang. Dari beberapa penelitian yang dirangkum Healthline, capsaicin yang diolah menjadi krim kulit bisa mengurangi rasa nyeri di sendi dan otot, sakit punggung bawah, nyeri karena kondisi saraf seperti herpes zoster, serta sakit karena operasi. 

Eits, meskipun dapat mengurangi rasa sakit, tetapi krim capsaicin tidak boleh dioleskan pada luka atau sakit yang terbuka. Ini karena rasa panas pada capsaicin bisa membuat luka terbuka terasa makin perih.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Orang Indonesia Belum Kenyang Jika Tak Makan Nasi

3. Dapat menurunkan tekanan darah

ilustrasi menghitung tekanan darah (pexels.com/Pavel Danil)

Tekanan darah tinggi menjadi salah satu masalah kesehatan yang dialami banyak orang. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), jumlah orang dewasa yang mengalami hipertensi telah meningkat tajam, yakni dari 594 juta di tahun 1975 hingga meningkat jadi 1,13 miliar di tahun 2015. 

Menariknya, terdapat beberapa penelitian pada hewan yang memperlihatkan jika capsaicin pada cabai rawit bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Salah satunya penelitian yang diterbitkan dalam Cell Metabolisme tahun 2010, dengan menggunakan tikus dengan hipertensi memperlihatkan bahwa konsumsi rempah-rempah yang mengandung capsaicin tinggi dalam jangka panjang bisa mendukung tubuh mengurangi tekanan darah.

Sayangnya, penelitian-penelitian itu masih menggunakan hewan sebagai objek penelitian. Jadi, kemungkinan adanya perbedaan efek capsaicin antara manusia dan hewan tetap ada

4. Memiliki kandungan antioksidan tinggi

Ilustrasi Pohon Cabai Rawit (Cengek) (IDN Times/Daruwaskita)

Selain capsaicin, cabai rawit juga mempunyai kandungan senyawa tanaman (fitokimia), seperti zat fenolik dan flavonoid yang baik untuk tubuh. Menurut artikel ilmiah dalam Research Gate Journals tahun 2011, cabai rawit merah mempunyai antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan cabai rawit hijau. 

Namun di lain pihak, senyawa fenolik, -karoten, dan asam askorbat lebih banyak dimiliki oleh cabai rawit hijau dibandingkan cabai merah. Jadi bisa dibilang, cabai rawit hijau dan merah bisa melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif, terlebih yang mentah. 

Tak hanya cabai rawit, kamu juga perlu mengonsumsi sayuran, buah, dan makanan padat nutrisi lainnya untuk mendapatkan antioksidan yang optimal.

5. Bisa mengurangi risiko kanker

ilustrasi kanker prostat (pixabay.com/marijana1)

Capsaicin pada cabai rawit memiliki potensi untuk mengurangi risiko kanker. Ini ditandai dengan kemampuan capsaicin untuk mengganggu proses pertumbuhan sel kanker, menurut Healthline. 

Satu ulasan ilmiah yang diterbitkan dalam Anticancer Research tahun 2016, memperlihatkan bahwa capsaicin bisa memperlambat pertumbuhan sel kanker, bahkan juga dapat menyebabkan kematian berbagai jenis sel kanker, seperti kanker prostat, kanker kulit, dan kanker pankreas.

Walaupun begitu, penelitian ini masih menggunakan hewan sebagai bahan penelitian. Sehingga masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan obyek manusia.

6. Mendukung tubuh mengurangi asupan garam

ilustrasi makanan pedas (pixabay.com/Free-Photos)

Kalau merasa mengonsumsi garam terlalu banyak, kamu bisa mempertimbangkan untuk mengganti sedikit garam dengan beberapa cabai rawit. Hal ini dilakukan untuk mengurangi makanan asin. 

Dalam satu studi ilmiah tahun 2017, peneliti menemukan jika menambahkan cabai rawit ke dalam makanan bisa mengurangi keinginan untuk makan garam. Selain itu, makan cabai rawit dapat meningkatkan perasaan kenyang dan mengurangi keinginan nyemil. 

Baca Juga: Mengapa Sarapan Penting bagi Tubuh? Ini Penjelasan Pakar UGM

Verified Writer

IamLathiva

Love To See, Love To Read, and Love To Share.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya