Dampak PPKM, Tamu Hotel di Yogyakarta Turun Drastis   

Bulan Agustus DIY alami inflasi 0,05 persen

Kota Yogyakarta, IDN Times - Saat dimulai masa PPKM Juli 2021, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hanya 13,32 persen. Angka ini  mengalami penurunan sebesar 32,41 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya yang tercatat 45,73 persen. 

Data terbaru yang diambil dari website BPS DIY, www.yogyakarta.bps.go.id, TPK hotel nonbintang tercatat 6,39 persen, mengalami penurunan sebesar 5,73 poin dibandingkan Juni 2021.

Rata-rata lama menginap tamu di hotel bintang pada Bulan Juli 2021 hanya 1,60 hari dan hotel non bintang mencapai 1,22 hari.

 

1. Penurunan jumlah penumpang di bandara mencapai 84,11 persen

Dampak PPKM, Tamu Hotel di Yogyakarta Turun Drastis   Yogyakarta International Airport (YIA). IDN Times/Paulus Risang

Di masa PPKM, pemerintah juga melakukan pembatasan perjalanan jalur transportasi darat dan udara.  Hal ini berimbas pada jumlah kedatangan penumpang melalui Bandara Adisutjipto dan Bandara Internasional Yogyakarta. Kedatangan di Bulan Juli 2021 tercatat 15.970 orang, sedangkan jumlah keberangkatan penumpang pada Bulan Juli 2021 sebanyak 19.341 orang.

Bulan Juli 2021, jumlah kedatangan penumpang angkutan udara ke DIY baik melalui Bandara Adisutjipto dan Yogyakarta International Airport (YIA) secara keseluruhan tercatat sebanyak 15.970 penumpang. Semuanya merupakan penumpang penerbangan domestik. Dari angka tersebut tercatat penurunan penumpang datang 84,11 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

 

Baca Juga: PT KAI Gratiskan KA Bandara YIA hingga 16 September 2021

2. Bulan Agustus, DIY alami inflasi 0,05 persen

Dampak PPKM, Tamu Hotel di Yogyakarta Turun Drastis   Ilustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

BPS DIY juga mengeluarkan data tingkat inflasi di Yogyakarta selama Agustus 2021, mengalami inflasi sebesar 0,05 persen. Hal ini disebabkan naiknya beberapa indeks harga konsumen kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,02 persen.  

Untuk kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen. Rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,17 persen, pendidikan sebesar 0,43 persen dan penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,08 perse. 

Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,19 persen, kesehatan sebesar 0,23 persen, dan kelompok transportasi sebesar 0,08 persen.

Adapun kelompok yang relatif stabil yaitu; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. 

3. Nilai ekspor turun 5,41 persen

Dampak PPKM, Tamu Hotel di Yogyakarta Turun Drastis   Ilustrasi tas pria (blibli.com)

Nilai ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta Juli 2021 mencapai US$40,5 juta atau turun 5,61 persen dibanding ekspor Juni 2021. Secara kumulatif, nilai ekspor Januari-Juli 2021 mencapai US$298,8 juta atau naik 41,54 persen dibanding periode yang sama tahun 2020.

Ekspor terbesar Bulan Juli 2021 dikirim ke Amerika Serikat senilai US$17,2 juta. Disusul Jepang sebesar US$3,8 juta dan Australia US$3,7 juta. Selama Januari-Juli 2021 kontribusi ketiga negara tersebut mencapai 53,99 persen.

Pakaian jadi bukan rajutan, perabot, penerangan rumah, dan barang-barang dari kulit merupakan ketiga kelompok komoditas dengan nilai ekspor tertinggi pada Juli 2021. Masing-masing sebesar US$14,0 juta, US$5,6 juta; dan US$4,8 juta.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya