TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mahfud MD: Indonesia Hampir Dipastikan Resesi

Namun, bukan berarti krisis ekonomi

Menkopolhukam Mahfud MD pada acara silaturahmi bareng para seniman di Warung Bu Ageng, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Sabtu (29/8/2020). IDN Times/Tunggul Damarjati

Yogyakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyebut Indonesia hampir bisa dipastikan bakal mengalami resesi ekonomi.

Meski demikian, dia menegaskan itu bukan berarti Indonesia tenggelam dalam krisis ekonomi.

Baca Juga: Serahkan Banpres Rp2,4 Juta ke Pelaku Usaha Mikro, Jokowi: Untuk Modal

1. Hampir 100 persen resesi

Ilustrasi Resesi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dikatakan Mahfud, pandemi COVID-19 telah memukul laju pertumbuhan ekonomi nasional. Belum ada tanda-tanda kemajuan dan buntutnya, Indonesia bakal mengalami resesi pada bulan depan.

"Bulan depan hampir dapat dipastikan, 99,99 persen akan terjadi resesi ekonomi di Indonesia," kata Mahfud pada acara silaturahmi bareng para seniman di Warung Bu Ageng, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Sabtu (29/8/2020) malam.

Mahfud melanjutkan, sinyal resesi terlihat kala pertumbuhan ekonomi Indonesia minus pada kuartal II 2020. Dan diprediksi terulang di kuartal berikutnya.

"Resesi itu artinya pertumbuhan ekonomi itu minus. Atau di bawah 1 selama 2 kuartal berturut-turut," ujarnya.

Perekonomian Indonesia kuartal I kemarin tumbuh di level 2,97 persen, sementara di kuartal II minus 5,32 persen. Kuartal III, perkiraan minus 2,2 persen.

"Kita ini diperkirakan akan minus 2,2 sampai paling tinggi 0,5 persen. Berarti resesi," ucap Mahfud.

2. Bukan berarti krisis

Ilustrasi Rupiah (ANTARA FOTO/Rahmad)

Namun, dia menegaskan kondisi ini tak dapat diartikan Indonesia otomatis terperosok ke lembah krisis ekonomi. Ia menegaskan, resesi bukan berarti krisis.

"Jangan dicampur aduk, resesi lalu terjadi krisis, beda," tegasnya.

Indonesia masih bisa selamat dari krisis melalui pengoptimalan ekonomi rakyat yang memiliki peran integral dalam perekonomian nasional.

"Kita di Indonesia punya bahan-bahan lokal, ekonomi masyarakat, ekonomi rakyat, nah itu kalau kita bisa gunakan, dinormalkan kembali kehidupan ekonomi rakyat itu, maka resesi yang pasti terjadi itu tidak akan menimbulkan krisis," tuturnya.

"Singapura itu krisis, tapi tidak apa-apa, karena dia kaya, pertumbuhan kekayaannya besar sekali. Lalu pertumbuhannya minus 15 persen, enggak apa bagi dia, 15 persen bisa hidup. Kita memang kecil (resesi), tetapi ekonomi (rakyat) kita lebih banyak," beber Mantan Ketua MK ini.

Baca Juga: Jokowi Bagi-bagi Ribuan Paket Sembako, Antrean Warga Mengular

Berita Terkini Lainnya