Menteri Teten: Millennial Tak Tertarik Bisnis lewat Koperasi

Home decoration masuk dalam top list permintaan pasar dunia

Bantul, IDN Times - ‎Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki, mengakui bahwa generasi Millennial saat ini tidak lagi tertarik dengan usaha berbasis koperasi. Usaha berbasis koperasi juga tidak populer di kalangan anak muda. Apa penyebabnya?

Baca Juga: Harga Bibit Bawang Merah di Bantul Selangit, Petani Mengeluh

1. Penyebab generasi muda tidak suka berbisnis melalui koperasi‎

Menteri Teten: Millennial Tak Tertarik Bisnis lewat KoperasiIlustrasi usaha anak muda (IDN Times/Dhana Kencana)

Kurang populernya usaha koperasi di kalangan anak muda, kata Menteri Teten, disebabkan oleh beberapa hal. Di antaranya adanya praktek koperasi yang menyimpang dan bisnis model koperasi yang tidak berkembang. Sehingga pada akhirnya, koperasi bukan menjadi pilihan yang rasional untuk berusaha.

"Nah ini kita baru mencoba membuat piloting-piloting bagaimana mengembangkan bisnis model koperasi," ucapnya pada Kamis (19/5/2022).

2. Komunikasi dengan Mendikbudristek untuk mengenalkan koperasi ke anak muda‎

Menteri Teten: Millennial Tak Tertarik Bisnis lewat KoperasiIlustrasi anak muda. (IDN Times/Aji)

Untuk anak muda yang saat berada dalam digital ekonomi dan sedang masuk dalam era Web 3.0, blockchain, closed loop ekonomi sebenarnya sangat cocok dengan koperasi. Sehingga, ada kesempatan untuk mengenakan koperasi dalam era blockchain ekonomi.

"Nah saya sudah komunikasi dengan Pak Nadim (Mendikbudristek), namun yang paling penting sudah koperasi di Web 3.0 yang masuk ekonomi digital," ucapnya.

3. Hasil produk kriya home decoration menempati top list pasar dunia‎

Menteri Teten: Millennial Tak Tertarik Bisnis lewat KoperasiMenteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki saat berkunjung ke Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Teten dalam kunjungannya ke Kabupaten Bantul, juga mengatakan bahwa Bantul terkenal dengan produk kriya, khususnya home decoration. Kini permintaannya dari Indonesia ke pasar dunia paling baik. 

"Bantul kan sudah ditetapkan sebagai Kabupaten Kreatif oleh pemerintah. Maka ini menjadi suatu potensi cukup besar dan di dalam catatan kami, home decoration termasuk top list permintaan pasar dunia," katanya.

Namun, Teten memberikan catatan khusus soal pentingnya ekosistem dalam pengembangan ekonomi kreatif kriya di Bantul. Sebab ekosistem tersebut dinilai belum cukup kuat.

"Jadi kalau sekarang mau mengembangkan kekuatan ekonomi kreatif kriya di Bantul harus memperhatikan ekosistemnya. Suplai bahan baku, akses pembiayaan, penggunaan teknologi dan sebagainya," terangnya.

4. Bahan baku menjadi kunci utama dalam bisnis eksportir‎

Menteri Teten: Millennial Tak Tertarik Bisnis lewat KoperasiIlustrasi pedagang bambu (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Sementara, Ketua Forum Kerajinan Mebel dan Seni (Formekers), Alex Setiawan, mengatakan selama ini pengusaha eksportir melahirkan koperasi rantai pasok untuk kebutuhan baku produk sehingga masalah bahan baku akan teratasi dengan baik.

"Kami undang banyak koperasi maupun petani di banyak daerah untuk menyediakan bahan baku. Dalam bisnis eksportir ketersediaan bahan baku menjadi kunci utama," tuturnya.‎

Baca Juga: PMK Merebak, Pedagang Ternak di Bantul Pilih Beli Sapi Lokalan

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya