Seluk Beluk Bisnis Tembikar, Perpaduan Seni dan Sains

Apakah semua tanah bisa jadi tembikar?

Intinya Sih...

  • Agus Budi, seorang mantan insinyur teknik mesin, memulai AB Pottery setelah ikut kelas tembikar di masa pandemi.
  • AB Pottery fokus pada tembikar berkualitas tinggi yang unik dan personal, berbeda dengan produksi massal.
  • BRI mendukung UMKM dengan KUR dan kesempatan pameran untuk menjangkau pasar lebih luas.

Sleman, IDN Times - Sore itu, IDN Times masuk ke rumah dengan ribuan pecah belah berupa piring, cangkir, teko dan kerajinan indah lainnya. Padahal, dari luar, bangunan sederhana tersebut sama sekali tidak terlihat sebagai studio apalagi galeri. Jika bukan karena signage bertuliskan AB Pottery, orang pasti mengiranya sebagai rumah tinggal biasa di Wedomartani, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Sebelumnya, studio tembikar ini beralamat di daerah Demangan, Kota Yogyakarta. Namun sejak awal 2024, AB Pottery memindahkan studio dan tokonya ke lokasi baru ini.

Garasi di rumah tersebut sudah berubah menjadi workshop. Di dalamnya ada tumpukan tanah liat, meja putar dan tungku yang bisa menciptakan panas hingga 1.200 derajat Celcius. Dari tiga pemuda yang sedang asik berkarya di sana, salah satunya berdiri memperkenalkan diri sebagai Agustinus Budi, si empu AB Pottery.

Agus, sapaan pria berusia 35 tahun ini, dulunya bekerja sebagai engineer di bidang teknik mesin pada sebuah perusahaan di Cilegon, Banten selama 9 tahun. Namun, pandemi COVID-19 yang menghadirkan berbagai keterbatasan, justru membuka peluang baru bagi Agus. Ia memanfaatkan waktu kosong untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilannya dalam membuat tembikar. 

“Lebaran 2020 aku cuti pulang ke Jogja, Aku memang aslinya orang Jogja, cari aktivitas apa yang akan produktif sambil mengisi waktu, aku ikut kelas pottery,” Agus membuka cerita. Didaftarkan oleh sang istri ke kelas pemula berdurasi 1-2 jam, Agus kepincut dengan dunia tembikar.

Perkenalan singkat tersebut terus mengikuti benak Agus hingga saatnya kembali ke Cilegon, Di perantauan, Agus terus mengasah skill-nya. “Aku mulai berpikir berarti aku harus beli tanah. Apa lagi? Butuh alat-alat. Sedikit demi sedikit aku beli, nyicil sedikit-sedikit. Butuh meja putar, ya beli,” ujarnya. Ia yakin dengan potensinya dan terus belajar membuat tembikar.

Singkatnya, pada 2021, ia berani mengambil keputusan besar untuk mundur dari pekerjaannya di perusahaan petrokimia dan fokus membangun AB Pottery. Keputusan ini membawanya ke babak baru dalam hidupnya, penuh dengan tantangan dan juga pencapaian.

Baca Juga: Inspiratif, Eks Engineer ini Menjadi Artisan Tembikar AB Pottery

Proses kreatif pembuatan tembikar AB Pottery

Seluk Beluk Bisnis Tembikar, Perpaduan Seni dan SainsPengrajin meratakan clay dengan roll (IDN Times/Yogie Fadila)

Dari sekian banyak seni dan keterampilan kenapa tembikar? Ketika ditanya demikian, Agus menyatakan bahwa dirinya senang membuat suatu benda. “Kalau misalnya bisnis jasa bengkel atau laundry, aku pasti tidak minat. Aku memang suka membuat, dan pottery ini membuat jadi aku suka.”

Selain itu, alasan kenapa ia memilih pottery karena adanya paduan antara seni dan sains. Ada formula rumit antara campuran tanah, air, glasir, dan panas api.

Bagi orang awam, tembikar hanyalah campuran tanah dan air lalu dibentuk sedemikian rupa. Padahal tembikar jauh lebih rumit dari sekadar adegan romantis di film Ghost (1990).

