TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Tips agar Produk Mebel Yogyakarta Diminati Pasar Amerika 

UKM harus berani kembangkan produk baru

Ilustrasi eskpor impor/pixabay.com/distel2610

Yogyakarta, IDN Times-Ekspor produk mebel atau furniture dari Yogyakarta ke Amerika Serikat mulai mengalami sedikit peningkatan. Hal ini merupakan salah satu dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang masih berlangsung.

"Perang dagang antar kedua negara ini, memberikan peluang baik untuk ekspor. Sebab dengan kurangnya produk-produk yang masuk dari Tiongkok, maka importir Amerika Serikat akan mencari hal baru di luar Tiongkok, termasuk ke Indonesia," ungkap Ketua DPD Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) DIY, Timbul Raharjo dihubungi, Selasa (24/9).

Akibat dari perang dagang, negara-negara eksportir asal Asia Tenggara, seperti Vietnam, Malaysia, Thailand, tak terkecuali Indonesia, semakin diuntungkan. Timbul memaparkan kondisi tersebut juga turut dirasakan Yogyakarta.

"Banyak tamu asal Amerika yang datang ke Indonesia, untuk eksplorasi barang baru. Untuk itu, kami mengimbau kepada teman-teman pelaku industri ini untuk bersiap ambil peluang," papar Timbul.

Berikut ini kriteria produk mebel dan kerajinan yang diminati pasar Amerika Serikat.

Baca Juga: Ini Langkah TPID DIY Amankan Harga dan Pasokan Volatile Food

1. Produk-produk artistik

Instagram.com/thebroadmuseum

Amerika Serikat merupakan salah satu pasar tradisional bagi Yogyakarta. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, pada Juli 2019, terdapat peningkatan nilai ekspor untuk sejumlah komoditas ke negara ini sebesar 50,57 persen.

Komoditas ekspor barang dari kayu asal Yogyakarta ke Amerika Serikat, menurut BPS masih berkisar 23,07 persen. Namun, daya tarik seni masih menjadi ciri khas yang melekat pada produk kerajinan asal Yogyakarta.

Timbul berharap produk ini masih dapat terus dipertahankan. "Karena produk dengan desain artistik masih menjadi daya tarik bagi pasar Amerika Serikat," ungkap Timbul.

2. Masih unggulkan produk artistik berkelas

IDNTimes/Holy Kartika

Timbul mengungkapkan pasar Amerika Serikat bagi produk ekspor asal Yogyakarta masih terbilang unik. Bahkan, selera pasar konsumen asal Negeri Paman Sam itu cukup berbeda dengan Eropa.

"Konsumen atau buyer asal Amerika Serikat lebih suka barang yang secara ekonomis memiliki high value. Nilai produknya harus bagus," ungkap Timbul.

Menurut Timbul, produk high value yang dimaksud yakni produk kerajinan dengan desain klasik modern. Bahkan tidak sedikit yang menyukai produk dengan nilai artistik tinggi dan termasuk limited edition.

Baca Juga: Hampir Rampung, Yogyakarta International Airport Layani 34 Rute Baru

Berita Terkini Lainnya