Pakaian Jadi Masih Jadi Andalan Produk Ekspor dari Jogja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta (BPS DIY) mencatat kenaikan ekspor di DIY pada Maret 2024 dibanding bulan sebelumnya. Tercatat ekspor pada Maret 2024 naik 7,26 persen dibanding Februari 2024.
"Ekspor Maret 2024 mencapai US$43,28 juta, naik 7,26 persen dibanding bulan sebelumnya. Jika dibanding Maret 2023, nilai ekspor naik sebesar 3,96 persen," ungkap Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, Jumat (3/5/2024).
Komoditas utama ekspor dari DIY pada Maret 2024 adalah pakaian jadi bukan rajutan, disusul perabot, penerangan rumah, dan barang-barang dari kulit.
1. Ekspor menurut negara tujuan dan komoditas
Herum mengungkapkan ekspor terbesar dari DIY ke Amerika Serikat mencapai US$16,77 juta, kemudian Jepang sebesar US$5,03 juta, dan Jerman sebesar US$3,32 juta. Sementara untuk komoditas utama ekspor dari DIY Maret 2024 adalah pakaian jadi bukan rajutan mencapai US$17,72 juta, perabot, penerangan rumah US$5,61 juta, dan barang-barang dari kulit US$4,07 juta.
"Ekspor menurut sektor, pada Maret 2024 pertanian dan industri pengolahan masing-masing US$0,39 juta dan US$42,89 juta. Sementara itu, pada Februari 2024 nilai ekspor masing-masing sektor tersebut mencapai US$0,10 juta dan US$40,25 juta," ujar Herum.
2. Gelaran pameran internasional tarik pembeli
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta (Disperindag DIY), Syam Arjayanti mengatakan kondisi ekspor di DIY masih naik turun. Meski begitu, dikatakan Syam dengan gelaran pameran internasional, bisa menarik para pembeli dari mancanegara.
"Kalau kita mengikuti event pameran internasional kemarin, itu sudah mulai menggeliat. Bahkan mungkin beberapa IKM (Industri Kecil Menengah) sudah bangkit," ungkap Syam.
Baca Juga: PT KCI Buka Peluang Rute KRL Jogja-Solo Diperpanjang hingga Madiun
3. Dorong ambil pasar dalam negeri
Syam mengatakan kondisi global saat ini juga sangat berpengaruh pada pasar ekspor. Terutama untuk pasar di Eropa yang merupakan pasar utama ekspor di DIY. Meski begitu, pihaknya mendorong untuk merambah pasar dalam negeri.
"Beberapa industri kita selain mencari buyer dari luar negeri, sudah melirik di dalam negeri. Jadi pemasaran di dalam negeri ini juga mulai digencarkan juga, karena juga ada potensi lebih banyak di dalam negeri," ungkap Syam.
Baca Juga: 12 Agenda Wisata Jogja Mei 2024, Festival Buku hingga Dangdutan