TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Rencana Detail Pengembangan Aerotropolis Kulon Progo

Bakal ada sawah di tengah aerotropolis!

Rencana Pengembangan Kawasan Daerah. Istimewa/Bappeda DIY

Yogyakarta, IDN Times - Aerotropolis di kawasan Yogyakarta International Airport (YIA)digadang-gadang akan menjadi kota bandara pertama di Indonesia. Pembangunan kawasan ini akan menjadi bangkitan wilayah investasi dan peluang bisnis.

Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal (DPPM) DI Yogyakarta, Arief Hidayat mengungkapkan pembangunan aerotropolis adalah salah satu program pembangunan yang membutuhkan percepatan. Selama ini, realisasi investasi DIY sebagian besar digenjot oleh konstruksi pembangunan YIA, sehingga diperlukan bangkitan ekonomi lainnya setelah pembangunan bandara selesai.

"Ada beberapa program untuk mendorong bangkitan tersebut, seperti program KPBU (Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha) yang solicited. Ada juga yang unsolicited [project] yakni yang memerlukan percepatan, salah satunya aerotropolis," ungkap Arief, Selasa (26/11).

Baca Juga: DI Yogyakarta Bakal Punya Aerotropolis Pertama di Indonesia

1. Tahapan awal pengembangan aerotropolis

Kepala Bappeda DIY, Budi Wibowo. IDNTimes/Holy Kartika

Setelah pembangunan Yogyakarta International Airport yang ditargetkan selesai pada akhir tahun ini, maka selanjutnya pembangunan aerotropolis harus segera direalisasikan mulai 2020 mendatang. Apabila tidak segera dilakukan, kata Arief, potensi daerah kumuh akan berkembang di kawasan ini.

"Untuk unsolicited project akan digenjot dari aerotropolis. Akan ada pertimbangan-pertimbangan menuju unsolicited ini, karena bandara ini sudah mau selesai, kalau investor tidak segera masuk [untuk mengembangkan] maka akan muncul daerah-daerah kumuh," papar Arief.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY, Budi Wibowo mengungkapkan pada tahap awal pengembangan aerotropolis dimulai dari 5 kilometer sampai 30 kilometer dari pintu bandara. "Dari pintu bandara, harus sudah mulai ditata areanya, supaya tidak terjadi daerah kumuh," ungkap Budi.

2. Tak akan tinggalkan budaya Yogyakarta

IDNTimes/Holy Kartika

Lebih lanjut Budi memaparkan beberapa infrastruktur yang akan dibangun di kawasan aerotropolis pada tahap awal. Di antaranya tak jauh dari YIA akan dibangun fasilitas akomodasi seperti resort dan perhotelan, serta kawasan perkantoran. 

"Sektor yang dibangun ini, tentu nantinya tidak akan meninggalkan ciri khas budaya yang dimiliki Yogyakarta," jelas Budi.

Bahkan, pengembangan kawasan sejauh 15 kilometer dari YIA yakni di pusat Kota Wates nantinya dapat memberi peluang dibukanya medical tourism. Budi mengungkapkan akan ada rumah sakit bertaraf internasional di wilayah ini.

"Di mana keberadaan rumah sakit ini bisa menjadi medical tourism. Kalau di Penang saja bisa, kenapa Wates tidak bisa," ungkap Budi.

3. Bakal ada sawah di tengah aerotropolis

Desa, sawah (IDN Times/Dwi Agustiar)

Keberadaan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) di kawasan aerotropolis juga bakal tetap dipertahankan. Menurut Budi, dengan dipertahankannya lahan tersebut, maka akan menjadi daya tarik tersendiri bagi aerotropolis ini.

Budi memaparkan luasan sawah berkelanjutan itu hampir sepertiga dari luasan wilayah aerotropolis itu sendiri. Areal tersebut akan dipertahankan untuk menciptakan daya tarik unik dari kota bandara tersebut.

"Itu yang harus kami amankan, biarkan areal ini ada di tengah-tengah kawasan aerotropolis. Akan kami pertahankan sebagai view yang menarik dan unik, bahkan ini bisa menjadi aerotropolis pertama di dunia yang memiliki sawah di tengah-tengahnya," ungkap Budi.

Baca Juga: Sultan Minta Pembebasan Lahan Aerotropolis Dimulai Tahun 2020

Berita Terkini Lainnya