TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BPS: Garis Kemiskinan di Yogyakarta Turun 4,13 Persen

Jumlah penduduk miskin berkurang 1.780 orang

Ilustrasi keadaan warga miskin. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Yogyakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta kembali merilis profil kemiskinan Hasil Sensus Nasional (Susenas) Maret 2019.

"Untuk Maret 2019, Garis Kemiskinan di DIY adalah Rp432.026 per kapita per bulan. Turun 4,13 persen dari kondisi September 2018 yang sebesar Rp414.899 per kapita per bulan," ujar Kepala BPS DIY, Johanes De Britto Priyono, Senin (15/7).

Baca Juga: Dinas Sosial Bantul: 600 Rumah Tangga Miskin Tergolong Mampu

1. Makanan masih jadi komoditas pembentukan GK terbesar

IDN Times/Debbie Sutrisno

Tingkat kemiskinan ditentukan dengan menggunakan Garis Kemiskinan (GK). Priyono menjelaskan penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran di bawah GK dikategorikan sebagai penduduk miskin. Garis Kemiskinan terbagi menjadi Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM).

"Berdasarkan komponen penyusunnya, komoditas makanan masih memberikan kontribusi yang sangat signifikan dalam pembentukan GK," ungkap Priyono.

Garis Kemiskinan Makanan yang besarnya Rp310.947 per kapita per bulan memberikan sumbangan sebesar 71,97 persen terhadap pembentukan GK. Adapun Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) yang tercatat sebesar Rp121.079 memberikan kontribusi sebesar 28,03 persen terhadap GK.

"Baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, beras dan rokok kretek filter memberikan kontribusi terbesar bagi pembentukan GKM," jelas Priyono.

2. Penduduk miskin DIY turun 1.780 orang

IDNTimes/Holy Kartika

Hasil Susenas Maret 2019 menunjukkan terjadinya penurunan penduduk miskin di DI Yogyakarta sebanyak 1.780 orang dalam kurun waktu satu semester terakhir. Pada September 2018, jumlah penduduk miskin di wilayah ini mencapai 450.250 orang.

Selanjutnya, angka kemiskinan turun sebesar 1,8 persen menjadi 448.470 penduduk pada Maret 2019. Selain itu, persentase penduduk miskin juga menunjukkan adanya penurunan sebesar 0,11 poin, dari 11,81 persen pada September 2018 menjadi 11,70 persen pada Maret 2019.

"Selama periode Maret 2018-Maret 2019, jumlah dan persentase penduduk miskin di wilayah perkotaan menunjukkan fluktuasi," papar Priyono.

Pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin perkotaan tercatat sebanyak 305.240 orang. Selanjutnya, pada September 2018 turun sebesar 2,22 persen atau menjadi 298.470 orang. Namun demikian, pada Maret 2019, jumlah penduduk miskin kembali meningkat menjadi 304.660 orang ataunaik sebesar 6,2 persen.

"Secara persentase, tingkat kemiskinan di perkotaan juga menunjukkan pola yang sama dengan pergerakan jumlah penduduk miskin secara absolut," imbuh Priyono.

Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Ganjar Genjot Pembangunan Jalan Tol

Berita Terkini Lainnya