Kebanjiran Cangkul Impor, Pandai Besi di Gunungkidul Tak Ciut Nyali
Saat musim tanam permintaan alat pertanian meningkat tajam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gunungkidul, IDN Times - Serbuan cangkul impor yang masuk ke Indonesia tak membuat para perajin pandai besi di Kabupaten Gunungkidul ciut nyalinya untuk bersaing. Para perajin pandai besi ini tetap bersemangat memproduksi cangkul karena mereka memiliki pasar tersendiri.
"Kita tetap produksi cangkul meski saat ini banyak cangkul impor. Kita punya pasar dan pelanggan tersendiri," ujar Marmin, pandai besi dari Desa Karangtengah, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Minggu (10/11).
Baca Juga: Impor Cangkul dan Enam Kejutan Lain di Awal Periode Kedua Jokowi
1. Kualitas alat pertanian dari Gunungkidul tak kalah dengan impor
Dibantu belasan pegawai, Marmin mampu memproduksi ratusan alat pertanian, mulai dari cangkul, sabit, hingga alat pertanian lainnya. Ia juga mengaku kualitasnya tak kalah dibanding barang impor, bahkan lebih unggul.
"Saya tidak khawatir dengan kualitas produksi alat pertanian. Untuk harga seperti cangkul dengan kualitas baik dijual Rp 75 ribu, kualitas sedang Rp50 ribu dan kualitas biasa dijual Rp 35 ribu," ujarnya.
Baca Juga: Impor Cangkul Dikritik Jokowi, Kemendag: Kita Tak Pernah Beri Izin