Tembikar-tembikar AB Pottery tidak hanya indah dipandang, tetapi juga fungsional dan berkualitas tinggi. Di balik setiap karya, terdapat proses kreatif yang panjang dan rumit.

Agus menggunakan tanah liat berkualitas tinggi dan diolah dengan tangan terampil. “Jadi gak bisa asal ambil tanah di depan rumah. Tanah liat yang kami ambil itu dari Sukabumi. Namanya stoneware.” Menurutnya, material tersebut berbeda dengan tanah yang dipakai di sentra kerajinan gerabah di Kasongan, Bantul Yogyakarta.

Seluk Beluk Bisnis Tembikar, Perpaduan Seni dan SainsPengrajin tembikar sedang membentuk tanah liat di atas meja putar (IDN Times/Yogie Fadila)

Berikut ini langkah-langkah pembuatan tembikar seperti yang diterapkan di AB Pottery

Langkah 1: Memilih Tanah Liat

Langkah 2: Persiapan Tanah Liat

  • Tanah liat ditambang, diayak, dan dihilangkan batu kerikilnya.
  • Hasilnya menjadi tanah siap pakai (clay) berbentuk pasta.

Langkah 3: Pembentukan Tembikar

  • Clay dibentuk menggunakan berbagai teknik, seperti meja putar, pijat tangan, roll, dll.
  • Bentuk tembikar bisa bebas sesuai keinginan.
  • Setelah dibentuk, tembikar didiamkan sampai kering.

Langkah 4: Pengeringan Tembikar

  • Jangan langsung dibakar! Tembikar bisa pecah.
  • Cara pengeringan: Didiamkan sampai kering alami. Dijemur (cepat kering, tapi bisa retak). Kipas angin.
  • Pastikan tembikar benar-benar kering sebelum dibakar.

Langkah 5: Pembakaran Pertama (Bisque)

  • Dilakukan pada suhu 980°C selama 4 jam.
  • Tembikar setengah matang ini tidak melunak saat dibasahi, tapi belum siap untuk pakai.

Langkah 6: Glasir

  • Tembikar dilapisi glasir dengan teknik kuas, celup, semprot, dll.
  • Glasir berfungsi sebagai pewarna dan pelindung tembikar.
  • Tunggu glasir kering.

Langkah 7: Pembakaran Kedua (Glaze)

  • Dilakukan pada suhu 1.210°C selama 5 jam.
  • Glasir meleleh dan melapisi tembikar.
  • Hasilnya adalah tembikar yang siap pakai.

Setiap tahap, mulai dari pem pembentukan, pembakaran pertama, pelapisan glasir, hingga pembakaran akhir, dilakukan dengan penuh ketelitian dan presisi.

Keunikan pottery bukan untuk sembarang selera

Seluk Beluk Bisnis Tembikar, Perpaduan Seni dan SainsPesanan 'unik' dari hotel, AB Pottery menyanggupi (IDN Times/Yogie Fadila)

Bagi Agus, AB Pottery bukan hanya sebuah bisnis, tetapi juga media untuk mengekspresikan diri dan menciptakan sesuatu yang indah dan bermanfaat. Ia ingin karyanya dapat menyentuh hati orang-orang dan membawa kebahagiaan bagi mereka.

Karena bermain di ranah custom, Agus tidak mau mengkotak-kotakan karyanya ke dalam satu aliran style tertentu. “Yang ingin kita jual itu hand-made. Soul-nya kita itu merayakan keindahan hasil karya tangan asli,” kata pria berkacamata itu.

AB Pottery, kata Agus, berfokus pada keahlian para pengrajin untuk menghasilkan karya seni keramik yang unik dan personal. Berbeda dengan produk pabrik yang identik dengan keseragaman, AB Pottery justru menyambut ketidaksempurnaan dan keunikan dalam setiap hasil karyanya.

