Kowani Dorong Perempuan Paham Hak-haknya untuk Hindari Kekerasan

Edukasi terhadap perempuan ditingkatkan

Intinya Sih...

  • Kowani meluncurkan buku 'Potret Kekerasan Terhadap Perempuan' untuk meningkatkan pemahaman hak-hak perempuan dan mencegah kekerasan terhadap mereka.
  • Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, menyebut banyak perempuan di Indonesia belum memahami hak-hak perlindungan mereka dan aturan yang berlaku.
  • Kowani memiliki program sosialisasi dan edukasi untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan, serta memperkuat peran mereka dalam masyarakat.

Yogyakarta, IDN Times - Kongres Wanita Indonesia (Kowani) meluncurkan buku 'Potret Kekerasan Terhadap Perempuan, Antara Kebijakan dan Kenyataan: Sebuah Catatan Lapangan', di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama, Rabu (24/4/2024). Melalui buku ini diharapkan perempuan semakin mengetahui hak-haknya, dan terhindar dari kekerasan.

Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, mengatakan banyak perempuan di Indonesia yang belum mengetahui hak-haknya, perlindungan perempuan, lebih lagi hubungan antara aturan yang dikeluarkan pemerintah dengan kebijakan perundang-undangan, maupun aturan lainnya. Melalui buku 'Potret Kekerasan Terhadap Perempuan, Antara Kebijakan dan Kenyataan: Sebuah Catatan Lapangan dari WIC' diharap perempuan semakin paham.

"Belum semua mengerti dan memahami. Kenyataan kebijakan, aturan berbeda dengan pelaksanaan di lapangan. Ini yang perlu diketahui perempuan di Indonesia, untuk mengetahui hak-hak perlindungannya," kata Giwo di sela kegiatan Yayasan Hari Ibu (YHI) Kowani Peringatan Hari Kartini dengan tema Spirit Kartini: Bangga Berbudaya, di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama, Rabu (24/4/2024).

1. Upaya Kowani menekan angka kekerasan terhadap perempuan

Kowani Dorong Perempuan Paham Hak-haknya untuk Hindari KekerasanKegiatan Yayasan Hari Ibu (YHI) Kowani Peringatan Hari Kartini dengan tema Spirit Kartini: Bangga Berbudaya, di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama, Rabu (24/4/2024). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Giwo juga menyebut Kowani memiliki berbagai program agar perempuan terhindar dari tindak kekerasan. Kowani berupaya memberikan sosialisasi, edukasi kaitannya kebijakan, undang-undang maupun aturan yang menyangkut perlindungan terhadap perempuan.

"Setidaknya mereka memahami, kekerasan dalam rumah tangga bukan jadi suatu hal yang biasa. Masih ada yang menganggap suatu aib yang gak bisa dilaporkan atau disampaikan ke masyarakat. Kekerasan verbal juga masuk dalam KDRT. Perempuan harus terhindar dari kekerasan tersebut," ungkap Giwo.

2. Kasus kekerasan terhadap perempuan masih tinggi

Kowani Dorong Perempuan Paham Hak-haknya untuk Hindari KekerasanKetua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Disebut Giwo pada kenyataannya KDRT bukan hanya terjadi di Indonesia, bahkan negara ASEAN masih tinggi. Untuk menghindari kekerasan tersebut, Giwo menyebut perlu adanya edukasi atau pencerdasan terhadap perempuan.

"Berikan kemampuan, peningkatan diri dengan mandiri secara ekonomi, pendidikan terus ditingkatkan. Meningkatkan kualitas diri, banyak komunikasi," ungkapnya.

Jika perempuan lemah, menurutnya akan sulit juga untuk mendidik anak, membesarkan anak. Sehingga perempuan harus kuat, untuk menyiapkan generasi penerus. "Perempuan harus kuat, sehat, berpendidikan kalau bisa bisa berpendidikan tinggi, tidak mengenal batas umur," ucap Giwo.

Baca Juga: Mandala Bhakti Wanitatama, Pengingat Pergerakan Perempuan

3. Diharap perempuan sadar jika jadi korban kekerasan

Kowani Dorong Perempuan Paham Hak-haknya untuk Hindari KekerasanPenulis buku Potret Kekerasan Terhadap Perempuan, Antara Kebijakan dan Kenyataan: Sebuah Catatan Lapangan, Ratih Hidayah Nur. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Diketahui buku 'Potret Kekerasan Terhadap Perempuan, Antara Kebijakan dan Kenyataan: Sebuah Catatan Lapangan', ditulis oleh Budi Wahyuni dan Ratih Hidayah Nur. Ratih menyebut buku sekitar 100-an halaman ini berisi kisah para perempuan penyintas kekerasan.

"Setiap narasinya ada profil dan pembelajaran. Jadi supaya kalau misal kita sendiri kadang gak sadar mengalami KDRT, dengan membacanya tahu, oh saya ini korban kekerasan, atau tahu orang di sekitar kita korban. Jadi bisa cepat-cepat mencari bantuan," ujarnya.

Dalam peringatan Hari Kartini kali ini juga, selain peluncuran buku, juga dilakukan peresmian masjid Wanitatama. Masjid ini juga digagas oleh para wanita.

Baca Juga: Sepak Terjang Kartini Bumi Pelindung Lingkungan

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya