TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tiket Pesawat Mahal Bisa Pengaruhi Okupansi Hotel di Yogyakarta

Lebaran 2019, tingkat okupansi justru naik

Penumpang maskapai Garuda Indonesia keluar dari pesawat di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. IDN Times/Holy Kartika

Yogyakarta, IDN Times - Mahalnya harga tiket pesawat terbang tak hanya memengaruhi tingkat kunjungan wisata di sejumlah daerah tujuan wisata di Indonesia. Sektor perhotelan sebagai salah satu pendukung pariwisata DI Yogyakarta juga turut merasakan dampak dari mahalnya tiket pesawat sejumlah maskapai.

“Yogyakarta adalah daerah tujuan utama wisatawan, baik dari domestik, maupun internasional. Harga tiket yang mahal sejak beberapa bulan terakhir, mulai memengaruhi industri ini,” ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DI Yogyakarta, Istidjab M. Danunagoro, Minggu (16/6).

Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, Kerek Inflasi Yogyakarta

1. Mahalnya tiket pesawat bisa pengaruhi okupansi hotel

flight-report.com

Harga tiket pesawat yang mahal menjadi polemik di sejumlah sektor bisnis. Terutama bagi para pemangku pariwisata di Yogyakarta, salah satunya industri hospitality. Istidjab mengungkapkan harga tiket pesawat yang mahal bisa membuat tamu menunda perjalanannya.

“Karena mahal (tiket pesawat), penumpang di bandara juga sudah menurun. Jadi pasti akan ada pengaruhnya bagi tamu yang menginap di hotel-hotel yang ada di Yogya,” kata Istidjab.

Kendati demikian, tingkat hunian kamar atau okupansi kamar hotel pada April 2019 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Istidjab mengungkapkan adanya beberapa libur panjang bertepatan dengan pesta demokrasi turut memberikan kontribusi pada tingkat hunian kamar hotel di Yogyakarta.

“Ada dua kali long weekend, ini memberi angin segar para okupansi hotel d Yogya, baik hotel bintang maupun non bintang,” jelas Istidjab.

2. Okupansi hotel Januari-April 2019 tunjukan tren kenaikan

pixabay.com/David Lee

Badan Pusat Statitistik (BPS) DI Yogyakarta merilis tingkat hunian kamar hotel di Yogyakarta cenderung terus meningkat sejak awal tahun 2019. Kepala BPS DIY, Johanes De Britto Priyono mengungkapkan tingkat hunian kamar hotel bintang pada April 2019 mencapai 62,75 persen, dan hotel non bintang mencapai 30,72 persen.

“Hotel bintang mengalami kenaikan sebesar 5,98 poin dibandingkan bulan Maret yang mencapai 56,77 persen,” jelas Priyono.

Tingkat hunian kamar hotel tertinggi dicatatkan oleh hotel bintang lima. Okupansi hotel bintang lima di Yogyakarta rerata mencapai 67,17 persen dan paling rendah yakni pada hotel bintang satu sebesar 43,25 persen.

“Apabila dibandingkan dua tahun sebelumnya, pada 2019 terjadi kecenderungan okupansi hotel bintang yang berbeda. Pada 2019, tingkat penghunian kamar hotel bintang mengalami tren kenaikan sejak awal tahun hingga April,” papar Priyono.

Baca Juga: Tiket Pesawat Mahal, Jumlah Wisatawan ke Yogya Tak Terpengaruh

Berita Terkini Lainnya