Agus memahami bahwa pasar saat ini semakin menghargai produk buatan tangan. Konsumen tidak lagi mencari kesempurnaan massal, melainkan keunikan dan ciri khas yang mencerminkan identitas mereka. Hal ini tercermin dalam permintaan klien yang menginginkan piring dengan desain dan warna khusus untuk restoran mereka.

AB Pottery bermain di area seni yang fungsional, di mana keindahan berpadu dengan kegunaan. Berbeda dengan patung yang murni estetika, AB Pottery menawarkan benda-benda yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti piring, mangkuk, dan cangkir serta dekorasi fungsional.

“Misalnya nih, kita lagi dapat order dari hotel itu ada hiasan gantung bentuknya kayak selop gitu. Nanti lilinnya ditaruh di situ. Digantung di dinding,” dia mencontohkan. Tak jarang mereka menggarap pesanan spesial seperti tatakan sushi atau pot teh khas Jepang.

Proses pemasaran AB Pottery sedikit berbeda dengan kebanyakan pengrajin keramik lainnya. Mereka menerima pesanan secara personal, di mana pelanggan dapat menentukan sendiri desain dan warna sesuai dengan keinginan mereka.

Keunikan dan personalisasi menjadi daya tarik utama bagi para pelanggan AB Pottery. "Aku ingin minum dengan gelas yang 'aku banget nih', aku ingin ngopi di gelas yang aku suka," begitulah kata Agus Budi menggambarkan target pasarnya.

Usaha menjadi UMKM naik kelas

Seluk Beluk Bisnis Tembikar, Perpaduan Seni dan SainsAgus Budi memarkan tembikar karyanya (IDN Times/Yogie Fadila)

Desember lalu, AB Pottery berpartisipasi dalam UMKM Expo(RT) BRILIANPRENEUR 2023. Ajang pameran yang digagas oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini menjadi peluang bagi studio kreatif Agus untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan menjalin koneksi dengan para pengusaha dan konsumen potensial.

Melalui proses seleksi yang ketat, AB Pottery terpilih menjadi salah satu dari 700-an UMKM di Indonesia yang berkesempatan untuk unjuk gigi di Jakarta Convention Center pada 7-10 Desember 2023.

Kesempatan emas ini dimaksimalkan dengan baik oleh Agus. Ia mengikuti kelas-kelas online yang disediakan oleh BRI untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sebagai pengusaha UMKM.

Dukungan penuh dari BRI terlihat jelas dalam berbagai bentuk bantuan, seperti persiapan pameran, tiket pesawat, dan kelas-kelas online. Ini menandakan peran penting UMKM dalam perekonomian nasional.

Pada tahun 2023, BRI Kantor Regional Yogyakarta telah menyalurkan KUR dengan total Rp18,45 triliun kepada 432 ribu debitur. Angka ini menunjukkan peran aktif BRI dalam mendorong pertumbuhan UMKM di Yogyakarta.

John Sarjono, Pimpinan BRI Cabang Yogyakarta, mengatakan kepada IDN Times, “UMKM yang mendapat kredit KUR cenderung semakin maju. Hal ini terlihat dari kesempatan nasabah untuk naik kelas, dari kredit KUR Supermikro ke Kredit KUR Mikro, dan Kredit KUR Mikro bisa naik kelas ke Kredit KUR Kecil”.

Meskipun masih terbilang kecil, AB Pottery optimis dengan masa depannya. Toko dan workshop baru mereka di Wedomartani ini akan menjadi basis operasi untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.

Agus tidak hanya fokus pada pengembangan usahanya, tetapi juga aktif berbagi ilmu dan pengalamannya dengan orang lain. Ia sering mengadakan workshop dan pelatihan untuk menularkan kecintaannya pada seni kriya tembikar kepada khalayak luas.

Kisah Agus dan AB Pottery adalah sebuah inspirasi bagi para pengusaha muda yang ingin mewujudkan mimpinya. Kegigihan, semangat kreatif, dan pantang menyerah menjadi kunci utama dalam meraih kesuksesan.

Baca Juga: Kisah Petani Kopi Wujudkan Usaha Kafe lewat Digitalisasi

Topik:

  • Yogie Fadila
  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya