5 Komponen ini Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi di Yogyakarta

Pembangunan bandara baru turut dongkrak ekonomi DIY

Yogyakarta, IDN Times-Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta pada Triwulan II 2019 mengalami pertumbuhan 6,80 persen. Pertumbuhan secara year on year itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 5,92 persen.

Berdasarkan Berita Resmi Statistik yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, perekonomian DIY diukur dari nilai Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II 2019 mencapai Rp34,46 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 25,45 triliun rupiah.

Berikut ini pendongkrak laju pertumbuhan ekonomi Yogyakarta, serta sektor yang tumbuh melambat pada Triwulan II 2019.

1. Lapangan usaha konstruksi catatkan pertumbuhan tertinggi

5 Komponen ini Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi di YogyakartaIDN Times/Holy Kartika

Kepala BPS DIY, Johannes de Britto Priyono mengungkapkan pertumbuhan ekonomi DIY didukung oleh semua lapangan usaha, kecuali pertanian, kehutanan dan perikanan. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha konstruksi yakni sebesar 18,91 persen.

"Pembangunan infrastruktur dan gedung terpadu untuk pelayanan publik, serta tempat-tempat wisata mendorong laju pertumbuhan kategori konstruksi," ungkap Priyono, Senin (5/8).

Pembangunan infrastruktur skala besar terlihat seperti underpass di jalan lingkar utara Kentungan Sleman dan proyek pembangunan jalan underpass jalur lintas selatan di sekitar bandara baru Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo.

"Sementara itu, proses pembangunan sarana dan prasarana pendukung proses pembangunan bandara baru YIA di Kulon Progo masih terus berlanjut," jelas Priyono.

Baca Juga: Mengapa Orang Yogya Makin Malas Membeli Premium? 

2. Industri pengolahan berikan kontribusi terbesar

5 Komponen ini Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi di YogyakartaBadan Pusat Statistik (BPS) DIY

Laju pertumbuhan tertinggi berikutnya adalah pengadaan air, sebesar 8,70 persen, diikuti administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib yaitu 8,47 persen.

Lebih lanjut Priyono memaparkan industri pengolahan masih memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian DIY hingga
triwulan II 2019 ini. Meskipun tidak termasuk dalam lima kategori dengan pertumbuhan terbesar.

"Namun pertumbuhannya yang sebesar 5,16 persen masih lebih baik dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,0 pesen," jelas Priyono.

Selain dari sisi kontribusi, peran kategori terhadap pembentukan PDRB dapat dilihat dari andil pertumbuhannya. Andil pertumbuhan terbesar di triwulan II-2019 (y-on-y) adalah konstruksi, yaitu sebesar 1,83 persen.

Urutan andil pertumbuhan terbesar berikutnya adalah informasi dan komunikasi, dan penyediaan akomdasi dan makan dan minum, masing-masing sebesar 0,82 persen dan 0,74 persen.

3. Pengeluaran rumah tangga sumbang pertumbuhan ekonomi

5 Komponen ini Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi di YogyakartaBadan Pusat Statistik (BPS) DIY

Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan ekonomi DIY triwulan II 2019 terhadap triwulan II 2018 (y-on-y) digerakkan oleh semua komponen pengeluaran, kecuali impor. Komponen pengeluaran lainnya tumbuh di bawah 5 persen, antara lain konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah, masing-masing tumbuh 3,67 persen dan 2,86 persen.

Komponen ekspor luar negeri tumbuh sebesar 2,80 persen, sementara impor luar negeri menunjukkan kontraksi sebesar -4,84 persen. Aktivitas ekonomi dari sisi pengeluaran masih didominasi oleh peran komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, yaitu sebesar 66,94 persen, atau lebih tinggi 2,02 poin dibanding triwulan I 2019.

"Meskipun pengeluaran konsumsi rumah tangga masih memberikan kontribusi terbesar bagi PDRB DIY, yaitu 66,94 persen, akan tetapi aktivitas pengeluaran konsumsi rumah tangga tidak lagi memberikan andil pertumbuhan tertinggi," jelas Priyono.

4. Produksi tanaman pangan menurun sebabkan kontraksi ekonomi

5 Komponen ini Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi di YogyakartaIDNTimes/Holy Kartika

Priyono mengungkapkan kontraksi pertumbuhan di kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan memicu terjadinya kontraksi ekonomi di triwulan ini. Menurut dia, menurunnya produksi pertanian dipengaruhi oleh pola musiman produksi tanaman pangan.

Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan triwulan II-2019 ini mempunyai andil terbesar terhadap kontraksinya pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini, yaitu sebesar 2,58 persen.

"Tingginya kontribusi kategori ini, membawa pengaruh yang signifikan terhadap arah pertumbuhan ekonomi DIY," imbuh Priyono.

5. Libur Ramadan dan Idul Fitri picu kontraksi usaha pertambangan

5 Komponen ini Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi di YogyakartaIDN Times/Daruwaskita

Selain pertanian, kategori pertambangan dan penggalian dan jasa keuangan juga mengalami kontraksi, meskipun tidak sedalam pertanian. Penyebabnya, yakni adanya penurunan permintaan tanah urug di pembangunan bandara baru, serta menurunnya aktivitas penggalian di Sleman dan Bantul selama masa puasa Ramadan.

"Libur panjang Iduf Fitri juga menjadi pemicu kontraksi kategori pertambangan dan penggalian," jelas Priyono.

Baca Juga: Jangan Tertipu Pinjam Uang di Fintech Abal-abal. Pahami Aturannya!

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya