Pengembangan Produk Substitusi Jadi Solusi Ketergantungan Kedelai
Harga kedelai impor tengah melambung dan bikin bingung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Beberapa saat terakhir, harga kedelai di pasaran mengalami kenaikan di sejumlah daerah di Indonesia. Jamhari, Pakar Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi tingginya harga kedelai yakni dengan melakukan substitusi kedelai.
Menurutnya, substitusi kedelai ini bisa menjadi salah satu solusi jangka panjang jika diupayakan secara serius oleh pihak-pihak terkait, termasuk di antaranya pemerintah dan pelaku industri.
"Untuk membuat tempe tidak harus dengan kedelai, ada kacang-kacangan lain seperti koro pedang yang cukup baik dikembangkan di daerah tropis seperti Indonesia untuk substitusi kedelai impor,” ungkapnya pada Senin (4/1/2021).
Baca Juga: Harga Kedelai Naik, Perajin Tempe: Laris Tapi Untung Sedikit
1. Pengembangan varietas lain belum maksimal
Jamhari menerangkan, dengan komitmen yang baik, dia meyakini Indonesia mampu mengatasi masalah ketergantungan akan kedelai impor. Menurutnya, selama ini pengembangan substitusi dari kedelai impor seperti koro pedang, belum mencapai produktivitas yang maksimal.
Hal ini lantaran kurangnya keseriusan dalam pengembangannya. Padahal, ujung tombak dari upaya ini seharusnya terletak pada mereka yang memiliki sumber daya teknologi dan kemampuan untuk mengembangkan produk pertanian yang sesuai dengan iklim Indonesia.
“Bisa, tapi harus serius. Sama seperti gandum yang menjadi bahan baku mi pun bisa disubstitusi dengan tepung ubi kayu, tapi komitmen ke situ belum serius,” katanya.
Baca Juga: DIY Targetkan Vaksinasi COVID-19 Mulai Pertengahan Januari 2021