5 Cara Melatih Kedewasaan dalam Berkendara, Sepele Tapi Penting

Ugal-ugalan di jalan sama sekali gak keren!

Saat kita berkendara, terkadang ada rasa kesal dan ingin buru-buru untuk segera sampai ke tujuan. Semua rute telah disiapkan, jalan alternatif pun juga sudah direncanakan. Namun, segala hal bisa terjadi di jalan. Faktor manusia menjadi salah satu penyebab paling dominan dalam kecelakaan lalu lintas.

Mulai dari interaksi antara pengemudi dan pengguna jalan lain, kondisi kesehatan pengendara ketika mengemudikan kendaraannya, kelayakan armada yang digunakan, dan juga sisi emosional pengendara itu sendiri saat menghadapi situasi yang ada di jalan. Nah, berikut adalah 5 hal yang bisa kamu perhatikan agar lebih dewasa dalam berkendara.

1. Berkendara dengan sabar

5 Cara Melatih Kedewasaan dalam Berkendara, Sepele Tapi PentingIlustrasi berkendara dengan memegang setir mobil. Pexels.com/Bogdan Emelyanov

Memupuk kedewasaan dalam berkendara kelihatannya mudah, namun praktiknya sulit untuk diaplikasikan. Pengendara perlu memiliki kesabaran ekstra ketika menghadapi situasi tak terduga di jalan. Melatih kesabaran dalam berkendara bisa dimulai dari diri sendiri yang paham arah tujuannya mau ke mana.

Sebisa mungkin, pengendara perlu menanamkan prinsip “tidak masalah terlambat satu menit daripada mengorbankan nyawa diri sendiri”. Kalau urusannya sudah di jalan, semua jadi tanggung jawab masing-masing pengendara. Fokuslah dengan keselamatan diri sendiri.

2. Perhatikan penggunaan klakson

5 Cara Melatih Kedewasaan dalam Berkendara, Sepele Tapi PentingIlustrasi pengendara memencet klakson. vecteezy.com/Rattanakun thongbun

Baik kendaraan bermotor maupun mobil pastinya dilengkapi dengan klakson. Tapi bukan berarti klakson dibunyikan sebagai alat untuk meluapkan kekesalan di jalan. Memencet klakson pun harus mengikuti etika yang berlaku dan tidak sembarangan untuk dibunyikan.

Berdasarkan Pasal 71 PP Nomor 43 Tahun 1993, klakson dibunyikan untuk memberi tanda ketika pengendara melewati kendaraan lain. Klakson tidak boleh dibunyikan jika pengendara berada dalam rambu-rambu dan mengeluarkan suara yang berlebihan. Jadi jangan asal pencet saja, ya!

3. Berikan ruang dan jaga jarak aman

5 Cara Melatih Kedewasaan dalam Berkendara, Sepele Tapi PentingIllustrasi jarak aman antar pengendara. Pexels.com/Faisal Hijjaz

Jangan asal ngebut! Jalan bukan buat kamu saja. Pastikan betul untuk menjaga jarak aman kamu dengan pengendara lain, tidak perlu saling serobot.

Sering terjadi, pengemudi tidak memperhatikan jarak aman dengan kendaraan yang ada di depannya. Ketika terjadi pengereman mendadak, hal ini membuat kaget pengendara lain dan bisa saja mengakibatkan tabrakan.

Menurut info dari Kementerian Perhubungan, untuk kecepatan 30 km/jam, jarak minimal adalah 15 meter dan jarak aman adalah 30 meter. Begitu penting bagi kamu untuk memperhatikan jarak aman ini di saat berkendara. Apalagi di situasi yang tidak terduga seperti jalanan licin ketika hujan deras atau dalam kondisi macet.

Baca Juga: 5 Tips Mengemudi saat Terjebak Macet Merayap, Jaga Konsentrasi

4. Hindari mengemudi dengan agresif

5 Cara Melatih Kedewasaan dalam Berkendara, Sepele Tapi PentingIlustrasi mobil yang berkecepatan tinggi. Pexels.com/Vova Kras

Padatnya hiruk-pikuk jalan dan lalu lintas perkotaan membuat pengendara jadi meledak-ledak emosinya. Pengendara yang agresif biasanya memendam amarah dan rentan membahayakan pengguna jalan lainnya. Ciri-ciri yang bisa dikenali adalah suka ngebut, berjalan zig-zag dan tidak memberikan lampu sign (isyarat) ketika ingin berbelok atau mendahului pengemudi lain.

Setiap pengendara perlu dibekali dengan sikap “decent on the street”. Kita tidak bisa mendikte suasana hati mereka saat di jalan. Semua punya prioritas masing-masing dan menggunakan jalan untuk mencapai tujuan yang dituju. Selalu berpikir positif, sopan, dan ingat untuk berbagi jalan antar pengendara lain dengan tetap menjaga jarak aman.

5. Selalu ikuti rambu-rambu lalu lintas

5 Cara Melatih Kedewasaan dalam Berkendara, Sepele Tapi PentingIlustrasi rambu-rambu lalu lintas. Pexels.com/Davis Sánchez

Hal yang sepele namun rentan untuk dilanggar adalah tidak mengikuti rambu-rambu yang ada. Ingat, rambu tidak hanya berlaku di lampu lalu lintas saja. Kamu harus memperhatikan rambu lainnya juga. Misalnya, sekarang ada rambu yang menyatakan “belok ke kiri ikuti lampu”. Namun pengendara juga masih saja ada yang tetap belok tanpa mengindahkan rambu tersebut.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, pasal 112 ayat 3, disebutkan bahwa persimpangan jalan yang dilengkapi APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas), dilarang langsung belok kiri, kecuali diinstruksikan lain. Jadi aturan semacam ini jangan kamu anggap sepele ya, kawan! Kalau kamu awas dan tidak patuh dengan rambu ini bisa jadi membahayakan dirimu dan pengendara lainnya.

Jadilah pengendara yang taat aturan dan selalu memperhatikan rambu lalu lintas. Jangan sampai terseret arus untuk menjadi pengguna jalan yang ugal-ugalan. Sebab, tertib berlalu lintas itu keren. Pastikan untuk kamu memperhatikan poin-poin di atas ya, kawan!

Baca Juga: 5 Tips agar Kendaraan Aman di Tempat Parkir, Jangan Sembarangan

Reyvan Maulid Photo Community Writer Reyvan Maulid

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya