Tokoh Kopi Berbicara tentang Bisnis, Tren dan Wisata di Yogyakarta

Melihat bagaimana tren industri kopi saat ini

Tren menikmati kopi saat ini sedang booming. Tak hanya dinikmati untuk teman ngobrol, namun minum kopi sudah menjadi gaya hidup yang akhirnya menciptakan bisnis coffee shop dan menciptakan brand kopi menjamur di Indonesia.

Membahas tentang menjamurnya bisnis kopi di Yogyakarta,  empat orang yang sudah berpengalaman di dunia kopi angkat bicara.  Mereka adalah, Mikael Jasin sebagai co-founder So So Good Coffee Company, Ditya Herlambang dari media industri kopi, Kopiparti. Kemudian Anita Rismaya, sales and marketing Bahana Genta Victory dan Damaring Kalpika, founder dan owner Koffiesome.

Baca Juga: Tren Kopi Susu Kekinian, Akankah Segera Berlalu?

1. Seberapa besar industri kopi di Jogja?

Tokoh Kopi Berbicara tentang Bisnis, Tren dan Wisata di YogyakartaDitya Herlambang, Mikael Jasin, Anita Rismaya, Damaring Kalpika, dan Mayang Ratri (moderator), di Coffee Soiree, Rabu (26/2) - IDN Times/Rijalu Ahimsa

Damaring Kalpika mengatakan di Yogyakarta tercatat sudah ada 100 brand kopi yang terbentuk, dengan kepemilikan mesin pembuat kopi yang sudah tercatat sebanyak 60 buah. Ini belum termasuk bisnis coffee shop yang juga menjamur.

"Kalau di Yogyakarta saja yang sudah ada datanya sekitar 100 brand roasted bean, dengan mesin yang ada 60 mesin, yang tidak terdata bisa jadi dua kali lipatnya," ungkap Damar, dalam diskusi Coffee Soiree di Hotel Porta by The Ambarrukmo, Rabu (26/2). 

Menurut Damar, saat ini menu minuman yang sedang tren adalah es kopi susu, meskipun pada level akar rumput masih banyak produk lain yang diminati.

2. Tak hanya produknya tapi profesi di bidang kopi juga menjadi tren

Tokoh Kopi Berbicara tentang Bisnis, Tren dan Wisata di YogyakartaMikael Jasin mempraktikkan kemampuannya sebagai seorang barista - IDN Times/Rijalu Ahimsa

Bisnis kopi yang berkembang pesat ternyata tidak hanya membuat brand dan coffee shop bermunculan, namun juga profesi di balik industri kopi ini menjamur.

Menurut Anita yang kesehariannya bekerja di sebuah perusahaan penyedia kopi, tren profesi seperti barista dan coffee roaster kini juga banyak diminati orang.

"Pokoknya pelaku di bisnis kopi itu semuanya menjadi tren. Semakin ke sini, semakin banyak yang serius menuju ke profesional barista," ungkap Anita.

Bahkan Anita menganggap Yogyakarta adalah ibu kota kopi di Indonesia. Dia melihat orang-orang yang datang ke Yogyakarta saat ini, tidak hanya berwisata namun juga menikmati kopi. Sehingga banyak brand kopi, dapat menumbuhkan minat wisatawan untuk mengunjungi kota ini.

3. Media berperan mengembangkan tren kopi

Tokoh Kopi Berbicara tentang Bisnis, Tren dan Wisata di YogyakartaKopi dalam kemasan drip bag dalam pameran Komunitas Kagama Ngopi di UGM, 15 Februari 2020. IDN Times/Pito Agustin Rudiana

Ternyata tak hanya tren di industri saja yang membuat kopi semakin booming, namun media juga turut serta meramaikan dunia kopi di Indonesia. 

Sebagai pengelola salah satu media yang membahas tentang kopi, Ditya Herlambang mengatakan, saat ini tren sosial media khususnya Instagram yang memberitakan tentang kopi semakin berkembang.

Awalnya, di sosial media orang-orang hanya membuat konten berupa foto tentang kopi saja, namun saat ini juga sudah memanfaatkan desain grafis dan video untuk membuat konten pembahasan tentang kopi. Bahkan sudah ada podcast yang membicarakan khusus tentang kopi. Baginya inilah manfaat era media 4.0 yang untuk mengembangkan industri kopi. 

4. Harus ada pembeda dari tiap coffee shop

Tokoh Kopi Berbicara tentang Bisnis, Tren dan Wisata di YogyakartaIDN Times/Masdalena Napitupulu

Sedangkan menurut Mikael Jasin, para pelaku bisnis kopi harus memberikan pembeda terhadap produk kopi yang dijualnya. Karena bisnis kopi semakin menjamur, namun orang yang ada di suatu wilayah cenderung tetap sama. Sehingga dengan adanya pembeda, masyarakat bisa lebih leluasa memilih kopi yang disukainya.

"Jadi yang bedain kita sama coffee shop lain itu apa? Semua orang bisa bikin latte, semua orang bisa bikin cappucino, tapi mesti ada yang bisa ngebedain. Apakah dari kopi blend, apakah itu dari equipment-nya, apakah dari baristanya," ungkap Mikael.

Baca Juga: Tren Kopi Kekinian di Tengah Millennials, Harga Atau Rasa?

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya