TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rizal Ramli: Kebijakan Bunga Utang Sri Mulyani Makin Bebani Rakyat 

Kreditur asing menikmati kebijakan Menkeu Sri Mulyani

IDN Times/Hana Adi Perdana

Kota Yogyakarta, IDN Times - Ekonom Senior, Rizal Ramli mengkritik tingginya tingkat bunga utang yang dikeluarkan pemerintah selama Sri Mulyani Indrawati menjadi Menteri Keuangan.

Menurut Rizal Ramli, kebijakan tingkat bunga utang yang begitu tinggi telah merugikan rakyat. Bahkan, bunga utang yang diberikan lebih tinggi dari negara-negara yang ratingnya rendah di bawah Indonesia seperti Vietnam dan Filipina.

Baca Juga: Rizal Ramli Prediksi Ekonomi RI Nyungsep di 2019

1. Kebijakan bunga utang yang begitu tinggi hanya untungkan kreditur asing

debt.com

Rizal Ramli pun menyebut Sri Mulyani Menkeu "terbalik", lantaran di satu sisi kebijakannya itu menguntungkan kreditur asing. Sementara, di sisi lain mengorbankan masyarakat yang menanggung bunga utang tersebut.

"Kebijakan Menkeu “terbalik” sangat merugikan rakyat Indonesia, karena RI berikan bunga utang lebih tinggi dari negara-negara yang ratingnya lebih rendah, seperti, Vietnam dan Filipina. Harusnya lebih rendah. Kalau begini, kreditur asing yang happy lah," ujarnya dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Kamis (29/8).

2. Mahalnya bunga utang yang dilakukan Sri Mulyani sejak menjabat sebagai Menkeu di era Presiden SBY

IDN Times/Hana Adi Perdana

Anggota Tim Panel Bidang Ekonomi PBB itu menjelaskan mahalnya bunga utang yang diberikan Sri Mulyani kepada kreditur sudah sejak menjadi Menteri Keuangan era Susilo Bambang Yudhoyono. Kala itu tahun 2006 hingga 2010, Sri Mulyani menerbitkan utang sebesar Rp454,9 triliun dengan yield atau bunga utang yang tinggi sehingga menambah beban rakyat hingga Rp199,7 triliun.

Sedangkan selama menjadi Menteri Keuangan di pemerintahan Presiden Joko Widodo, telah diterbitkan utang sebesar Rp790,7 triliun yang merugikan rakyat hingga Rp118 triliun.

"Sebagai Menkeu SBY (2006-2010), SMI terbitkan utang Rp454,9 triliun dengan yield kemahalan sehingga nambah beban rakyat Rp199,7 triliun. Sebagai Menkeu Jokowi (2006-19) terbitkan utang Rp790,7 triliun dengan yield kemahalan sehingga nambah beban rakyat Rp118 triliun. Total Menkeu ‘Terbalik’ untungkan kreditor, rugikan rakyat Rp317,7 triliun," terangnya.

Baca Juga: Rizal Ramli: Perusahaan Zombi Berdampak Buruk ke Perkonomian Indonesia

Berita Terkini Lainnya